Bulgaria Investigasi Properti yang Dibeli Warga Rusia

Berupaya setop pengaruh Rusia

Jakarta, IDN Times - Kejaksaan Bulgaria, pada Jumat (6/1/2023), mengutus Badan Keamanan Nasional (SANS) untuk menginvestigasi pembelian properti dari warga Rusia di negaranya. Pasalnya, Uni Eropa (UE) melarang adanya transaksi properti dari warga Rusia di negara anggotanya.  

Pada akhir Desember, relasi Rusia-Bulgaria kian memanas setelah jurnalis investigasi, Christo Grozev, masuk dalam daftar buronan di Rusia. Bulgaria menganggap bahwa ini adalah intimidasi kepada jurnalis independen dan upaya pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat. 

1. Diduga ada kelompok paramiliter pro-Rusia di Bulgaria

Selain pernyataan itu, SANS juga sedang meninvestigasi keberadaan organisasi paramiliter pro-Rusia di negaranya. Organisasi itu dianggap berupaya melawan kepentingan nasional Bulgaria dan menunjukkan dukungannya kepada Rusia. 

SANS mengaku sedang mengumpulkan data-data yang cukup untuk membuka persidangan. Semua informasi terkait organisasi paramiliter akan diumumkan kepada Kantor Kejaksaan Bulgaria, dilaporkan Novinite.

Kantor itu mengindikasikan bahwa investigasi ini berkaitan dengan kemungkinan kriminal di bawah ayat 1 kode kriminal Bulgaria. Organisasi yang dinamai Shipka dituduh anti-pemerintah dan ingin melancarkan kudeta. 

Baca Juga: Bulgaria-Turki Sepakat Amankan Jalur Distribusi Gas Alam

2. Grozev sebut Bulgaria adalah mangsa mudah Rusia

Hubungan Rusia-Bulgaria juga terus memanas soal Grozev yang dijadikan buronan oleh Moskow. Ia mengatakan bahwa Grozev melihat tingginya konsentrasi agen Rusia di Bulgaria. 

"Kami punya tindakan yang biasa saja dalam menanggapi pemberian visa dan izin tinggal bagi individu yang memiliki properti di Bulgaria. Sedangkan Bulgaria adalah negara kunci untuk kepentingan intelijen Rusia. Mereka melihat Bulgaria sebagai mangsa mudah," papar Grozev, dilansir The Sofia Globe.

Sampai saat ini, Grozev belum paham kenapa Federasi Rusia terus mencarinya dan memasukkannya dalam daftar buronan. Dalam berita yang dimuat RIA Novosti, Rusia menganggap Grozev menginformasikan berita bohong. 

3. Krisis politik masih menghampiri Bulgaria

Pada Jumat, Bulgaria masih mengalami kebuntuan politik setelah gagal membentuk koalisi pemerintahan pada mandat kedua. Pasalnya, krisis politik ini terjadi di tengah resiko masuknya pengaruh Rusia ke Bulgaria. 

Seperti yang diprediksi, Partai We Continue the Change (WCC) gagal merapatkan koalisi dalam parlemen untuk membentuk pemerintahan. Ini merupakan kegagalan kedua setelah Partai GERB yang dipimpin Boyko Borissov mengalami kegagalan pada Oktober lalu, dilaporkan Balkan Insight.

Kini, Presiden Bulgaria Ruman Radev akan memberikan mandat ketiga kepada Partai Sosialis dan Bulgarian Rise yang merupakan partai pro-Rusia. Apabila dialog pembentukan koalisi ini gagal untuk kelima kalinya, maka pemilu akan kembali dilakukan pada Maret nanti. 

Baca Juga: Latvia Tangkap Editor Media Rusia atas Dugaan Spionase

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya