Setelah 45 Tahun, Belanda Kembalikan Keris Pangeran Diponegoro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Amsterdam, IDN Times - Pemerintah Belanda mengembalikan sebuah keris milik Pangeran Diponegoro setelah 45 tahun lalu gagal memenuhi janji untuk melakukannya. Dikutip The Guardian, keris tersebut diserahkan oleh Pangeran Diponegoro kepada Belanda setelah gagal memberontak pada 1830. Ketika itu, Belanda masih menjajah wilayah yang kemudian menjadi Indonesia.
Keris itu adalah satu dari sejumlah barang punya Pangeran Diponegoro yang dibawa Belanda dan sempat dijanjikan akan dikembalikan pada 1975. Belum sempat dipegang oleh Jakarta, keris yang sangat tak ternilai harganya itu justru menghilang di antara sejumlah arsip-arsip kebudayaan di Belanda.
1. Duta Besar Indonesia menerima keris peninggalan Pangeran Diponegoro
Penyerahan keris dipimpin oleh Menteri Kebudayaan Belanda Ingrid van Engelshoven. Ia membawanya ke kantor Kedutaan Besar Indonesia di The Hague pada minggu ini. Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja menerimanya. Selain itu, ada Direktur Museum Etnologi Stijn Schoonderwoerd yang turut hadir.
Museum di Leiden itu berperan besar dalam pencarian keris selama dua tahun. "Keris tersebut sangat penting bagi Indonesia. Diponegoro adalah pahlawan nasional kami. Benda Pangeran [Diponegoro] mengungkap statusnya," kata Fery Iswandy selaku attache budaya di Kedutaan Besar Indonesia.
2. Pangeran Diponegoro dijuluki sebagai pemberontak
Editor’s picks
Pangeran Diponegoro lahir di Jawa hingga diasingkan ke Sulawesi, lalu ke Makassar. Ia meninggal di usia 69 tahun. Pangeran Diponegoro sendiri dijuluki sebagai "pangeran pemberontak" oleh Belanda karena berusaha mengusir penjajah Eropa tersebut dari tanah Jawa selama lima tahun.
Namun, pada 28 Maret 1830, pemberontakannya gagal dan ia dilaporkan menyerahkan kerisnya kepada Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hendrik Merkus de Kock. Setahun kemudian, keris itu diberikan kepada anggota kabinet Raja William I sebagai bagian dari koleksi. Selanjutnya, Museum Etnologi mengambil alih benda berharga itu.
Baca Juga: Ketika Pangeran Diponegoro Embuskan Napas Terakhir di Makassar
3. Budayawan Belanda menduga negaranya enggan mengembalikan benda bersejarah kembali ke Indonesia
Pada 1949, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dan setuju untuk mengembalikan barang-barang milik Pangeran Diponegoro yang masih berada di Negeri Kincir Angin itu, termasuk dengan penandatanganan perjanjian budaya pada 1968. Tujuh tahun setelahnya, sadel dan tombak Pangeran Diponegoro dikembalikan, tapi tidak keris yang ternyata hilang itu.
Jos van Beurden, sejarawan dan budayawan, memandang insiden hilangnya keris itu selama berdekade-dekade bukan hanya karena masalah pengorganisasian, tetapi juga keengganan Belanda untuk mengembalikan harta benda bersejarah kepada Indonesia. "Namun, itu berubah sekarang di antara [pengurus] museum-museum," kata van Beurden. Setelah tiba di Jakarta, keris Pangeran Diponegoro akan dipamerkan di Museum Nasional.
Baca Juga: 6 Potret Makam Pangeran Diponegoro, Menengok Sejarah Perjuangan Bangsa
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.