Prancis Tegaskan Pada Warga Bahwa Kokain Tak Sembuhkan COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paris, IDN Times - Disinformasi terkait virus corona baru atau COVID-19 beredar luas di Prancis. Salah satunya adalah soal penggunaan kokain sebagai obat yang bisa menyembuhkan diri dari infeksi virus asal kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok tersebut.
Kementerian Kesehatan Prancis pun menegaskan kepada warga bahwa barang haram tersebut tidak akan berdampak apa pun. Informasi ini disampaikan melalui akun media sosial pada Minggu (8/3). Setidaknya hingga Selasa (10/3), ada 1.412 kasus COVID-19 dan 30 kematian yang dilaporkan oleh pemerintah setempat.
1. Pemerintah menjelaskan kokain adalah obat yang akan menyebabkan kecanduan berbahaya
"Tidak, kokain tidak bisa melindungi dari COVID-19," tulis pihak kementerian. "Itu adalah obat adiktif yang akan menyebabkan dampak buruk serius dan efek berbahaya." Sebelumnya, muncul sejumlah meme viral serta konten yang dibuat seolah merupakan judul berita asli dengan tulisan bahwa obat-obatan terlarang kelas A bisa "membunuh virus corona".
Pemerintah juga menyertakan tautan ke situs berisi informasi resmi terkait COVID-19, termasuk bagaimana publik bisa mengurangi tingkat kerentaran dengan rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Cuitan klarifikasi pemerintah itu sudah mendapatkan 3.800 retweet dan 5.500 like. Prancis sendiri mengategorikan kokain sebagai obat-obatan ilegal.
2. Muncul sejumlah disinformasi lain tentang COVID-19
Editor’s picks
Dikutip The Independent, masih ada konten-konten disinformasi yang bermunculan di media sosial. Mulai dari menyemperotkan alkohol serta chlorine ke permukaan kulit sebagai obat COVID-19 hingga hand sanitizer bisa menyebabkan kanker. Pemerintah pun membantah semua disinformasi tersebut.
Bahkan, sempat ada juga teori konspirasi yang menyebut bahwa COVID-19 adalah senjata biologi buatan manusia yang diproduksi di sebuah laboratorium di Wuhan. USA Today melaporkan bahwa Senator Tom Cotton dari Partai Republik mengulang teori ini sebanyak tiga kali ketika diwawancara media sayap kanan Fox News. Padahal, para petugas medis sudah membantahnya.
3. WHO juga menangkis berbagai rumor soal COVID-19
Tidak hanya pemerintah yang bekerja untuk menyudahi rumor-rumor keliru soal COVID-19. Badan kesehatan dunia (WHO) pun melakukannya lewat situs resmi www.who.int. Ada beberapa disinformasi yang dibantah satu per satu oleh WHO. Misalnya, bahwa mandi air panas bisa mencegah infeksi COVID-19.
"Mandi air panas tak akan mencegah Anda terkena COVID-19. Suhu normal dari tubuh Anda tetap sekitar 36,5 derajat Celcius sampai 37 derajat Celcius tidak peduli berapa temperatur air mandi Anda," tegas WHO, dengan menambahkan bahwa cara terbaik mencegah COVID-19 adalah dengan mencuci tangan.
Rumor soal thermal scanner yang dipercaya bisa mendeteksi orang dengan COVID-19 pun dibantah. "Thermal scanner efektif mendeteksi orang demam (contohnya suhu tubuhnya di atas normal) karena terinfeksi virus corona baru," tulis WHO. "Namun, alat itu tak bisa mendeteksi orang yang terinfeksi tapi belum sakit demam. Ini karena butuh waktu antara dua sampai 10 hari sebelum orang yang terinfeksi menjadi sakit dan demam."
Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.