Serangan Udara Rusia di Suriah Tewaskan 7 Orang, Termasuk Anak-anak

Hampir setengah juta warga sipil tewas sejak Maret 2011

Jakarta, IDN Times - Serangan udara Rusia di wilayah Idlib yang dikuasai kelompok pemberontak Suriah menewaskan tujuh orang pada Jumat (22/7/2022), dilansir The Washington Post. Menurut Syrian Observatory for Human Rights, empat di antara para korban yang tewas merupakan anak-anak. 

Semua anak-anak yang tewas dalam serangan tersebut berusia 10 tahun. Enam diantara tujuh korban tersebut dipastikan merupakan warga sipil yang tak ada kaitannya dengan kelompok pemberontak yang diperangi Rusia. 

Baca Juga: Milisi Suriah-AS Menculik Pemuda di Barat Hasaka, Suriah

1. Jumlah penduduk sipil Suriah yang tewas akibat serangan Rusia berpotensi bertambah

Serangan Udara Rusia di Suriah Tewaskan 7 Orang, Termasuk Anak-anakilustrasi bendera Suriah (pixabay.com/David_Peterson)

Syrian Observatory for Human Rights mengatakan pihaknya mengonfirmasi para korban yang tewas akibat serangan tersebut, dilansir The Moscow Times. Empat anak yang menjadi korban diketahui merupakan kakak-beradik.

Ada pula dua korban pria lainnya yang berhasil diidentifikasi. Sayangnya, masih ada satu korban tewas yang belum berhasil diidentifikasi akibat serangan tersebut. 

Organisasi tersebut juga menambahkan masih banyak perempuan dan anak-anak yang masih berada di bawah reruntuhan. Proses evakuasi dikabarkan masih berlangsung sehingga jumlah korban tewas berpotensi untuk bertambah.

Baca Juga: Kembali Mengungsi Pascaserangan, Warga Suriah di Idlib Butuh Bantuan 

2. Wilayah Idlib merupakan pertempuran terakhir antara rezim Suriah dan kelompok pemberontak

Serangan Udara Rusia di Suriah Tewaskan 7 Orang, Termasuk Anak-anakIlustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Para korban sebagian besar pengungsi Suriah dari Provinsi Hama. Alih-alih mendapatkan perlindungan, mereka malah menjadi korban serangan Rusia di wilayah Idib. 

Rusia adalah pendukung utama rezim Presiden Bashar al-Assad. Dengan dukungan Rusia dan Iran, Pemerintah Rusia merebut kembali sebagian besar tanah yang hilang pada tahap awal konflik.

Konflik dikabarkan meletus pada 2011 ketika Pemerintah Rusia secara brutal menindas para demonstran pro-demokrasi, dilansir RFI dari AFP.

Para pemberontak atau kelompok oposisi bersenjata terhadap rezim Suriah saat ini sebagian besar berada di Provinsi Idlib. Sebagian pemberontak lainnya dikabarkan juga berada provinsi tetangga Aleppo, Hama dan Latakia.

Hayat Tahrir al-Sham merupakan kelompok yang dominan di wilayah Idlib. Adapula beberapa kelompok pemberontak lainnya yang masih beroperasi di wilayah tersebut yang diisukan mendapatkan dukungan dari Turkiye. 

3. Setengah juta warga sipil tewas akibat perang saudara

Serangan Udara Rusia di Suriah Tewaskan 7 Orang, Termasuk Anak-anakIlustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Permasalahan di Suriah memang kompleks dengan semakin banyak korban tewas dari warga sipil. Rezim Bashar al-Assad memang tak segan-segan dalam mengorbankan warganya demi mempertahankan kekuasaan. 

Menurut data yang dihimpun Office of the High Commissioner for Human Rights (OHCHR), selama periode Maret 2011 hingga Maret 2021, diperkirakan setidaknya ada 306.887 warga sipil tewas. Ada pula laporan yang menyebutkan warga sipil Suriah yang tewas mencapai setengah juta jiwa. 

Peran Rusia dan Iran juga signifikan terkait banyaknya korban tewas dari kalangan warga sipil. Sebagai imbalannya, rezim Bashar al-Assad telah menjadi negara yang paling loyal dalam mendukung politik luar negeri Rusia dan Iran, termasuk keputusan mengakui Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk yang didukung Kremlin.

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya