Ditanya Soal Kim Jong-un, Trump: Dia Suka Meluncurkan Roket
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
London, IDN Times - Masalah nuklir Korea Utara kembali menjadi pembahasan setelah pemerintah di Pyongyang mengingatkan Amerika Serikat terkait tenggat waktu yang jatuh pada akhir tahun ini. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pun menanggapinya dengan santai.
Dikutip dari Reuters, ia mengaku masih percaya pada niat baik Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, terkait denuklirisasi. Namun, Trump mencatat bahwa dia "suka meluncurkan roket" seperti yang dilakukan pada minggu lalu.
1. Trump memanggilnya "Rocket Man"
"Oleh karena itu, saya memanggilnya Rocket Man," kata Trump saat ditemui para reporter di London, Inggris, menjelang pertemuan negara-negara anggota NATO. Julukan ini pertama kali digunakan Trump dalam sebuah cuitan untuk mencemooh Kim pada 2017 lalu.
Saat itu, Trump bahkan berjanji akan "menghancurkan Korea Utara" jika Kim terus melakukan uji coba rudal. Sebelumnya, Rocket Man sendiri lebih terkenal sebagai judul lagu penyanyi legendaris asal Inggris, Elton John.
2. Trump tak beri kepastian soal komunikasi dengan Korea Utara
Trump mengaku dirinya masih berharap Korea Utara akan melakukan denuklirisasi seperti yang dijanjikan ketika ia dan Kim bertemu sebanyak dua kali di Singapura dan Vietnam, masing-masing pada 2018 dan 2019. Namun, ia tak mau menegaskan seperti apa komunikasi kedua negara saat ini. "Kita lihat nanti," tambahnya.
Editor’s picks
Ia juga menolak menjelaskan apakah situasi di Semenanjung Korea sekarang genting dan memerlukan keberadaan tentara Amerika Serikat di sana sebagai bagian dari kepentingan nasional. "Itu bisa diperdebatkan. Saya bisa melakukan yang mana saja," kata Trump.
"Namun, saya berpikir begini, saya kira jika kita akan melakukannya, mereka harus mau membagi beban lebih adil," tambahnya, merujuk pada harapan bahwa Korea Selatan juga berkontribusi secara sumber daya manusia dan finansial untuk membuat Korea Utara menahan diri.
3. Kementerian Luar Negeri Korea Utara angkat bicara
Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Ri Thae Song mulai angkat bicara tentang tenggat waktu dialog nuklir antara Korea Utara dan Amerika Serikat yang jatuh pada akhir tahun ini. Kepada kantor berita KCNA, Ri melontarkan komentar yang lebih mirip seperti ancaman kepada Washington.
Ri menilai apa yang dilakukan Amerika Serikat adalah untuk memerangkap Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) dalam fase dialog demi keuntungan Trump menjelang Pilpres pada 2020.
"Dialog yang coba dijual Amerika Serikat, secara esensi, hanyalah trik bodoh yang dilahirkan untuk memaksa DPRK melakukan dialog dan menggunakannya demi situasi politik serta Pemilu di Amerika Serikat," kata Ri.
"Yang tersisa untuk dilakukan sekarang adalah pilihan Amerika Serikat dan ini sepenuhnya terserah Amerika Serikat untuk memilih hadiah Natal apa yang ingin diterima," kata Ri, mengisyaratkan bahwa Pyongyang akan merespons sikap Washington jika gagal menunjukkan perkembangan.
Baca Juga: 7 Hotel Paling Indah di Korea Utara, Gak Melulu Menyeramkan Kok!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.