Rendahkan Wanita, Iklan Penghapus Makeup Tiongkok Tuai Kontroversi

Bukan kali pertama

Beijing, IDN Times - PurCotton, perusahaan yang menjual produk kapas sehari-hari di Tiongkok menuai kontroversi setelah membuat iklan yang bertujuan untuk mempromosikan salah satu produknya, yakni kapas penghapus riasan wajah. Iklan berdurasi 26 detik tersebut dianggap mengandung unsur seksisme dan memojokkan wanita korban kekerasan seksual. Tidak butuh waktu lama hingga iklan tersebut menjadi viral di sosial media Tiongkok.

Kejadian ini bukanlah kejadian pertama yang menuduh perusahaan di Tiongkok melakukan tindakan seksisme. Pada tahun sebelumnya, RT-Mart, turut menuai kritik berbagai pihak setelah memberi label 'busuk dan mengerikan' pada pakaian wanita berukuran XXL dan memberi label 'cantik' pada ukuran S dan M.

1. Iklan berkonotasi bahwa riasan wajah perempuan menjadi pemicu kekerasan seksual

Rendahkan Wanita, Iklan Penghapus Makeup Tiongkok Tuai KontroversiIlustrasi perempuan mengenakan riasan wajah. Pexels/Sean Patrick.

Iklan yang menjadi perbincangan masyarakat Tiongkok ini memperlihatkan seorang wanita yang sedang berjalan di jalan gelap seorang diri dan diikuti oleh pria yang mengenakan masker. Ketika pria bermasker mencoba untuk mendekati si wanita, wanita tersebut segera menghapus riasan di wajahnya menggunakan produk PurCotton untuk menakuti pria bermasker dengan wajah tanpa riasannya.

Setelah menghapus riasan, wajah wanita tersebut berubah menjadi wajah pria. Ketika pria bermasker melihatnya tanpa riasan, pria tersebut langsung kabur, diikuti dengan tulisan 'muntah' dalam bahasa Mandarin di layar iklan.

2. Beberapa pihak mengusulkan boikot produk PurCotton

Rendahkan Wanita, Iklan Penghapus Makeup Tiongkok Tuai KontroversiToko Purcotton di Garden City Center. Sumber: Wikimedia/PFWOuoh

Mengutip dari situs berita Global Times, berbagai pengguna sosial media di Tiongkok berpendapat bahwa iklan tersebut memojokkan wanita dari berbagai sisi. "Iklan ini mengandung perdebatan di dalamnya, termasuk bias terhadap riasan wajah, menggunakan masalah serius sebagai hiburan, serta kebencian terhadap wanita", ucap Luo Ruixuie, salah satu anggota Women Awakening Network.

Beberapa orang juga berpendapat bahwa iklan ini menggunakan isu penting mengenai keamanan perempuan sebagai sisi kreatif dari sebuah iklan dan mengobjektifikasi perempuan. "PurCotton menggunakan apa yang paling ditakutkan oleh perempuan sebagai iklan, hal ini diluar pemahaman dan tidak dapat diterima", jelas salah satu pengguna sosial media Tiongkok.

Perusahaan yang memproduksi berbagai kapas penghapus riasan wajah dan pembalut wanita ini berada dalam bahaya besar. Adanya amarah publik, terutama wanita, dan ancaman untuk memboikot produk PurCotton membuat perusahaan yang berdiri sejak tahun 2009 ini terancam untuk kehilangan konsmen utamanya.

Baca Juga: Bare Face, 10 Artis Ini Berani Unggah Foto Dirinya Tanpa Makeup 

3. PurCotton sampaikan permintaan maaf melalui sosial media

Rendahkan Wanita, Iklan Penghapus Makeup Tiongkok Tuai KontroversiTisu, salah satu produk PurCotton. Sumber: purcotton.net.

Dalam menanggapi kontroversi ini, PurCotton mengatakan bahwa iklan tersebut merupakan cara kreatif untuk mempromosikan fungsi pembersih dari produknya. Namun, setelah rencana boikot produk PurCotton semakin meluas, perusahaan tersebut memutuskan untuk menghapus iklan dari akun sosial media mereka dan meminta maaf pada Jumat (08/01) lalu.

PurCotton melalui postingannya di Weibo menjelaskan bahwa mereka telah membentuk tim untuk meminta pertanggungjawaban pihak terkait atas masalah tersebut. Melalui surat permintaan maafnya, PurCotton juga berjanji akan meningkatkan kualitas produksi konten dan melakukan peninjauan agar insiden serupa tidak terjadi lagi. Pada Senin (11/01) lalu, PurCotton kembali meminta maaf untuk kedua kalinya melalui Weibo.

Baca Juga: 5 Film Klasik Terbaik yang Mengandung Kontroversi Menohok, Apa Saja?

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya