Chile: Imigran Haiti Protes Kasus Penembakan oleh Polisi

Kembali terjadi aksi kekerasan dari aparat kepolisian Chile

Jakarta, IDN Times - Komunitas imigran Haiti di Chile kembali melakukan aksi protes pada Rabu (1/9/2021) di depan kantor kepolisian La Ligua, Valparaiso. Protes ini dilakukan usai adanya insiden penembakan imigran Haiti bernama Louis Gentil oleh personel Carabineros atau kepolisian Chile. 

Dilansir dari The Rio Times, kasus penembakan oleh personel kepolisian ini masih diselidiki oleh pihak berwajib. Selain terkait kasus pembunuhan kepada imigran, kepolisian Chile selama ini memiliki citra buruk di masyarakat terkait kasus kekerasan dan rasisme.

Bahkan pada Februari lalu, salah seorang aparat kepolisian diketahui menembak mati seorang pesulap jalanan di Panguipulli, hanya karena tidak bersedia mengeluarkan dan menunjukkan identitasnya. 

1. Pendemo tuntut keadilan bagi Louis Gentil dan imigran Haiti di Chile

Sebuah aksi demonstrasi dilakukan komunitas imigran Haiti di depan kepolisian La Ligua demi menuntut keadilan bagi Louis Gentil (42) yang ditembak mati aparat kepolisian. Bahkan para partisipan membawa poster dan menyuarakan penolakan terhadap aksi penembakan dari aparat kepolisian itu. 

Dilansir dari BioBio Chile, seorang juru bicara koordinator imigran Haiti di Chile, Djimy Delice mengatakan, "Ini merupakan contoh dan hasil dari kebijakan pemerintah untuk mengkriminalisasi migran. Kami akan terus melanjutkan aksi kami untuk mendapatkan bantuan yang dapat mengekspresikan keberadaan kita."

Setelah aksi penembakan ini, komunitas Haiti di Valparaiso menolak aksi polisi tanpa seragam di area tersebut. Bahkan komunitas imigran Haiti menuding pemerintah dengan sengaja melakukan kriminalisasi kepada imigran. 

Kasus pembunuhan terhadap imigran Haiti di Chile ini bukanlah yang pertama terjadi. Pada 30 Agustus 2017 lalu, imigran Haiti bernama Joane Florvil yang tengah ditahan di Santiago, kemudian ditemukan tewas satu bulan kemudian, dilansir dari Pressenza

2. Penembakan dilakukan oleh polisi berbaju bebas

Baca Juga: Argentina Tuding Chile Berupaya Caplok Wilayah Maritimnya

Insiden penembakan terjadi pada Selasa (31/8/2021) ketika para warga sektor El Peumo melaporkan kepada aparat kepolisian bahwa terdapat seorang pria yang disebut menyebabkan kekacauan di sana. Namun pria bernama Louis Gentil diketahui melemparkan senjata machete ke arah polisi berpakaian bebas lantaran menolak untuk dibawa ke pusat psikatrik untuk kedua kalinya. 

Setelah mendapat perlawanan, polisi tersebut mengeluarkan senjatanya dan mengeluarkan tembakan meski saat itu berada tengah jalanan. Tembakan itu melesat mengenai dada warga negara Haiti itu dan langsung membuatnya tewas di tempat. 

Sementara investigasi kasus pembunuhan migran Haiti ini sedang dilakukan oleh Brigadir Pembunuhan dari PDI (Policía de Investigaciones de Chile). Nantinya PDI yang akan menenetukan penyebab kematian dari Gentil, dikutip dari BioBio Chile

3. Adanya eksodus diam-diam imigran Haiti di Chile

Chile: Imigran Haiti Protes Kasus Penembakan oleh PolisiPara migran asal Haiti yang memadati Necocli, Kolombia. (twitter.com/DefensoriaCol)

Chile selama satu dekade terakhir menjadi salah satu negara destinasi utama bagi imigran asal negara lain di regional Amerika Latin lantaran kemajuan serta kestabilan politik dan ekonominya. Selain imigran Venezuela yang masuk baru-baru ini, imigran Haiti sudah masuk ke negara Amerika Selatan itu sejak tahun 2010, usai peristiwa bencana gempa bumi yang meluluhlantahkan Haiti. 

Selain Chile, imigran Haiti juga melakukan migrasi ke Brasil yang kala itu sedang membutuhkan banyak tenaga kerja untuk membangun proyek pendukung Piala Dunia 2014 dan Olimpiade Rio 2016. Bahkan populasi imigran Haiti di Brasil mencapai lebih dari 143 ribu jiwa yang terkonsentrasi di negara bagian Sao Paulo dan Rio Grande do Sul. 

Sedangkan berdasarkan data resmi di Chile, terdapat lebih dari 1,4 juta warga negara asing yang tinggal di Chile. Diketahui 12,5 persen WNA di Chile berasal dari Haiti dan 30,7 persen di antaranya dari Venezuela dan 16,3 persen berasal dari Peru. 

Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, terdapat tren penurunan imigran Haiti di Chile dan Brasil lantaran mereka mulai melakukan migrasi menuju ke Meksiko dan Amerika Serikat. Bahkan ribuan warga Haiti itu sudah sampai di Kolombia untuk menyebrang menuju ke Panama dan melanjutkan perjalanan melalui Amerika Tengah.

Menurut Badan Migran Chile, Figueroa mengatakan salah satu penyebab engganya warga Haiti memilih Chile sebagai destinasi lantaran adanya diskriminasi dari petugas dibanding warga negara lain. Bahkan warga Haiti diharuskan menunjukkan tidak adanya catatan kriminal yang sulit didapat, dilansir dari El Pais

4. Migran Haiti akan memilih menetap di Meksiko

Meski memiliki tujuan ke AS, migran Haiti itu diperkirakan akan memilih untuk menetap di Meksiko mengingat sulitnya mencapai negeri Paman Sam. Pasalnya, Komisi Pengungsi Meksiko (Comar) menyebut ada 13.253 warga Haiti mengajukan permohonan suaka di akhir Juli. Lebih dari 1.700 di antaranya merupakan warga Chile dan 1.000 warga Brasil, di mana mereka adalah anak-anak migran Haiti yang lahir di kedua negara Amerika Selatan itu. 

Sejak 2019, Meksiko sudah menjadi negara transit sekaligus tempat tinggal permanen bagi migran yang akan menuju ke Amerika Serikat. Pada tahun ini, Pemerintah Meksiko memperkirakan adanya 100 ribu permintaan suaka, bahkan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah. 

Kepala Comar, Andrés Ramírez menyalahkan Amerika Serikat yang memperketat kebijakan migrasinya dalam beberapa tahun terakhir dan justru membantu Meksiko untuk menampung gelombang migran. Sementara warga Haiti menjadi yang kedua terbanyak untuk meminta perlindungan di bawah Honduras, dilaporkan dari El Pais

Baca Juga: Pekerja Tambang Escondida di Chile Gelar Aksi Protes

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya