Agar Akur Sama Bulgaria, AS Desak Makedonia Terima Proposal Prancis

Ingin Makedonia Utara segera bergabung dengan UE

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Makedonia Utara bersedia menerima tawaran sesuai dalam proposal Prancis. Hal ini berkaitan dengan perseteruan antara Bulgaria-Makedonia Utara terkait klaim budaya, bahasa, dan suku bangsa. 

Sejak pekan lalu, warga Makedonia Utara sudah menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menentang proposal yang disebut upaya Bulgariaisasi. Aksi protes itu dilakukan menyusul persetujuan dari PM Dimitar Kovačevski kepada proposal perdamaian dari Prancis tersebut. 

1. Blinken dan Borrell ingin Makedonia Utara setujui proposal Prancis

Agar Akur Sama Bulgaria, AS Desak Makedonia Terima Proposal PrancisMenlu Amerika Serikat, Antony Blinken. (twitter.com/SecBlinken)

Desakan dari AS ini diungkapkan dalam pertemuan Perwakilan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell pada Sabtu. Menlu AS, Antony Blinken menyebut bahwa persetujuan Makedonia Utara akan mendekatkan negara Balkan Barat itu ke dalam keanggotaan Uni Eropa. 

"Dalam masa-masa kritis di Eropa kali ini yang ditandai dengan agresi Rusia ke Ukraina, maka percepatan Albania dan Makedonia Utara dalam anggota Uni Eropa adalah bentuk penguatan penyatuan seluruh Benua Eropa," tutur Blinken, dilansir dari Associated Press

"Kami menyambut baik proposal yang membahas mengenai kepentingan dan perhatian antara Makedonia Utara dan Bulgaria yang didasarkan pada saling menghargai, kepercayaan, dan kesepahaman. Keputusan dari Parlemen Makedonia Utara penting untuk membawa negaranya selangkah ke depan," lanut Blinken. 

"Uni Eropa dan Amerika Serikat berkomitmen untuk mendekatkan kooperasi di Balkan Barat. Memastikan kestabilan dan keberlanjutan dan mengabulkan cita-cita Eropa dan Euro-Atlantik sebagai tujuan bersama," tambahnya. 

Baca Juga: Warga Makedonia Utara Tolak Proposal Prancis: Ini Bulgariaisasi!

2. Demonstrasi di Makedonia Utara masih terus belanjut

Menanggapi penolakan proposal yang diajukan oleh Prancis beberapa waktu lalu, ribuan pendemo masih melanjutkan aksinya. Bahkan, demonstran masih memblokir beberapa jalan utama di ibu kota Skopje pada Jumat (8/7/2022). 

Dilaporkan Ekhatimerini, ratusan pendemo memarkirkan kendaraannya di sekitar gedung pemerintahan di pusat kota. Protes yang terus berlangsung dalam satu minggu ke belakang ini telah berujung pada kericuhan dan mengakibatkan 10 demonstran terluka serta puluhan aparat kepolisian terluka. 

Makedonia Utara sudah ditetapkan sebagai kandidat anggota Uni Eropa sejak 17 tahun silam. Namun, upaya asesi untuk masuk ke dalam anggota blok itu terganjal veto dari Yunani dan Bulgaria. Pasalnya, Bulgaria menginginkan Makedonia Utara mengakui masyarakat minoritas Bulgaria, sekaligus bahasa Bulgaria. 

3. Dukungan warga Makedonia Utara dalam anggota UE terus menurun

Meskipun Pemerintah Makedonia Utara menyetujui proposal yang diinisiasi Prancis tersebut. Namun, beberapa anggota pemerintahan mengritik keputusan tersebut, termasuk di antaranya mantan PM Nikola Dimitrov. 

"Dalam mencari kata sukses dengan berbagai cara, proposal Prancis dapat membuat Uni Eropa berkelakuan tidak adil dan berpaling dari harapan Eropa yang diinginkan warga Makedonia Utara," tuturnya. 

Dalam dua dekade terakhir, dukungan keanggotaan Uni Eropa di Makedonia Utara terus mengalami penurunan hingga kurang dari 80 persen. Mayoritas warga melihat bahwa masa depannya terhubung dengan seluruh negara di Benua Eropa. 

Sesuai survei yang dilakukan Institut Demokrasi Societas Civiis di Skopje pada Februari lalu, hanya 13 persen penduduk Makedonia Utara yang melihat UE sebagai sekutu terdekat negaranya. Jumlah ini menurun tajam dari sebelum adanya veto yang mencapai 43 persen. 

Baca Juga: Ingin Makedonia Utara Masuk Uni Eropa, Ini Upaya Kanselir Jerman

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya