Wuhan Ingin Bangun Rumah Sakit dengan 1000 Ranjang dalam 6 Hari

Rumah sakit yang ada kesulitan menampung pasien

Wuhan, IDN Times - Pemerintah Tiongkok menginstruksikan pembangunan sebuah rumah sakit baru dengan 1.000 tempat tidur di Wuhan mulai Kamis (23/1). Fasilitas baru tersebut ditargetkan akan selesai dalam waktu enam hari untuk merawat para korban virus corona baru.

Dilansir The Guardian, para tukang memulai pekerjaan mereka di lokasi yang sudah ditentukan. Pembangunan tersebut mengingatkan pada rumah sakit yang didirikan di Beijing pada 2003 saat wabah Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS) terjadi dan membunuh hampir 800 orang.

1. Pemerintah optimis target bisa dipenuhi

Wuhan Ingin Bangun Rumah Sakit dengan 1000 Ranjang dalam 6 HariPenumpang diperiksa suhu badannya menyusul penularan virus corona baru di Tiongkok, di Bandara Internasional Bandaranaike di Katunayake, Sri Lanka, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Kompleks yang akan menjadi lokasi rumah sakit berada sudah terlebih dulu dilengkapi dengan beberapa bangunan. Lahan yang tersedia adalah seluas 25.000 meter persegi. Wuhan menggunakan Rumah Sakit Xiaotangshan di Beijing tersebut sebagai cetak biru. 

Karena sukses mendirikan Xiaotangshan, pemerintah Tiongkok pun optimis akan mencapai hasil sama di Wuhan. Saat itu, pembangunan melibatkan sampai 7.000 pekerja. Xiaotangshan sendiri merawat sepertujuh dari seluruh pasien SARS di Tiongkok. 

2. Rumah sakit yang ada kesulitan menampung banyaknya pasien

Wuhan Ingin Bangun Rumah Sakit dengan 1000 Ranjang dalam 6 HariPolisi paramiliter menggunakan masker saat berjaga di stasiun kereta Shanghai di Shanghai, Tiongkok, pada 22 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Menurut laporan media pemerintah Xinhua, rumah sakit baru nantinya diharapkan bisa "mengurangi kekurangan sumber perawatan medis dan meningkatkan kemampuan layanan bagi para pasien". Saat ini, ada lebih dari 800 orang yang terinfeksi virus corona jenis baru tersebut dan mayoritas berada di Wuhan.

Rumah sakit yang ada saat ini memang kesulitan menampung semua pasien. Sejumlah warga yang mengunjungi rumah sakit dan klinik untuk berobat mengaku marah dengan perawatan yang ada. Salah satunya adalah Yang Lin yang ingin mengetahui apakah ia terinfeksi virus corona.

Namun, dokter begitu cepat memeriksanya dan berkata agar ia jangan khawatir. "Mereka berkata itu hanya demam biasa, dan menyuruh saya untuk meminum obat lalu pulang," tutur Yang kepada The New York Times. "Tapi bagaimana saya tahu pasti? Mereka bahkan tak memeriksa suhu tubuh saya. Benar-benar tak bertanggung jawab."

Virus corona ini akhirnya menguji sistem layanan kesehatan di Wuhan. Tak sedikit netizen mengaku harus mengantre selama berjam-jam di rumah sakit dan disuruh kembali pulang untuk minum obat. "Pemerintah tak menjalankan tugas mereka," ucap Du Hanron. "Mereka terburu-buru dan ceroboh."

Dokter pun menginformasikan kepada beberapa pasien bahwa tak ada kamar yang masih kosong. Dalam suatu wawancara, dokter di rumah sakit Universitas Wuhan mengatakan pihaknya telah menyiapkan 100 ranjang, tapi ada perlengkapan lain seperti masker untuk petugas medis yang masih kurang.

3. Pemerintah Inggris mengadakan rapat darurat

Wuhan Ingin Bangun Rumah Sakit dengan 1000 Ranjang dalam 6 HariPara penumpang memakai masker terlihat di ruang tunggu untuk kereta menuju Wuhan di Stasiun Kereta Api Beijing Barat, menjelang Tahun Baru Imlek di Beijing, Tiongkok, pada 20 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Badan kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa saat ini masih "agak terlalu dini" untuk mengumumkan situasi darurat kesehatan global. Direktur Jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa "ini adalah situasi darurat di Tiongkok, tapi belum menjadi suatu darurat kesehatan global". Ia menambahkan bahwa kondisinya bisa berubah.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa fakta saya tidak mendeklarasikan PHEIC (Darurat Kesehatan Publik yang Jadi Kekhawatiran Internasional) hari ini jangan dianggap sebagai sebuah tanda bahwa WHO tak melihat situasi sekarang serius, atau bahwa kami tak menilainya secara serius," kata Ghebreyesus.

Pemerintah Inggris sepertinya menjadi yang pertama melakukan pertemuan darurat untuk membahas wabah virus corona. Dikutip dari The Telegraph, ini lantaran Direktur Kesehatan Publik Inggris, Dr Paul Cosford, mengatakan "sangat mungkin" virus tersebut sampai di Inggris.

"Belum ada kasus positif di Inggris, tapi kami akan terus melakukan tes dan angka itu tentunya akan berubah," kata Cosford, meyakini bahwa pasti ada warga di Inggris yang cepat atau lambat terinfeksi. Hingga kini, pemerintah belum mengumumkan hasil pertemuan tersebut.

Baca Juga: Pasien Suspect Virus Corona di RSPI Sulianti Saroso Dipastikan Negatif

Bianca Nazanin Photo Verified Writer Bianca Nazanin

typing...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya