Balas Dendam, Tiongkok Jatuhkan Sanksi Terhadap 11 Warga AS

Beberapa di antaranya adalah pejabat pemerintahan

Beijing, IDN Times -  Pada Jumat (07/07) lalu, AS menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap 11 pejabat Hong Kong karena dianggap melanggar hak otonomi yang dimiliki oleh Hong Kong. Carrie Lam selaku Kepala Eksekutif Hong Kong yang terkena sanksi mengatakan bahwa mereka tidak takut akan gertakan ini. Tiga hari setelah AS mengeluarkan kebijakan tersebut, Tiongkok segera membalas hal yang sama.

Sebanyak 11 pejabat pemerintahan maupun organisasi non pemerintah AS dikenai sanksi oleh Tiongkok. Tiongkok menyatakan bahwa kesebelas orang ini mengintervensi politik dalam negeri Tiongkok sehingga layak untuk diberikan sanksi. Walaupun menargetkan petinggi pemerintahan, tidak ada anggota pemerintahan Trump yang masuk ke dalam daftar sanksi tersebut.

1. Merupakan aksi balas dendam

Balas Dendam, Tiongkok Jatuhkan Sanksi Terhadap 11 Warga ASCarrie Lam, Kepala Eksekutif Hong Kong yang dikenai sanksi oleh AS beberapa waktu lalu. Instagram.com/carrielam.hksar.

Selain Lam, sanksi yang diberikan AS juga menargetkan 5 pejabat resmi Hong Kong, termasuk hakim, kepala keamanan, kepala urusan daratan Tiongkok, kepala polisi, serta direktur kantor kepala eksekutif. Di bawah  pengawasan US Treasury Department’s Office of Foreign Assets Control, aset kesebelasnya yang ada di AS akan diblokir dan tidak dapat berbisnis lagi dengan warga AS. Walaupun banyak dari mereka yang tidak ambil pusing dan tidak takut akan sanksi ini, pengamat ekonomi menuturkan kemungkinan yang lebih buruk masih dapat terjadi.

"Skenario terburuk yang dapat terjadi adalah semua bank di AS memblokir akun mereka dan tidak memberikan kesempatan untuk membuka rekening baru. Bank di luar AS juga dapat melakukan hal tersebut demi menghindari masalah", sebut Terence Chong Tai-leung, ekonom di Chinese University. Pendapat yang sama juga dituturkan oleh Andy Kwan Cheuk-chiu selaku Direktur ACE Centre for Bussiness and Economic Research. Dilaporkan oleh South China Morning Post, ia mengatakan bahwa sanksi kedua yang menargetkan bank di luar AS dapat diberlakukan dan  bukan berarti mereka akan baik-baik saja selama tidak memiliki aset di AS.

Menanggapi segala sanksi yang diberlakukan AS, pernyataan resmi dikeluarkan oleh Zhao Lijian selaku Menteri Hubungan Luar Negeri Tiongkok. "Menanggapi perilaku AS, Tiongkok telah memutuskan untuk menjatuhkan sanksi pada individu yang berperilaku buruk pada isu-isu Hong Kong", sebut Zhao pada briefing harian Senin (10/08) ini.

2. Jatuhkan sanksi karena dianggap mengintervensi politik dalam negeri Tiongkok

Balas Dendam, Tiongkok Jatuhkan Sanksi Terhadap 11 Warga ASChris Smith selaku repsentatif AS untuk kongres distrik keempat New Jersey yang dikenai sanksi oleh Tiongkok atas intervensinya terhadap politik dalam negeri Tiongkok. Twitter.com/RepChrisSmith.

Dilansir dari ABC News, Zhao mengatakan bahwa kebijakan ini diambil karena adanya intervensi mengenai isu Hong Kong, terlalu ikut campur dalam urusan dalam negeri Tiongkok, dan adanya violasi terhadap hukum internasional serta norma hubungan internasional. Kesebelas warga AS yang menerima sanksi Tiongkok adalah sebagai berikut:

  • Senator Josh Hawley, Tom Cotton, Pat Toomey,
  • Chris Smith selaku perwakilan AS 
  • Carl Gershman selaku Presiden National Endowment for Democracy
  • Derek Mitchell selaku Presiden National Democratic Institute
  • Daniel Twining selaku Presiden International Republican Institute
  • Kenneth Roth selaku Direktur Eksekutif Human Rights Watch
  • Michael Abramowitz selaku Presiden Freedom House
  • Senator Ted Cruz dan Marco Rubio yang sebelumnya sudah menerima sanksi akibat melakukan intervensi terhadap isu Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang pada bulan lalu

Hingga saat ini, Zhao belum memberitahu pasti bentuk sanksi yang diberikan kepada kesebelas orang tersebut. Walaupun begitu, Zhao meminta AS untuk memperbaiki kesalahan dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

3. The Five Eyes beri peringatan

Balas Dendam, Tiongkok Jatuhkan Sanksi Terhadap 11 Warga ASTrump pada 14 Juli menandatangani undang-undang terkait sanksi kepada pejabat Tiongkok yang bertanggung jawab atas perbedaan pendapat politik di Hong Kong. Instagram.com/realdonaldtrump.

Ketegangan antar kedua negara membuat The Five Eyes, organisasi intelijen gabungan asal AS, Inggris, Kanada, Australia, dan New Zealand menyampaikan surat terbuka kepada pemerintah Hong Kong terkait pemilihan legislatif mendatang. Surat yang disampaikan pada Senin (10/08) ini berisikan kritik mengenai pengunduran pemilihan legislatif hingga tahun 2021 dan diskualifikasi kandidat yang pro-demokrasi. "Tiongkok telah menjanjikan otonomi dan kebebasan dalam prinsip 'satu negara dengan dua sistem' kepada Hong Kong dalam perjanjian yang terdaftar di PBB. Tiongkok seharusnya melaksanakan komitmennya", tulis The Five Eyes dalam surat tersebut.

Ben Bland, seorang analis dari Lowy Institue mengemukakan pendapatnya mengenai surat yang dikeluarkan badan intelijen tersebut. Menurutnya, keputusan The Five Eyes untuk mengecam pemerintah Tiongkok dan Hong Kong membuatnya keluar dari fungsi utamanya untuk berbagi informasi intelijen. Mengutip dari Financial Times, Bland mengatakan bahwa seiring dengan menegangnya hubungan AS-Tiongkok, aliansi badan intelijen ini semakin terlihat sebagai sebuah persatuan yang mengkritisi pelanggaran di Hong Kong.

Baca Juga: Taiwan Sebut Tiongkok Ingin Jadikan Mereka The Next Hong Kong

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya