AS Sebut Rusia Punya Hubungan dengan Bom Surat di Spanyol

Rusia sewa kelompok radikal untuk lancarkan aksi teror?

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Senin (23/1/2023), menuding Agen Intelijen Militer Rusia (GRU) memiliki hubungan dengan rentetan kasus bom surat di Spanyol. Aksi ini dilakukan untuk menyasar pejabat tinggi di Ukraina dan AS yang berada di Spanyol. 

Beberapa bom surat di Spanyol telah dikirimkan ke Kantor Kedutaan Besar Ukraina dan AS, Kantor Kementerian Pertahanan, dan pabrik senjata pada November 2022. Insiden tersebut mengakibatkan salah satu pekerja di Kedubes Ukraina mengalami luka bakar. 

Sampai saat ini, otoritas Spanyol belum menangkap terduga pelaku pengirim bom surat di negaranya. Namun, terindikasi bahwa kasus ini memiliki hubungan dengan pihak di Spanyol yang mendukung Ukraina. 

1. Rusia memanfaatkan RIM untuk melancarkan serangan di Eropa

AS Sebut Rusia Punya Hubungan dengan Bom Surat di Spanyolilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@sampowl)

Keterangan di atas disampaikan AS bersama investigator Spanyol yang menyelidiki kasus bom surat ini. Mereka menyebut bahwa Pasukan Khusus GRU ke-161 menggunakan jasa kelompok supremasi kulit putih Russian Imperial Movement (RIM) untuk merusak stabilitas di seluruh Eropa. 

"Kampanye ini merupakan sinyal bahwa Rusia dan sejumlah organisasi pesuruhnya dapat melancarkan serangan teroris dan merusak stabilitas di seluruh Eropa," tutur pemerintah AS, dikutip The Moscow Times.

"Penggunaan RIM merupakan bentuk pasukan suruhan yang sangat berguna bagi intelijen Rusia. Pasalnya, akan sangat sulit bagi negara-negara musuh Rusia untuk melakukan aksi kepada pemerintah Rusia," tambahnya. 

Baca Juga: Spanyol Ungkap Jaringan yang Eksploitasi Pengungsi Ukraina

2. AS telah memasukkan RIM dalam kelompok teroris

AS Sebut Rusia Punya Hubungan dengan Bom Surat di SpanyolIlustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

AS menyebut, tindakan ini dilakukan mengingat situasi Rusia yang tidak menguntungkan di Ukraina. Oleh karena itu, Moskow mencari kelompok teror yang dapat mereka suruh untuk melancarkan serangan di Eropa. 

Sementara, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS sudah menetapkan RIM sebagai organisasi teroris pada 2020. Kelompok supremasi kulit putih itu dipercaya memiliki relasi dengan sejumlah badan intelijen Rusia dan telah melakukan aksi suruhan. 

Akan tetapi, koneksi antara intelijen Rusia dan RIM serta keterkaitannya dengan kasus bom surat di Spanyol ini masih bias. Banyak pihak yang menyebut bahwa otoritas AS tidak banyak mengetahui seluk beluk kelompok RIM, dilaporkan CNN.

3. RIM tidak sepenuhnya beraliansi dengan Kremlin

Dilaporkan The New York Times, kelompok radikal itu tidak sepenuhnya beraliansi dengan pemerintah Rusia. Pasalnya, pemimpinnya kerap mengkritisi inkompetensi Rusia dalam perang di Ukraina dan menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin, terlibat korupsi. 

Meskipun demikian, RIM memiliki kesamaan misi dengan pemerintah Rusia untuk menghancurkan Barat dan menyebabkan kekacauan di Eropa. Maka dari itu, intelijen Rusia dapat memengaruhi RIM untuk bergabung dalam operasinya. 

Setelah kasus bom surat di Spanyol ini, intelijen AS telah meningkatkan penyelidikannya terhadap RIM. Bahkan, AS terus memperbarui daftar teroris yang individu yang diduga merupakan pemimpin atau anggota kelompok radikal tersebut. 

Di sisi lain, intelijen Rusia sudah menjadi pusat perhatian dalam beberapa tahun terakhir akibat aksinya. Mereka dianggap terus meningkatkan aksi spionasenya di Eropa.  

Baca Juga: Ikut Campur Urusan Dalam Negeri, Bolivia Usir Pejabat Spanyol-Chile

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya