AS Desak Azerbaijan Buka Koridor Lachin untuk Armenia

Khawatir situasi di Nagorno-Karabakh makin memburuk

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev untuk segera membuka koridor Lachin pada Senin (23/1/2023). Pasalnya, AS menganggap pemblokiran ini dapat merusak perjanjian perdamaian Armenia-Azerbaijan. 

Pekan lalu, Rusia sudah mendesak Azerbaijan untuk membuka kembali koridor yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dan Armenia tersebut. Akan tetapi, Azerbaijan menampik tudingan memblokir jalan dan menegaskan bahwa jalur kemanusiaan tetap dibuka di Lachin. 

Baca Juga: Rusia Desak Azerbaijan Buka Blokade Koridor Lachin

1. Blinken minta Aliyev segera buka lalu lintas di koridor Lachin

Pernyataan itu diungkapkan ketika Blinken berbicara secara langsung degan Aliyev lewat sambungan telepon. Ia meminta agar Azerbaijan segera membuka koridor tersebut untuk lalu lintas komersial agar mencegah terjadinya krisis kemanusiaan. 

"Dia menekankan bahwa resiko krisis kemanusiaan di koridor Lachin akan merusak prospek perdamaian antara Armenia dan Azerbaijan," papar juru bicara Kemenlu AS, Ned Price dalam konferensi pers, dilansir RFE/RL.

Selain itu, Blinken juga menekankan kekhawatiran terkait pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Azerbaijan. 

Pekan lalu, Menlu AS itu juga sudah mengadakan dialog dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan. Pada dialog itu, ia mengutarakan kekhawatirannya soal situsi kemanusiaan yang terus memburuk di Nagorno-Karabakh. 

Baca Juga: Warga Nagorno-Karabakh Demo Tolak Pemblokiran Azerbaijan

2. Aliyev menampik tudingan penutupan koridor Lachin

AS Desak Azerbaijan Buka Koridor Lachin untuk Armeniailustrasi bendera Azerbaijan (pexels.com/@ganimatque)

Pada saat yang bersamaan, Aliyev mengatakan bahwa lebih dari 90 pasien sudah dibawa ke dari Nagorno-Karabakh ke Armenia melalui koridor tersebut. Bahkan, ia menyebut hampir 1.000 kendaraan sudah melalui jalur utama itu sejak pertengahan Desember. 

Melalui bukti tersebut, Presiden Aliyev meyakinkan bahwa jalur Lachin tidak ditutup dari sisi Azerbaijan. Ia pun menolak klaim yang menyebut bahwa Azerbaijan dengan sengaja mendukung aktivis lingkungan untuk memblokir jalur tersebut, dilaporkan Reuters.

Pada awal Januari, AS juga sudah menekankan komitmennya dalam mempromosikan keamanan, stabilitas, demokrasi, kemakmuran, dan perdamaian di Kaukasus Selatan. AS juga meminta diadakannya dialog mediasi lewat pihak ketiga, seperti Uni Eropa atau OSCE (Organization for Security and Co-operation in Europe). 

Baca Juga: Armenia Tuduh Azerbaijan Ingin Lakukan Genosida di Nagorno-Karabakh

3. Uni Eropa kirimkan misi pemantau sipil ke Armenia

Pada Senin (23/1/2023), Uni Eropa (UE) sudah menyetujui pengiriman misi monitor sipil baru di Armenia. Pengiriman ini berfungsi untuk membantu menjaga stabilitas di perbatasan Armenia-Azerbaijan. 

UE mengumumkan bahwa keputusan ini akan membangun kepercayaan diri di area tersebut. Pihaknya juga meyakinkan bahwa penerjunan ini akan memastikan normalisasi antara Armenia-Azerbaijan yang didukung oleh UE, dilansir OC Media.

Misi sipil UE ini merupakan permintaan dari Armenia untuk mengadakan patroli rutin dan melaporkan situasi terkini di perbatasan. Sesuai perjanjian, Misi Uni Eropa di Armenia (EUMA) akan diberikan mandat selama 2 tahun. 

Sementara jumlah personel yang diterjunkan dalam EUMA masih belum diumumkan secara resmi. Namun, beberapa media menyebut bahwa personel yang diterjunakan dalam misi tersebut dapat mencapai 100-200 orang. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya