Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di Tiongkok

Belum ada bukti transmisi melalui makanan

Shenzhen, IDN Times - Kantor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Shenzhen melaporkan bahwa tes COVID-19 terhadap sampel sayap ayam beku asal Brazil menunjukkan hasil positif. Tidak lama setelah itu, pihak berwenang di Tiongkok segera melakukan inspeksi terhadap berbagai makanan beku impor. WHO melaporkan bahwa dari ratusan sampel, kurang dari 10 yang menunjukkan hasil negatif.

Kementerian Pertanian Brazil mengaku bahwa pemerintah Tiongkok belum memberitahu berita ini secara resmi kepada mereka. Di lain sisi, The Brazilian Association of Animal Protein (ABPA) sedang melakukan analisa terhadap insiden sayap ayam yang terpapar COVID-19. "Hingga saat ini, masih belum jelas kapan kemasan sayap ayam terpapar virus, apakah saat ekspor atau bukan", sebut ABPA seperti yang diberitakan CNN.

1. Bukan kejadian pertama yang dialami Tiongkok

Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di TiongkokIlustrasi udang beku. Unsplash/Arinaertman.

Berita terkontaminasinya sayap ayam ini muncul sehari setelah berita ditemukannya COVID-19 pada kemasan udang beku asal Ekuador di restoran Provinsi Anhui beredar. Sejak bulan Juni lalu, otoritas Tiongkok meningkatkan inspeksi terhadap daging dan makanan laut impor, mengingat COVID-19 di Beijing bermula dari pasar makanan grosir terbesar di kota tersebut. Selain itu, peningkatan kasus baru di Provinsi Liaoning pada bulan Juli lalu juga dikaitkan dengan perusahaan yang memproses makanan laut domestik maupun impor.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pemrosesan maupun standar kebersihan yang dijalankan oleh pasar tradisional Tiongkok. South China Morning Post menyebutkan bahwa Komisi Kesehatan Nasional telah mengeluarkan panduan mengenai perlindungan pribadi di tempat perbelanjaan makanan laut pada Rabu (12/08) lalu. Imbauan ini mencakup pemantauan kebersihan maupun kesehatan di pasar tradisional, standar sanitasi di tempat umum, peningkatan kebersihan pribadi, dan prosedur darurat.

Adanya berita ini selama berbulan-bulan membuat publik dilanda kekhawatiran akan keamanan makanan beku yang diimpor. Otoritas kesehatan Tiongkok telah berulang kali mengingatkan publik untuk berhati-hati ketika membeli daging maupun makanan laut beku impor. Walaupun begitu, masih banyak masyarakat yang meminta pemerintah untuk melarang masuknya makanan beku impor.

2. Kasus di Selandia Baru juga diduga berasal dari makanan beku

Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di TiongkokIlustrasi berbelanja makanan beku di pasar swalayan. Pexels/Gustavo Fring

Tidak hanya di Tiongkok, peningkatan kasus COVID-19 di Selandia Baru juga dikaitkan dengan kemasan makanan beku yang terkontaminasi virus. Selandia Baru sendiri telah bebas dari transmisi komunitas selama 102 hari hingga wabah secara tiba-tiba kembali muncul di Auckland. Warga pertama yang teridentifikasi positif COVID-19 adalah seorang laki-laki yang kemudian menularkan virus ke anggota keluarganya. Pada Kamis (13/08) kemarin, terhitung terdapat 17 warga yang dinyatakan positif.

Munculnya wabah yang tidak diketahui asalnya ini mulai mendapatkan titik terang. Laki-laki pertama yang terinfeksi diketahui bekerja di fasilitas yang dioperasikan oleh Americold. Fasilitas ini menyimpan barang dalam suhu tertentu, sehingga pihak berwenang mencurigai bahwa laki-laki ini terpapar karena menangani kemasan makanan beku impor ketika sedang bekerja. Majalah Forbes menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum ada laporan mengenai terbuktinya makanan beku di Selandia Baru sebagai sumber penyebaran wabah.

3. Makanan beku belum terbukti menularkan virus

Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di TiongkokIlustrasi mencuci tangan menggunakan air mengalir. Unsplash/CDC.

Walaupun publik mengkhawatirkan isu ini, baik WHO maupun ahli epidemiologi lainnnya mengatakan bahwa risiko makanan menularkan COVID-19 sangatlah rendah. "Selama pandemi berlangsung, banyak produk yang telah dikirimkan ke seluruh penjuru dunia. Jika memang COVID-19 mudah menyebar melalui permukaan benda, maka akan banyak laporan mengenai supir truk yang dinyatakan positif.

Fakta telah menunjukkan bahwa permukaan benda bukanlah transmisi utama", jelas Caitlin Howell selaku ahli kimia dan biomedis di Universitas Maine kepada Business Insider. Seperti yang telah dijelaskan oleh berbagai ahli kesehatan, COVID-19 lebih mudah ditularkan melalui tetesan udara cairan penderita (bersin, batuk) dibandingkan dengan permukaan suatu benda. 

Seorang ahli epidemiologi asal Universitas Carolina Utara, Rachel Graham mengatakan bahwa resiko terpapar COVID-19 dari barang yang ada di tempat berbelanja jauh lebih tinggi dibandingkan melalui kemasan makanan beku. Beberapa tips di bawah dapat diterapkan untuk mencegah transmisi dari kemasan makanan:

  1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan
  2. Membersihkan kemasan makanan yang baru dipegang oleh orang lain
  3. Gunakan air bersih untuk mencuci sayur dan buah
  4. Memastikan permukaan dapur bersih dan steril
  5. Memasak makanan sampai benar-benar matang
  6. Simpan makanan dengan hati-hati dan dalam keadaan steril
  7. Mengikuti standar keamanan pangan

Howell juga menyebutkan bahwa untuk mengatasi isu ini, pabrik pengiriman barang harus menjalankan protokol kesehatan yang ketat, mewajibkan penggunaan masker, mencuci tangan, dan mengisolasi diri ketika sakit. "Pembeli juga harus melakukan hal yang sama dan menghindari menyentuh muka sampai mereka dapat mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan", tambahnya.

Baca Juga: Hati-hati Penularan COVID-19 Tanpa Kontak Fisik di Kantor!

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya