Burundi: Pemerintah Janji Adili Pelaku Pelemparan Granat

Ledakan granat menewaskan lima orang

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Burundi pada Selasa (21/9/2021) berjanji untuk menyelidiki serangkaian kasus pemboman itu sampai ke akarnya. Pasalnya, aksi terorisme dalam beberapa hari itu telah mengakibat beberapa orang tewas dan puluhan warga sipil mengalami luka-luka. 

Sama seperti Republik Demokratik Kongo, selama ini Burundi juga kerap mengalami serangan kelompok teroris. Bahkan kelompok pemberontak RED-Tabara disebut bersembunyi di negara tetangganya itu dan telah melancarkan aksinya selama belasan tahun. 

1. Pelemparan granat terjadi di tiga lokasi berbeda

Sejak beberapa hari terakhir Burundi telah dihantui rentetan serangan terorisme dari orang tak dikenal. Bahkan serangan kali ini terjadi di tiga lokasi, di mana pada Sabtu (18/9/2021) malam telah terjadi ledakan dari senjata mortir di Bandara Internasional Burundi dan disusul dengan ledakan granat di sebuah bar yang terletak di ibu kota Gitega pada Minggu (19/9/2021). 

Serangan terorisme ditutup dengan insiden ledakan granat pada hari Senin (20/9/2021) malam di pusat ekonomi dan kota terbesar Burundi, Bujumbura. Sementara, serangan kali ini menyasar sebuah tempat parkir bus di pusat kota yang berlokasi tepat di antara Pasar Jabe dan lingkungan Bwiza. 

Ledakan dari dua granat itu mengakibatkan lima orang tewas seketika dan sekitar 50 orang mengalami luka-luka. "Saya melihat banyak orang lari ke segala arah, beberapa di antaranya merangkak untuk mencari perlindungan" kata seorang saksi mata ketika menyaksikan ledakan granat kedua, dilansir dari Reuters

2. Masih belum ada pihak yang diklaim bertanggung jawab dalam serangan di Bujumbura dan Gitega

Baca Juga: Dilanda Krisis Kemanusiaan, Inilah 5 Fakta Menarik Negara Burundi

Dikutip dari Africa News, Menteri Dalam Negeri Burundi berkata bahwa terdapat dua orang tewas usai adanya serangan granat ini. Namun tenaga kesehatan mengatakan terdapat tiga orang tewas dalam kejadian ini. Sedangkan PM Burundi Alain-Guillaume Bunyoni menyebut sebanyak 100 orang mengalami luka-luka dari insiden ini. 

Menteri itu juga mengecam tindakan barbar yang mengakibatkan tewasnya lima orang dan mengakibatkan puluhan orang luka-luka. Ia juga sudah berjanji untuk mengadakan investigasi secara teliti dan menyeluruh demi membawa pelaku teroris tanpa nama itu ke pengadilan. 

Hingga saat ini, masih belum ada pihak yang diklaim bertanggung jawab atas serangan granat di Bujumbura ataupun di Gitega. Selain itu, pelaku diduga melakukan aksi ini untuk menyulut ketidakstabilan di Burundi. 

3. Pemerintah tuding aksi ini didalangi kelompok pemberontak RED-Tabara

Dilaporkan dari Al Jazeera, serangan mortar di Bandara Bujumbura pada hari Sabtu diklaim sebagai aksi dari kelompok pemberontak RED-Tabara. Meskipun insiden itu tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi terjadi sehari sebelum Presiden Evariste Ndayishimiye terbang ke New York menghadiri Pertemuan Majelis Umum PBB. 

"Insiden ini merupakan serangan terkoordinir yang diluncurkan musuh-musuh kedamaian yang menginginkan ketidakstabilan di Burundi selama tiga hari, terutama ketika Presiden Ndayishimiye sedang menghadiri Majelis Umum PBB. Namun, mereka salah karena situasi di Burundi dapat dikendalikan meski terjadi serangan beruntun" kata salah satu pejabat senior Burundi. 

RED-Tabara merupakan kelompok pemberontak di Burundi yang sudah terbentuk sejak lebih dari 10 tahun lalu. Kelompok itu memiliki basis di Kivu Selatan yang masuk wilayah Republik Demokratik Kongo dan dikenal sebagai pemberontak yang paling aktif di negara Afrika Timur itu. 

Pemberontak itu juga bertanggung jawab atas serangan mematikan dan penyergapan di Burundi sejak tahun 2015. Bahkan pada tahun 2020 lalu, kelompok itu ada di balik serangan yang menyebabkan tewasnya 40 orang dari aparat keamanan beserta organisasi pemuda Partai CNDD-FDD. 

Pemerintah Burundi percaya bahwa pemberontak itu memiliki anggota sejumlah 500-800 orang dan dipimpin oleh oposisi pemerintahan, yakni Alexis Sinduhije. Namun, dugaan tersebut selalu disangkal oleh Sinduhije. 

Baca Juga: Tanzania dan Burundi Sebut Tidak Butuh Vaksin COVID-19

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya