Sejak Kudeta, Myanmar Telah Impor Senjata Senilai Rp14,8 Triliun

Rusia dan China menjadi pemasok terbesar militer Myanmar

Jakarta, IDN Times - Rezim militer Myanmar telah membeli senjata dan bahan mentah persenjataan senilai lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp14,8 triliun) sejak menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada Februari 2021.

Rusia, China, Singapura, India, dan Thailand adalah pemasok utama militer, menurut penyelidikan yang dipimpin oleh Tom Andrews yang merupakan pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Myanmar.

Senjata yang diimpor diyakini digunakan untuk menumpas segala pemberontakan oleh masyarakat sipil Myanmar, demikian tertuang dalam laporan PBB dalam 10 bulan terakhir. 

1. Militer Myanmar telah mengimpor jet tempur, drone, hingga komponen untuk kapal

Sejak Kudeta, Myanmar Telah Impor Senjata Senilai Rp14,8 Triliunilustrasi tentara (pixabay.com/WikiImages)

Pasokan senjata menuju militer Myanmar dikabarkan berjalan dengan lancar. Myanmar sendiri telah mendapatkan sanksi dari sejumlah negara terkait penghentian pasokan senjata.

“Senjata-senjata ini, dan bahan-bahan untuk membuatnya lebih banyak lagi, terus mengalir tanpa gangguan ke militer Myanmar meskipun ada banyak bukti penyalahgunaan atas kejahatan,” kata laporan itu, dilansir Al Jazeera.

Laporan itu mengidentifikasi lebih dari 12.500 pembelian  atau pengiriman tercatat langsung ke militer Myanmar. 

“Keragaman dan volume barang yang diberikan kepada militer Myanmar sejak kudeta sangat mencengangkan,” tambah laporan itu.

Militer telah menerima pengiriman senjata seperti jet tempur hingga drone, peralatan komunikasi, dan komponen untuk kapal angkatan laut.

Baca Juga: Rusia Angkat Bicara soal Kondisi Myanmar 

2. Rusia dan China menjadi pemasok utama persenjataan ke Myanmar

Sejak Kudeta, Myanmar Telah Impor Senjata Senilai Rp14,8 Triliunbendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Laporan juga mengidentifikasi jaringan dan perusahaan utama yang terlibat transaksi terkait militer Myanmar. Rusia dan China pada 2022-2023 menjadi pemasok utama sistem senjata canggih untuk militer Myanmar.

Rusia menyumbang sekitar 406 juta dolar AS dan China sekitar 267 juta dolar AS. Jika dirupiahkan, angka tersebut setara Rp6,03 triliun dan Rp3,9 triliun. 

Persenjataan yang dipasok oleh Rusia berupa jet tempur, sistem rudal canggih, dan drone serang. Sementara itu, China menyediakan jet latih canggih, pesawat serang ringan, dan bahan baku senjata.

3. Situasi keamanan di Myanmar tak kunjung membaik

Sejak Kudeta, Myanmar Telah Impor Senjata Senilai Rp14,8 Triliunilustrasi tentara (pixabay.com/Danielhadmanphotography)

Myanmar mengalami kudeta sejak awal 2021 lalu yang memicu protes massal. Hal tersebut memicu perlawanan bersenjata dari kelompok etnis bersenjata yang telah lama berperang melawan militer bergabung, dengan apa yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF). 

PDF memiliki satu pandangan dengan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang didirikan oleh legislator yang disingkirkan melalui kudeta dan pihak lain yang menentang kekuasaan militer.

PBB dan kelompok hak asasi menuduh militer melakukan pelanggaran kemanusiaan sebagai upaya menekan oposisi. PBB mengatakan, beberapa insiden dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Baca Juga: Korban Tewas Topan Mocha di Myanmar Jadi 81 Orang 

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya