Armenia Kecam Azerbaijan Usai Video Eksekusi Tentaranya Beredar

Video eksekusi tersebar luas di media sosial

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, pada Minggu (2/10/2022), mengecam Azerbaijan lantaran beredar video yang memperlihatkan tentara Yerevan ditembaki secara brutal dari jarak dekat oleh pasukan Baku. 

Kebenaran video tersebut telah dikonfirmasi oleh Wakil Kepala majalah asal Prancis, Le Figaro, Jean-Christophe Busson. Bahkan, ia menyebutnya sebagai salah satu bentuk kejahatan perang yang dilakukan Azerbaijan. 

"Sebuah potongan video mengerikan sudah saya terima tadi malam, yang memperlihatkan beberapa tawanan perang Armenia ditembak dari jarak dekat. Video ini adalah bukti baru kejahatan perang Azerbaijan yang akan diverifikasi," kata Busson.

1. Pashinyan kecam tentara Azerbaijan yang diduga lakukan kejahatan perang

Pernyataan di atas diucapkan oleh Perdana Menteri Nikol Pashinyan menanggapi video eksekusi beberapa tawanan perang Armenia oleh tentara Azerbaijan. Ia juga meminta diadakan investigasi dan persekusi terhadap pelaku pelanggaran hak asasi manusia. 

"Video mengerikan kembali beredar di media sosial, tentara Azerbaijan secara paksa mengeksekusi sekelompok tentara Armenia yang ditawan di teritorinya sendiri. Komunitas internasional harus mengecam keras dan memasukkan aksi ini sebagai kejahatan perang dan memberi hukuman agar menghentikan agresi Azerbaijan ke Armenia," tutur Pashinyan, dikutip News AM.

"Armenia akan menggunakan semua mekanisme internasional untuk memastikan investigasi dan akuntabilitas soal masalah ini. Aksi kekerasan ini harus diusut sebenar-benarnya dengan konsekuensi terhadap agresor," tambahnya.

Baca Juga: Ketua DPR AS Tuduh Azerbaijan Lakukan Serangan Ilegal ke Armenia

2. Armenia ingin Azerbaijan dimasukkan sebagai negara teroris

Duta Besar Armenia, Edmon Marukyan, mengungkapkan bahwa Azerbaijan harus dimasukkan ke dalam negara pendukung terorisme. Ucapan itu disampaikan setelah video eksekusi kepada tawanan perang Armenia beredar. 

"Ini bukan pertama kalinya Azerbaijan melakukan kejahatan perang. Politisi dan militer Azerbaijan harus mendapat jeratan hukum yang setimpal atas kasus ini dan beberapa kejahatan lainnya. Azerbaijan adalah negara agresor dan Azerbaijan harus ditetapkan sebagai negara teroris. Tidak dapat dimungkiri, ini adalah kejahatan perang," tulis Marukyan, dilansir Armen Press

Sementara itu, potongan video tersebut masih diselidiki lebih lanjut oleh penegak hak asasi manusia dan Menteri Pertahanan Armenia. Mereka masih memastikan dalam basis data terkait cuaca, bentang alam, dan percakapan tentara tersebut. 

"Kami masih belum bisa mengatakan data konkret terkait lokasi saat ini dan otoritas masih menyelidiki lebih lanjut potonga video tersebut. Namun, kami percaya bahwa ini adalah tanda yang dimiliki tentara Azerbaijan. Tanda diketahui kami dan komunitas internasional dari bukti kasus yang sama di masa lalu," papar Aram Torosyan, juru bicara Menteri Pertahanan Armenia. 

3. Pertikaian terakhir Armenia-Azerbaijan sebabkan tiga tentara tewas

Armenia Kecam Azerbaijan Usai Video Eksekusi Tentaranya Beredarilustrasi bendera Azerbaijan (pexels.com/@ganimatque)

Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan kembali pecah pada Rabu (28/9/2022), yang mengakibatkan tiga tentara Armenia tewas. Akan tetapi, kedua belah pihak saling tuding melakukan tembakan terlebih dahulu, sehingga mengakibatkan pecahnya perang. 

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan, pasukan bersenjata Azerbaijan membuka tembakan dengan mortir dan senjata api berkaliber besar di bagian timur perbatasan Armenia-Azerbaijan, dilaporkan RFE/RL.

Menanggapi hal ini, PM Pashinyan mengatakan bahwa tiga tentaranya sudah dibunuh dalam serangan melawan kemerdekaan, kedaulatan, dan demokrasi di Armenia. 

"Penarikan pasukan Azerbaijan dan pengiriman misi pengawas internasional di teritori Armenia terdampak oleh okupansi Azerbaijan dan area perbatasan kedua negara adalah sebuah kebutuhan," tulisnya. 

Berlanjutnya pertikaian antara kedua negara menunjukkan betapa rapuhnya persetujuan gencatan senjata. Pasalnya, setelah perang terbesar pada 2020, pertikaian di perbatasan kedua negara terus terjadi, terutama dalam beberapa bulan terakhir. 

Baca Juga: Konflik Azerbaijan-Armenia Berlanjut, Kini Menewaskan 155 Tentara 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya