Britania Raya dan Kanada Jatuhkan Sanksi Terhadap Lukashenko

Dua negara pertama jatuhkan sanksi ke Pemerintah Belarus

London, IDN Times - Sudah hampir dua bulan lamanya ketegangan politik di Belarusia berlangsung usai pemilu yang memenangkan pihak incumbent, Alexander Lukashenko. Lantas kemenangan telak dirinya atas Sviatlana Tsikhanouskaya memicu rentetan demonstrasi yang meminta Lukashenko untuk mundur dari jabatannya. 

Atas kejadian ini, munculnya tanggapan dari negara-negara barat yang meminta diadakannya pemilu ulang. Bahkan pada hari Rabu (30/09) Britania Raya dan Kanada membekukan sanksi pada Lukashenko atas ketidakadilan yang terjadi di negara pecahan Uni Soviet tersebut.  

1. Negara Barat pertama yang jatuhkan sanksi pada Lukashenko

Britania Raya dan Kanada Jatuhkan Sanksi Terhadap LukashenkoKerumunan demonstran di Minsk, Belarusia untuk memrotes Presiden Alexander Lukashenko. twitter.com/FP_Champagne/

Britania Raya dan Kanada menjadi negara barat pertama yang secara resmi memberlakukan sanksi pada presiden Lukashenko, kedua anaknya beserta staff seniornya. Sanksi yang diberikan oleh kedua negara tersebut berupa larangan perjalanan dan pembekuan aset yang dimiliki oleh Lukashenko, dikutip dari Aljazeera

Menurut sekretaris Menteri Luar Negeri Britania Raya, Dominic Raab mengatakan bahwa, 

"Pemerintahan Lukashenko harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM atas lawannya dalam pemilu, media dan masyarakat Belarus yang menentang pemilu. Meskipun telah banyak kecaman dari dunia internasional, ia tetap menolak untuk berdialog dengan oposisi dan malah memilih untuk menggunakan jalan kekerasan."

Senada dengan Britania Raya, Kanada melalui Menteri Luar Negerinya, Francois-Philippe Champagne menyampaikan bahwa, 

"Kanada dengan tegas akan bersama rakyat Belarus yang berjuang dalam mengembalikan HAM dan demokrasi di negara Eropa Timur tersebut."

2. Uni Eropa masih belum memberlakukan sanksi terhadap Belarusia

Britania Raya dan Kanada Jatuhkan Sanksi Terhadap LukashenkoPertemuan antara Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman, Angela Merkel. twitter.com/EmmanuelMacron/

Melansir dari Aljazeera, Uni Eropa masih belum memberlakukan sanksi dalam menanggapi kasus kekerasan dan kecurangan dalam pemilu di Belarusia. Uni Eropa masih berhati-hati dalam bertindak dan memberlakukan sanksi, tapi beberapa negara kecil anggota Uni Eropa sudah menjatuhkan sanksi tanpa menunggu keputusan dari blok tersebut. 

Selain itu, sanksi Uni Eropa terhadap Belarus belum dapat disahkan karena adanya salah satu anggotanya Siprus yang menolaknya. Siprus menolak sanksi pada Belarus karena merasa kurangnya tanggapan Uni Eropa terhadap sanksi untuk Turki soal masalah sengketa Laut Mediterrania Timur, dilansir dari Guardian

3. Rusia tetap mendukung penuh Belarusia

Britania Raya dan Kanada Jatuhkan Sanksi Terhadap LukashenkoPresiden Rusia, Valdimir Putin saat bertemu dengan Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan, Alexander Sergeyev. twitter.com/KremlinRussia_E/

Negara-negara barat kali ini lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan agar tepat dan tidak mengusik Rusia terkait permasalahan di Belarus. Mengutip dari Aljazeera, Rusia akan tetap berada di sisi Belarus meski mendapat tekanan dari negara-negara barat. Serta Rusia juga memberikan bantuan pinjaman untuk keamanan Belarus senilai 1,5 Miliar dollar AS. 

Menurut laporan dari Newsweek, Rusia dan Belarus menuduh pihak Barat mendukung pihak demonstran. Bahkan Rusia melalui intelijennya menuding CIA melatih sejumlah militan untuk membuat kerusuhan di Belarusia untuk menjatuhkan Presiden Alexander Lukashenko. 

Baca Juga: Rusia Bangun Kerjasama Militer dengan Iran Usai Berakhirnya Sanksi PBB

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya