Burkina Faso Gelar Pemilu Meski Dibayangi Ancaman Terorisme

Sebabkan ratusan ribu warga tidak dapat ikut pemilu

Ouagadougou, IDN Times - Pada hari Minggu (22/11) Burkina Faso resmi menggelar pemilihan umum presiden dan parlementer. Negara di kawasan Sub-Sahara Afrika tersebut menjadi salah satu negara yang menyelanggarakan pemilu di tengah pandemi COVID-19 yang tengah melanda dunia. 

Meskipun berjalan lancar, pemilihan umum di Burkina Faso masih dibayangi ketakutan akan aksi terorisme dan kekerasan dari kelompok ekstremis Islam yang selama ini menghantui negara tersebut. Bahkan beberapa tempat pemungutan suara terpaksa ditutup terkait masalah keamanan, dilansir dari Reuters.

1. Dibayangi ancaman terorisme dari kelompok jihadis

Pemilihan umum di Burkina Faso resmi digelar pada hari Minggu (22/11), tapi satu per lima dari seluruh wilayah Burkina Fasi tidak dapat menggelar acara besar ini. Bahkan tempat pemungutan suara yang sebelumnya direncanakan untuk buka kemudian ditutup terkait masalah keamanan akibat adanya ancaman kelompok jihadis. 

Sekitar 6,5 juta warga Burkina Faso memiliki hak untuk ikut dan memilih calon presiden pilihannya. Namun akibat adanya penutupan beberapa TPS, maka diperkirakan sekitar 400 ribu orang atau sekitar 7 persen dari seluruh peserta tidak dapat ikut dalam pemilu, dilansir dari DW.  

Baca Juga: [BREAKING] Gereja Katolik Burkina Faso Diserang, 6 Orang Tewas

2. Menghadirkan pertarungan 12 calon presiden

Pemilu di Burkina Faso tahun ini menghadirkan 12 calon presiden yang berkompetisi untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di negara tersebut. Namun calon incumben Roch Marc Christian Kabore diprediksi menjadi kandidat terkuat untuk memenangkan pemilihan umum Burkina Faso di tahun 2020 ini, dikutip dalam Al Jazeera

Sedangkan pesaing terbesar calon petahana Kabore adalah pihak oposisi Zephirin Diabre serta Eddie Komboigo yang berasal dari partai usungan mantan presiden Blaise Compaore yang sudah berkuasa selama 27 tahun di Burkina Faso hingga dilengserkan pada tahun 2014 lalu. 

3. Warga berharap keamanan dan kedamaian di Burkina Faso

Melansir dari Africa News, diselenggarakannya pemilihan umum Burkina Faso ini menghadirkan harapan baru bagi masyarakat setempat terkait pembangunan dalam hal kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lapangan kerja bagi pemuda. Setelah beberapa wilayah negara ini dilanda krisis kemanusiaan dan keamanan dari kelompok teroris yang membunuh sekitar 2000 orang tahun ini. 

Setelah merayakan keberhasilan dalam menggulingkan mantan presiden Blaise Compaoré yang sudah memimpin Burkina Faso sejak tahun 1987 di tahun 2014 lalu. Negara di Afrika ini masih mengalami berbagai masalah terkait keamanan dan perekonomian yang disebabkan tingginya angka korupsi, meski di bawah pemerintahan Kabore. 

Baca Juga: Pemilu Presiden Bukina Faso Berlangsung Saat Keamanan Warga Terancam

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya