Bunuh Warga Prancis, Jihadis Dihukum Mati Aljazair

Dibunuh oleh kelompok afiliasi ISIS

Aljir, IDN Times - Pengadilan Tinggi Aljazair resmi menjatuhkan hukuman mati kepada beberapa orang yang didakwa telah membunuh pendaki asal Prancis bernama Hervé Gourdel. Hukuman tersebut dijatuhkan hanya dalam satu kali proses pengadilan tingkat tinggi. 

Beberapa orang yang terbukti membunuh Gourdel pada tahun 2014 tersebut diketahui memiliki afiliasi dengan kelompok jihadis ISIS di Aljazair. 

1. Pembunuh mendapatkan hukuman mati

Pada Kamis (19/02) Pengadilan Tinggi Aljazair menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pelaku pembunuhan warga negara Prancis bernama Hervé Gourdel (55). Pembunuhan seorang pendaki gunung tersebut berlangsung pada tahun 2014 tersebut terjadi di Taman Nasional Djurdjura, dilansir dari France24

Selama ini Taman Nasional Djurdjura disebut sebagai sarang dari kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS di Aljazair. Mulanya Gourdel diculik, berselang tiga hari kemudian, pemimpin kelompok militan tersebut merilis sebuah video pembunuhannya dengan cara dipenggal, dilansir dari The Guardian

2. Hanya satu terdakwa yang hadir di pengadilan

Pengadilan pembunuhan Gourdel dibuka pada Kamis (19/02), di mana terdapat 14 orang pembela dan delapan di antaranya dituding sebagai bagian kelompok jihadis. Kedelapannya sudah menjadi terdakwa atas penculikan dan pembunuhan Gourdel pada tahun 2014 lalu. 

Mengutip dari RFI, hanya satu dari delapan orang yang bernama Abdelmalek Hamzaoui yang menghadiri persidangan. Sementara tujuh lainnya meski tidak menghadiri persidangan tetap dijatuhi hukuman mati dengan cara absentia. 

Pada persidangan, Hamzaoui menangkis tudingan bahwa dirinya terlibat dalam penculikan dan pembunuhan Gourdel. Ia juga mengatakan jika ia diberikan tuduhan ini hanya agar Aljazair dapat menutup kasus ini dan memberikan kabar baik untuk Prancis.  

3. Pembunuhan dilakukan agar AS dan sekutunya hentikan serangan udara

Melaporkan dari RFI, pembunuhan Hervé Gourdel yang terjadi pada musim panas tahun 2014 lalu ini dilakukan sebagai ancaman bagi pihak AS dan sekutunya termasuk Prancis agar menghentikan serangan udara pada kelompok ISIS di Irak dan Suriah. 

Penolakan dari Presiden Prancis saat itu, Francois Hollande untuk menghentikan serangan udara membuat kelompok tersebut merilis video pemenggalan sadis Gourdel. Bahkan Hollande mengecam tindakan ISIS tersebut sebagai aksi pengecut dan kejam. 

Bahkan usai pembunuhannya di tahun 2014, jenazah Gourdel baru ditemukan pada Januari 2015. Setelah digelarnya misi pencarian hingga menerjunkan sekitar 3000 tentara Aljazair. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya