Presiden Zimbabwe Anggap Perjuangan HAM Sebagai Aksi Terorisme

Aksi #ZimbabweanLivesMatter mendapat sorotan dunia

Harare, IDN Times - Zimbabwe sudah sejak lama mengalami krisis di berbagai bidang. Adanya COVID-19 semakin memperburuk krisis di negara bekas koloni Inggris tersebut, dimana tenaga medis tidak mendapatkan gaji yang cukup, alat kesehatan tidak memadai, serta banyaknya ibu hamil dan janin yang meninggal. Selain itu, France24 juga melaporkan bahwa prospek ekonomi Zimbabwe sangatlah mengkhawatirkan. Hiperinflasi diprediksi mencapai 737 persen, menjadikannya sebagai negara ke-2 dengan inflasi tertinggi. 

Masyarakat Zimbabwe segera menyuarakan keresahannya setelah bertahun-tahun berada di bawah pemerintahan yang korup dan melanggar HAM. Setelah aksi #blacklivesmatter yang memperjuangkan hak-hak kulit hitam di AS mendapat sorotan dunia, masyarakat Zimbabwe mengambil kesempatan ini dan melakukan gerakan sejenis yang dinamai #Zimbabweanlivesmatter. Tidak lama setelah itu, Presiden Emmerson Mnangagwa segera memberikan pernyataan mengenai gerakan ini. Menurutnya, gerakan ini adalah bagian dari aksi teroris yang ingin mengguncang kestabilan negara yang ia pimpin.

1. Didukung berbagai kalangan

Presiden Zimbabwe Anggap Perjuangan HAM Sebagai Aksi TerorismeSalah satu aktivis yang mengenakan bendera Zimbabwe sebagai jubah sebagai bentuk kampanye #Zimbabweanlivesmatter. Twitter.com/NuttyRue17

Gerakan yang disebarkan melalui sosial media ini mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan. Selebriti seperti rapper Ice Cube, AKA, Thandie Newton, dan Peral Thusi turut menunjukkan dukungan mereka terhadap gerakan ini. Tidak hanya itu, seorang jurnalis internasional, Hopewell Chin'ono juga berpartisipasi aktif memperjuangkan HAM di Zimbabwe. Baru-baru ini, ia dipenjara akibat melakukan protes terhadap pemerintah pada 31 Juli lalu.

Kampanye global ini juga menarik perhatian Julius Malema, seorang politikus Afrika Selatan. Malema mengancam akan menutup kantor perwakilan Zimbabwe di Pretoria bila HAM masih belum ditegakkan di negara tersebut. "Jika tetap tidak menegakkan HAM, pemerintah Zimbabwe akan dilarang untuk berpartisipasi dalam segala pertemuan di Afrika Selatan. Hal ini akan terus berlaku hingga mereka (pemerintah) menghormati masyarakat biasa", tulisnya di Twitter.

2. Gerakan tersebut dianggap ganggu kestabilan negara

Presiden Zimbabwe Anggap Perjuangan HAM Sebagai Aksi TerorismePembelian 5000 motor oleh Presiden Mnangagwa untuk para petani di tengah krisis COVID-19. Kebijakan ini menuai protes dari masyarakat. Twitter.com/edmnangagwa

Tanggapan Presiden Mnangagwa mengenai kegiatan aktivis HAM Zimbabwe menuai pandangan negatif berbagai pihak. Ia mengatakan bahwa gerakan ini sangatlah destruktif dan merupakan aksi oposisi untuk menganggu kestabilan negaranya. "Siapapun yang mempromosikan kebencian dan ketidakharmonisan tidak akan pernah menang. Orang yang mencoba untuk memecah dan melemahkan kita akan hilang. Kebaikan akan menang atas kejahatan", sebutnya pada Selasa (04/08) lalu.

Tidak hanya memberikan tanggapan, Presiden Mnangagwa juga memberikan berbagai alasan mengenai banyaknya masalah di era pemerintahannya. Menurutnya, ia mengalami banyak rintangan setelah meneruskan jabatan yang tadinya dipegang oleh Robert Mugabe.

Mugabe yang dianggap oleh sebagian besar orang sebagai pahlawan yang membebaskan Zimbabwe dari kolonialisme Inggris ternyata tidak menjalankan pemerintahan dengan baik. Pada era pemerintahannya, Zimbabwe mengalami masalah ekonomi, korupsi besar-besaran, dan pelanggaran HAM. Dilansir dari CNN, Presiden Mnangagwa berjanji akan mengatasi warisan krisis era Mugabe dan menyingkirkan pihak-pihak yang mencoba merusak stabilitas negaranya.

Walaupun pernyataan Presiden Mnangagwa terkesan positif dan optimistik, tindakkannya menunjukkan hal yang berbeda. Pada bulan Juli lalu, Jacob Ngarivhume yang merupakan dalang dari protes aksi memerangi korupsi ditangkap oleh kepolisian setempat. Tidak hanya ditangkap, Ngarivhume juga akan dikenakan hukuman dan menjalankan proses hukum di pengadilan.

3. Militer dapat hilang kepercayaan terhadap pemerintahan Mnangagwa

Presiden Zimbabwe Anggap Perjuangan HAM Sebagai Aksi TerorismePresiden Republik Zimbabwe, Emmerson Dambudzo Mnangagwa. instagram.com/presidentmnangagwa

Presiden Mnangagwa yang tidak menerima kritik masyarakat berpotensi membuat pihak militer berpaling darinya. Jonathan Moyo, mantan menteri pada pemerintahan Mugabe mengatakan bahwa Mnangagwa tidak berada dalam posisi yang aman. "Mnangagwa bisa saja telah kehilangan kepercayaan dan dukungan militer", sebutnya seperti yang dilaporkan BBC.

Militer tampaknya mulai memainkan peran yang lebih menonjol pada pemerintahan. Pada November 2017, militer menggulingkan pemerintahan Mugabe yang hampir berjalan selama 30 tahun lamanya. Militer pun mengangkat Mnangagwa sebagai presiden, dengan harapan adanya perubahan di negara tersebut. Jika kepercayaan tersebut patah, tidak menutup kemungkinan militer akan mengudeta Mnangagwa.

Tidak hanya militer, masyarakat Zimbabwe juga berpotensi mencopot jabatan presiden dari Mnangagwa. Nic Cheeseman, seorang profesor demokrasi dan pembangunan internasional Universitas Brimingham mengatakan bahwa masyarakat Zimbabwe cukup kuat untuk menggulingkan pemerintahan Mnangagwa. "Namun, hal yang sulit adalah memastikan semua orang paham dan mengajak mereka untuk bergerak di waktu yang bersamaan, mengingat pemerintahan Zimbabwe yang brutal dan tidak  menghormati supremasi hukum", ucapnya kepada France24.

Baca Juga: Menkes Zimbabwe Ditahan karena Korupsi Pembelian Rapid Test Kit Corona

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya