Bank di Kuba Tak Lagi Terima Penyimpanan Dolar AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Havana, IDN Times - Seluruh bank di Kuba kini sudah tidak lagi menerima penyimpanan dengan mata uang dolar AS. Kebijakan ini diberlakukan lantaran rentetan sanksi berkepanjangan yang dilancarkan Pemerintah Amerika Serikat dan telah berdampak besar bagi perekonomian Kuba.
AS sebelumnya sudah memberikan embargo pada Kuba sejak 1962, tapi pada masa pemerintahan Donald Trump sanksi justru ditambah dan berakibat krisis ekonomi negara pulau tersebut terlebih pada masa pandemik COVID-19.
1. Tidak perbolehkan penyimpanan dengan mata uang dolar AS
Pada hari Senin (20/06/2021) seluruh bank di Kuba sudah tidak lagi menerima penyimpanan dengan mata uang dolar AS. Penerapan ini diberlakukan oleh Bank Sentral Kuba demi menekan dampak buruk kepada ekonomi Kuba akibat embargo Amerika Serikat apabila tetap menggunakan mata uang tersebut.
Keputusan ini harus diterapkan di tengah krisis ekonomi di negara Karibia tersebut yang sudah berdampak pada tingginya inflasi dan berujung pada kurangnya pasokan bahan pokok. Bahkan mata uang lokal peso Kuba juga mengalami devaluasi hebat dalam beberapa bulan terakhir, dilansir dari Infobae.
2. Warga Kuba akan menukarkan ke mata uang euro
Dilansir dari France24, kebijakan larangan deposit mata uang dolar AS membuat warga Kuba kesulitan dan akan menukarkan ke mata uang lain. Pasalnya masalah utama di Kuba selama ini adalah remitensi yang mayoritas berasal dari AS, di mana menjadi terbesar kedua setelah pendapatan dari ekspor tenaga kesehatan.
Editor’s picks
Akibat kebijakan ini maka, warga Kuba di luar negeri terpaksa menukarkan uang ke mata uang asing lainnya. Kemungkinan mata uang asing yang akan digunakan warga Kuba lainnya adalah euro sebagai pengganti dolar AS yang dilarang.
Meskipun begitu para ahli mengatakan jika selama ini ekonomi Kuba sudah terpengaruh oleh dolar AS. Maka dari itu, diyakini bahwa nantinya pasar gelap mata uang AS tersebut akan meningkat seiring dengan masih tingginya permintaan dolar di masyarakat, dikutip dari laman Infobae.
Baca Juga: Vaksin Kuba Soberana 02 Punya Efikasi di Atas 60 Persen
3. Adanya sanksi beruntun pada masa pemerintahan Donald Trump
Dilaporkan dari Xinhua, kebijakan yang sudah diumumkan oleh Bank Sentral Kuba sejak 10 Juni lalu ini akan terus diberlakukan. Bahkan tidak diketahui kapan akan dihapuskan dan keputusannya bergantung pada sanksi AS, demi mengurangi normalisasi transaksi ekspor dengan dolar AS.
Sebelumnya embargo AS kepada Kuba sudah diberlakukan sejak 1962 dan diperparah pada masa pemerintahan Donald Trump yang sudah memberlakukan 240 sanksi dan pembatasan, termasuk mengurangi remitensi ke Kuba.
Bahkan sanksi tersebut menyebabkan devaluasi mata uang peso Kuba, sehingga memaksa warga untuk membeli kebutuhan pokok dengan dolar AS. Bahkan disebut sulit membeli berbagai produk kebutuhan sehari-hari menggunankan peso Kuba, dikutip dari Infobae.
Baca Juga: Raul Castro Undur Diri dari Pemimpin Partai Komunis Kuba
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.