Bulgaria Bantah Tuduhan Rusia soal Ledakkan di Jembatan Krimea

Rusia tuduh Bulgaria berkomplot dengan Ukraina

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Bulgaria, pada Selasa (11/10/2022), menegaskan bahwa truk pembawa bom di Jembatan Krimea itu tidak melewati negaranya. Pernyataan itu dilontarkan dalam menanggapi tudingan Rusia bahwa truk tersebut melewati beberapa negara, termasuk Bulgaria. 

Pada Sabtu, Jembatan Krimea atau Kerch mengalami kerusakan hebat setelah ledakan hebat yang berasal dari sebuah truk kontainer. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengklaim bahwa teror tersebut diorganisir oleh pasukan khusus Ukraina. 

"Tidak diragukan lagi. Ini adalah aksi terorisme yang ditujukan dalam menghancurkan infrastruktur penting bagi penduduk sipil. Alat peledak tersebut sudah dipasang dan dijalankan oleh pasukan khusus Ukraina," kata Putin. 

1. Bulgaria tegaskan negaranya tidak terlibat aksi terorisme

Keterangan di atas disampaikan oleh Perdana Menteri Bulgaria, Galab Donev, menanggapi tuduhan sepihak Rusia. Bahkan, Bulgaria menegaskan bahwa negaranya tidak akan memperbolehkan truk pembawa bom melewati teritorinya. 

"Ini tengah menjadi perselisihan dan kami menyatakan bahwa truk yang meledak di atas Jembatan Krimea tidak pernah melewati teritori Bulgaria. Pemerintah Bulgaria tidak akan memperbolehkan atas nama negara diasosiasikan dalam segala aksi terorisme seperti itu," tutur Donev, dilansir Reuters.

"Bulgaria tidak memiliki keterlibatan dalam mempersiapkan ledakan di Jembatan Krimea. Tidak ada langkah untuk itu. Bulgaria berada di persimpangan, sehingga banyak truk yang melewati negara kami. Bulgaria adalah satu-satunya penghubung titik geografi pada rute truk," tambahnya. 

Baca Juga: Rusia Menggila, AS Janji Sediakan Senjata Udara Canggih untuk Ukraina

2. Rusia menyebut truk itu berasal dari Bulgaria

Tudingan Rusia datang dari Kepala Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin, yang menyebut bahwa warga Rusia dan asing terlibat aksi terorisme ini. Ia juga menyebut, rute truk melewati sejumlah negara di sekitar Laut Hitam. 

"Rute yang dilalui truk pembawa bom itu diduga melewati Bulgaria, Georgia, Armenia, Ossetia Utara, dan Krasnodar di bagian selatan Rusia. Truk itu tiba setelah melakoni perjalanan laut dari Bulgaria ke Pelabuhan Poti di Georgia," tutur Bastrykin, dikutip Novinite.

Selain itu, Bastrykin mengatakan, terduga pelaku aksi terorisme ini berhasil diidentifikasi oleh aparat keamanan di Rusia. 

Sedangkan, insiden ledakan di atas jembatan penghubung daratan utama Rusia dengan Krimea itu sudah mengakibatkan tewasnya tiga orang. 

3. Bulgaria kecam serangan misil Rusia ke Ukraina

Bulgaria Bantah Tuduhan Rusia soal Ledakkan di Jembatan KrimeaPresiden Bulgaria, Rumen Radev. (twitter.com/Political_Room)

Presiden Bulgaria Ruman Radev, pada Selasa (11/10/2022), mengecam Rusia karena mengebom beberapa kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kiev. Ia juga menyebut aksi tersebut adalah bentuk kejahatan perang. 

"Pemboman di kota-kota Ukraina yang dilancarkan Rusia termasuk bentuk kejahatan perang di bawah payung hukum internasional. Kami menegaskan kejahatan perang dan kekejaman terhadap kemanusiaan adalah bukan subjek batasan hukum dan sudah masuk dalam yuridiksi pengadilan seluruh dunia," papar Radev, dikutip The Sofia Globe

"Atas nama negara, kami mengecam Rusia yang melakukan serangan secara tiba-tiba kepada rakyat sipil. Kami tidak akan menarik upaya kami dalam membawa orang yang bertanggung jawab dalam kasus ini untuk diadili," tambah Radev.

"Kami menemukan bahwa ancaman dari perwakilan Rusia dalam penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Dalam konteks ini, kami menyatakan komitmen kami untuk melindungi negara beserta sekutu kami," sambungnya. 

Baca Juga: Meta Masuk Daftar Teroris Rusia, Pasang Iklan IG-Facebook Kena Pidana

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya