Argentina Desak Paraguay Usut Kematian 2 Anak Perempuan

Diduga tewas di tangan militer Paraguay

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Argentina pada Kamis (2/9/2021) mendesak pengusutan kasus tewasnya dua anak perempuan di Paraguay. Hal ini ditengarai dua anak asal Argentina itu tewas setelah adanya adu tembak antara tentara Paraguay dan kelompok pemberontak sayap kiri EPP (Ejército del Pueblo Paraguayo). 

Sejak satu tahun terakhir, EPP sudah melakukan berbagai kasus penculikan dan pembunuhan di negara Amerika Selatan itu. Bahkan pada September tahun lalu, mantan Wakil Presiden Óscar Denis Sánchez ikut menjadi korban penculikan dan belum ditemukan hingga kini. 

1. Paraguay tidak mengklarifikasi tewasnya dua anak perempuan Argentina tersebut

Argentina Desak Paraguay Usut Kematian 2 Anak PerempuanMenlu Argentina, Felipe Sola. (twitter.com/CancilleriaARG)

Satu tahun sudah peristiwa tewasnya dua anak perempuan asal Argentina bernama Lilian Mariana Villalba dan María Carmen Villalba (11) di Paraguay. Pada peringatan itu, Menteri Luar Negeri Argentina, Felipe Sola meminta Paraguay memulai langkah untuk menginvestigasi fakta di lapangan dan menghukum orang yang bertanggung jawab atas kematian dua anak tersebut. 

Sesuai dalam keterangannya, Felipe Sola menyebut fakta mengenai kematian dua anak kecil tersebut masih belum diklarifikasi oleh Pemerintah Paraguay. Maka dari itu, kasus ini masih belum jelas, padahal selama ini keluarga korban terus menanti keadilan hukum yang dapat mengobati duka mereka. 

Sementara terkait kasus ini, Pemerintah Paraguay justru menyebut dua anak tersebut direkrut oleh EPP dan ikut dalam aksi pertempuran itu. Atas hal itu, Paraguay malah berbalik menyalahkan kelompok pemberontak EPP yang dituing merekrut anak-anak di bawah umur sebagai anggotanya. 

Di samping itu, Sola juga meminta Paraguay untuk memberikan akses Tim Forensik dan Antropologi Argentina dalam penyidikan ini. Termasuk untuk melakukan proses administrasi dan hukum terhadap keluarga korban di Paraguay. Namun permintaan itu ditolak oleh Pemerintah Paraguay, dikutip dari EFE

2. Pemerintah Paraguay dituding tidak transparan dan tutupi kasus pembunuhan ini

Dilansir dari Al Jazeera, kepala Kelompok Koordinasi Hak Anak-anak dan Remaja Paraguay (CDIA), Aníbal Cabrera menuding pemerintah seperti menutup-nutipi kebenaran dari kasus pembunuhan dua saudara sepupu itu. Pasalnya pemerintah memberikan informasi menyimpang mengenai umur anak tersebut, penguburannya dan pembakaran baju korban dan beberapa bukti lain. 

"Terdapat rentetan aksi tidak bertanggung jawab dari Kantor Kejaksaan dan FTC (Fuerza de Tarea Conjunta) setelah terungkapnya kasus pembunuhan anak perempuan itu dan membuat semua pihak dalam pemerintahan Paraguay nampak tidak kredible." tuturnya. 

Terkait tudingan ini, Menlu Paraguay Euclides Acevedo menolak klaim yang diberikan Argentina bahwa institusinya tidak bertinak transparan. Bahkan menurut Komisioner PBB untuk HAM, Michelle Bachelet menyebut dalam investigasinya tidak terdapat pihak independen yang bisa mengklarifikasi insiden ini.

Sementara berdasarkan laporan dari NGO HAM, Human Right Watch menyebut bahwa terdapat tindakan yang tidak biasa dari Pemerintah Paraguay dalam kasus tewasnya dua anak perempuan ini. 

Baca Juga: Argentina: Kawanan Kapibara Menyerbu Area Nordelta

3. Dua anak Argentina tewas dalam pertempuran militer Paraguay dan EPP

Insiden ini terjadi tepat pada 2 September 2020, di mana kala itu, Presiden Mario Abdo Benitez mengumumkan kematian dua orang yang ia sebut sebagai kesuksesan operasi militer melawan EPP. Namun beberapa jam setelahnya dikonfirmasi bahwa korban tewas bukanlah anggota gerilya, melainkan dua anak berusia 11 tahun asal Argentina. 

Korban bernama Lilian dan María Carmen Villalba merupakan saudara sepupu yang tinggal dengan neneknya di Misiones, Argentina. Mereka saat itu, pergi ke  menghabiskan liburan musim panas di Paraguay bersama orang tuanya yang dituding oleh pemerintah sebagai anggota gerilya EPP. 

Sementara salah satu dari anak tersebut mendapat enam tembakan dan satunya mendapat dua tembakan. Bahkan lokasi kejadian itu juga tidak jauh dari Kota Yby Ya’u yang hanya berjarak 100 km dari perbatasan Brasil. Sedangkan dua anak anggota keluarga itu yang bernama Carmen Elisabeth Oviedo Villalba dan Lichita masih hilang hingga kini. 

Bahkan 72 jam usai kejadian, pemerintah dan militer awalnya mengatakan dua korban merupakan orang dewasa. Lalu, mereka mengatakan korban adalah anak remaja berusia 14 dan 17 tahun. Namun jasad kedua anak itu sudah dibakar pada hari yang sama ketika mereka tewas dengan dalih untuk mencegah kemungkinan penularan COVID-19.

Hingga adanya otopsi kedua atas permintaan Menlu Argentina, Pemerintah Paraguay tetap tidak mau mengakui bahwa korban adalah anak perempuan berusia 11 tahun, dikutip dari laman Market Research Telecast.

Baca Juga: Danau Corfo di Argentina Berubah Warna Akibat Polusi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya