Cegah Pelecehan, Brussels Terjunkan Polisi Tanpa Seragam

Naiknya kasus pelecehan kepada perempuan di Belgia

Brussels, IDN Times - Pemerintah kota Brussels menerjunkan polisi berpakaian bebas untuk mencegah adanya pelecehan kepada perempuan di kotanya. Kebijakan ini juga diterapkan bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional yang dirayakan setiap 8 Maret. 

Di samping itu, hal ini juga menjadi wujud pemerintah untuk menangani permasalahan pelecehan pada perempuan di Brussels dan Belgia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 

1. Penerjunan polisi berpakaian bebas di Brussels

Pemerintah Kota Brussels pada Senin (08/03/2021) telah menerjunkan sejumlah polisi berpakaian bebas untuk mencegah adanya pelecehan seksual di jalanan. Selain itu polisi yang akan diterjunkan semuanya merupakan perempuan dan akan berpatroli di seluruh jalanan kota serta menghentikannya secara langsung. 

Melansir dari Sputnik News, keputusan yang diambil oleh pemerintah ibukota Belgia untuk menerjunkan polisi berpakaian bebas terinspirasi dari kota Liege. Bahkan pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah kota Liege disebut efektif untuk menurunkan jumlah kasus kekerasan seksual pada perempuan. 

2. Akan ditempatkan pada area rawan pelecehan di Brussels

Cegah Pelecehan, Brussels Terjunkan Polisi Tanpa SeragamMobil polisi Belgia di Brussels. instagram.com/belgium.rescue.passion/

Mengutip dari RT, penerjunan polisi perempuan berpakaian bebas untuk menangkal kasus pelecehan di jalanan bertepatan pada peringatan Hari Perempuan Internasional. Selain itu menurut Menteri Hukum Belgia, Vincent Van Quickenborne mengatakan jika selama ini 80 persen perempuan yang tinggal di sejumlah area metropolitan takut untuk keluar rumah diganggu atau diserang. 

Selama ini pelaku kekerasan verbal pada perempuan di Brussels sudah dikenakan hukuman hingga satu bulan penjara atau denda maksimum 1000 euro. Van Quickenborne juga mengungkapkan apabila petugas yang menyamar ini akan melakukan patroli reguler di area rawan dan apabila program ini sukses nantinya akan diberlakukan di kota Belgia lainnya yang memiliki permasalahan ini. 

Melansir dari Politico, Juru Bicara Kepolisian Brussels Olivier Slosse mengatakan jika, "Apa yang dirasakan perempuan di tempat umum adalah hal terpenting bagi rencana penyelamatan kita. Tahun lalu, kita sudah mulai melatih staf mengenai apa yang harus dilakukan untuk menangani gangguan atau pelecehan di jalan. Kini kita harus melangkah ke depan dengan terjun di lapangan dan secara aktif mencari para pelaku."

Baca Juga: Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'

3. Adanya peningkatan kasus pelecehan perempuan di Belgia

Melaporkan dari Sputnik News, selama beberapa tahun belakangan kasus pelecehan dan ganguan terhadap perempuan sudah meningkat. Bahkan menurut Agen Uni Eropa untuk Hak Fundamental telah melaporkan pada tahun 2014 hampir setengah dari perempuan Belgia pernah mengalami gangguan seksual, termasuk diikuti. Hampir 25 persen dari perempuan di negara itu pernah dipaksa melakukan hubungan seksual oleh pasangannya. 

Namun kasus tersebut diketahui amat tinggi di Brussels, lewat penelitian dari Universitas Ghent pada 2018 menyebutkan jika 88 persen atau hampir sembilan dari sepuluh perempuan pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan seksual. Setengah di antaranya bahkan pernah mengalami kekerasan fisik. 

Belakangan ini negara-negara di Eropa tengah menunjukkan adanya peningkatan serangan dan pelecehan kepada perempuan serta pelaku banyak dikaitkan dengan para imigran. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 Meningkat Drastis, Brussels: Hampir Seperti 'Tsunami'

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya