AS Beri Sanksi Kerabat Ramzan Kadyrov dan Pejabat Keuangan Rusia

Dituduh berpartisipasi dalam invasi Rusia ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) resmi menjatuhkan sanksi kepada puluhan pejabat pemerintahan Rusia. Bahkan, tiga istri dan tiga anak perempuan pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov juga ikut terimbas sanksi atas perannya dalam invasi Rusia ke Ukraina. 

Pasalnya, Kadyrov disebut ikut mempromosikan petinggi militer atas perannya dalam militer Rusia untuk bertempur di Ukraina. Sejumlah unit asal Chechnya yang diperintah Kadyrov juga beroperasi di Bucha, yang jadi lokasi kejahatan perang oleh pasukan Rusia. 

"Kadyrov sudah merekrut personel militer untuk perang Rusia melalui berbagai klub bela diri di wilayah kekuasaannya. Hal itu yang membuat Rusia terus melanjutkan operasi militernya di Ukraina," tutur Kemenkeu AS, dikutip RFE/RL.

Sementara, pemimpin Chechnya itu diketahui sudah masuk dalam sanksi AS sejak Desember 2017. Pasalnya, pemimpin berusia 45 tahun itu diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Chechnya. 

Baca Juga: AS Beri Sanksi Perusahaan Teknologi Rusia di Skolkovo

1. Sebanyak 22 pejabat keuangan dan Komisi Hak Anak Rusia terimbas sanksi

Di samping sanksi kepada Kadyrov, pemberian sanksi kepada 22 pejabat finansial Rusia resmi ditetapkan. Bahkan, lima di antara pejabat itu diketahui sebagai seseorang yang berperan dalam pencurian ratusan ribu ton gandum dari Ukraina. 

Sementara itu, Menlu Antony Blinken juga menambahkan bahwa pemimpin Komisi Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova ikut terimbas sanksi kali ini. Pasalnya, perempuan itu dituding terlibat dalam upaya mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia. 

"Amerika Serikat akan melanjutkan penetapan sanksi kepada Pemerintah Rusia atas keputusannya menyerang Ukraina," papar Blinken, dilansir VOA News.

Sementara itu, sanksi kali ini meliputi pembekuan aset orang terdaftar di AS dan larangan bagi mereka untuk masuk ke teritori AS. Tak ketinggalan, semua warga AS dilarang berurusan dengan orang di dalam daftar tersebut. 

Baca Juga: Rusia: Gas Ke Eropa Tak Akan Mengalir Sampai Sanksi Dicabut

2. Kadyrov akan kirimkan 85 ribu pasukan ke Ukraina

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov sudah menyerukan latihan dan rencana pengiriman puluhan ribu pasukan ke medan tempur di Ukraina. Rencana pengiriman pasukan besar-besaran itu sebagai langkah melawan serangan balik Ukraina. 

Bahkan, Kadyrov berkata akan mengirimkan 85 ribu pasukan relawan ke medan perang atau sekitar 1.000 pasukan terlatih di setiap distrik di wilayahnya. Ia juga menyampaikan bahwa 1.000 relawan bukanlah jumlah besar dan itu disebut sebagai jumlah terkecil saat perang. 

"Setiap kepala negara bagian di Rusia sekarang harus membuktikan kesiapannya dalam membantu negara. Menyelesaikan masalah dalam operasi militer khusus adalah dengan memenangkannya dalam waktu sesingkat mungkin," tutur Kadyrov, dilansir Newsweek.

Kadyrov juga mengajak pemerintah regional di Rusia untuk mobilisasi pasukan di wilayahnya yang sejalan dengan martial law dalam membantu pasukan Rusia yang diterjunkan ke Ukraina. 

Baca Juga: Politikus Italia Kritik Sanksi ke Rusia: Yang Rugi Justru Eropa

3. Sebanyak tiga gubernur nyatakan kesiapannya mengirim pasukan ke Ukraina

AS Beri Sanksi Kerabat Ramzan Kadyrov dan Pejabat Keuangan RusiaTentara Rusia yang diterjunkan ke Ukraina. (twitter.com/mod_russia)

Setelah ajakan Kadyrov, sebanyak tiga pemimpin dari 85 wilayah di Rusia menyatakan dukungannya. Oleh karena itu, mereka langsung menyerukan pembentukan pasukan relawan dalam kurun waktu 24 jam. 

Salah satu pemimpin yang mendukung inisiatif Kadyrov adalah Sergei Aksyonov yang memimpin Krimea di bawah administrasi Rusia. Pemimpin Krimea itu mengatakan bahwa pihaknya sudah mengumpulkan lebih dari 1.200 relawan dan akan membentuk dua batalion, dilaporkan The Moscow Times.

Di samping itu, Gubernur Kursk, Roman Starovoit ikut mendukung mobilisasi tersebut dan mengatakan bahwa sudah siap menerjukan 800 pasukan. Namun, ia masih akan merekrut pasukan lagi untuk menahan kemungkinan inkursi tentara Ukraina.

Pemimpin Magadan, Sergei Nosov juga sudah menyatakan kesiapannya dalam mengumpulkan pasukan relawan. Bahkan, Nosov juga menuturkan bahwa seluruh teritori di Rusia harus bersama-sama mengumpulkan sumber daya manusia sesuai kapabilitasnya.  

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya