Albania Tolak Tempat Penampungan Pencari Suaka ke Inggris

The Times sebut ada negosiasi antara Inggris dan Albania

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris pada Rabu (17/11/2021) menyebut tengah berdialog dengan Albania terkait pembukaan penampungan migran dalam media The Times. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan tempat khusus pemrosesan kelayakan pencari suaka ke Inggris di luar wilayahnya. 

Bahkan, Pemerintah Inggris menyebut kebijakan itu dapat menekan angka imigran ilegal yang meyeberang di selat Inggris. Namun, kabar itu ditolak secara tegas oleh Albania yang tidak menginginkan adanya kamp penampungan migran di negaranya. 

1. Albania sebut berita yang dimuat The Times bohong atau hoaks

The Guardian melaporkan, penolakan dilayangkan langsung oleh Perdana Menteri Albania Edi Rama yang mengungkapkan bila ia tidak akan menerima pencari suaka untuk negara-negara kaya. "Albania tidak akan menjadi negara yang dijadikan sebagai tempat kamp penampungan migran yang hendak menuju ke negara-negara kaya."

Di samping itu, PM Edi Rama dan Menteri Hukum Ulsi Maja mengungkapkan bila kerja sama antara Inggris dan Albania hanya terkait ekstradisi dan repatriasi warga Albania saja dan tidak lebih. 

Penolakan juga diungkapkan oleh Menlu Albania Olta Xhaçka yang mengungkapkan dalam cuitan Twitternya, bahwa "Berita bohong yang sama kembali terpampang di halaman depan koran The Times. Namun, saya bukanlah orang yang selalu mengakui kualitas dari media di Inggris."

Bahkan, berita terkait pendirian kamp penampungan migran Inggris di Albania ini sudah dimuat kedua kalinya dalam The Times. Pada bulan lalu media Inggris itu juga menyebut bila Pemerintah Inggris tengah berdialog dengan Albania terkait kerja sama itu, dilansir dari laman Euractiv

2. Dubes Albania sebut tidak ada negosiasi dengan Inggris

Baca Juga: Lelaki Albania Minta Dipenjara karena Gak Betah Hidup dengan Istrinya

Dikutip dari The Guardian, Dubes Albania untuk Inggris, Qirjako Qirko mengungkapkan kemarahannya kepada media The Times pada Rabu (17/11/2021). "Sudah ada paling tidak 10 kali kami mengungkapkan bila Albania tidak akan dan tidak akan pernah setuju dengan pendekatan terkait imigran yang datang ke Inggris" ujarnya. 

Qirko juga menyebut berita yang dimuat dalam The Times adalah hoaks dan disebut tidak menyebutkan satu hal terkait fakta yang ada, tetapi hanya menuliskan apa yang mereka inginkan. 

"Saya adalah pengacara. Albania tidak memiliki hak untuk menentukan suatu migran yang datang ilegal maupun legal. Konvensi internasional sudah mengarahkan detil terkait proses penilaian pencari suaka. Pengadilan Inggris yang akan menentukan, bukan Pengadilan Albania" ungkap Qirko. 

Di sisi lain, Qirko juga memrotes bahwa, "Tidak ada perbincangan bilateral antara Pemerintah Albania dan Inggris terkait proses pendirian kamp penampungan imigran ilegal yang melintasi Selat Inggris. Pemerintah Albania tidak akan setuju pembukaan pusat pemrosesan imigran ilegal lantaran melanggar hukum internasional."

3. Inggris meniru tindakan Australia untuk memroses pencari suaka di luar negeri

Pemrosesan dan penilaian kelayakan pencari suaka di luar negeri telah dilakukan Australia, di mana negara itu menempatkan kamp penampungan di Papua Nugini dan Nauru. Bahkan, Australia disebut sudah melakukan kebijakan kontroversial itu selama lebih dari 40 tahun lamanya. 

Di lain sisi, sepanjang tahun ini sebanyak 23 ribu imigran ilegal telah menyeberangi Selat Inggris dengan perahu kecil. Jumlah itu lebih besar tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 8.500 orang. 

Pada Kamis lalu, hanya dalam waktu satu hari, sebanyak 1.185 imigran telah masuk ke Inggris dengan menggunakan perahu kecil. Selain itu, perjalanan dengan perahu dianggap berbahaya dalam beberapa minggu ini, setidaknya tiga orang tewas tenggelam, dilaporkan dalam Sky News

The Independent melaporkan, Pemerintah Inggris tengah frustasi terkait masalah imigran ilegal lantaran keengganan Prancis untuk mencegah imigran yang menyeberangi Selat Inggris. Bahkan, beberapa waktu lalu Pemerintah Prancis menolak pencegahan 100 persen imigran di perbatasan. 

Baca Juga: Lelaki Albania Minta Dipenjara karena Gak Betah Hidup dengan Istrinya

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya