Chile Luncurkan Teleskop Baru Pendeteksi Asteroid Berbahaya

Berfungsi untuk mendeteksi asteroid di dekat Bumi

Santiago, IDN Times - Sebuah teleskop luar angkasa dengan teknologi terbaru yang diresmikan European Southern Observatory (ESO) di Chile. Teleskop baru bernama TBT2 tersebut memiliki fungsi untuk mendeteksi asteroid berbahaya yang mendekati dan memiliki kemungkinan untuk menabrak Bumi. 

Hingga hari ini diketahui terdapat puluhan ribu asteroid yang berada di dekat Bumi dan bisa membahayakan lantaran memiliki kemungkinan dapat menabrak Bumi. 

1. Peluncuran teleskop canggih di observatorium Chile

Pada hari Selasa (27/04/2021) teleskop berteknologi baru bernama TBT2 resmi diluncurkan European Southern Observatory (ESO). Teleskop tersebut ditempatkan di Observatorium La Silla, Chile yang berlokasi di bagian selatan Gurun Atacama yang berjarak 600 km sebelah utara ibukota Santiago dan berada di ketinggian 2400 meter dpl. 

Pemilihan Gurun Atacama sebagai lokasi penempatan teleskop baru tersebut dikarenakan tidak adanya polusi sehingga sangat jelas untuk melihat benda luar angkasa. Sementara teleskop tersebut mulai dibangun pada Oktober 2018, lalu pada Desember 2019 sudah memasang atap dome, dan kamera dan teleskop sudah ditempatkan pada Maret 2021, dilansir dari BioBioChile

2. Teleskop dapat mensensus dan mendeteksi resiko asteroid

Chile Luncurkan Teleskop Baru Pendeteksi Asteroid BerbahayaPemandangan langit di Observatorium La Silla, Chile. (twitter.com/SETIInstitute)

Mengutip dari La Jornada, teleskop TBT2 merupakan jenis baru dari TBT1 yang ditempatkan di Spanyol dan juga berfungsi untuk mendeteksi astreroid. Bahkan teleskop baru ini dapat memperkirakan resiko pada setiap asteroid dan membuat sensus berdasarkan ukurannya terkait berbagai resiko kehancuran yang bisa diakibatkan. 

Diketahui bahwa hingga kini untuk memonitor asteroid di sistem Tata Surya masih menggunakan teleskop tradisional dengan pandangan terbatas. Namun metode ini hanya bisa mengobservasi bagian kecil dari langit dalam satu waktu, sehingga membuat proses sangat lambat dan membosankan. 

Menurut Kepala ESA, Clemens Heese mengatakan bahwa, "Adanya TBT nantinya berguna untuk mengembangkan dan mengetes algoritma, operasi secara dari jarak jauh dan pemrosesan teknik data. Nantinya jaringan teleskop Flyeye akan digunakan untuk mengotomasi survei malam hari dari seluruh langit."

Baca Juga: Fakta dan Cara Melihat Hujan Meteor Eta-Aquarid, Tak Perlu Teleskop

3. Teleskop berfokus pada objek asteroid berbahaya

Berdasarkan keterangan Manajer Observatorium La Silla, Ivo Saviane menerangkan jika teleskop TBT2 ini berbeda dari teleskop ESO lainnya bernama Very large Telescope (VLT). Selain itu, juga terdapat teleskop luar angkasa lainnya yang akan diluncurkan seperti Hubble dan James Webb pada Oktober mendatang. 

Perbedaaan teleskop TBT2 dan Flyeye memiliki karakteristik yang berfokus pada objek-objek berbahaya. Sedangkan teleskop kuat lainnya seperti VLT memfokuskan pada observasi untuk menemukan asteroid yang hilang ketika foto yang didapat dalam kondisi yang tidak baik. 

Hingga hari ini, para ahli astronomi di seluruh dunia masih berusaha untuk mengategorikan asteroid dengan inventori yang paling komprehensif. Ilmuwan juga mengatakan tidak ada asteroid besar yang memiliki kemungkinan menabrak Bumi dalam satu abad ke depan. Di samping itu, terdapat 660 ribu asteroid dan 20.300 di antaranya diklasifikasikan terletak di dekat planet Bumi, dilaporkan dari La Tercera

Baca Juga: 5 Objek Angkasa Terbesar yang Sanggup Ditangkap oleh Teleskop Hubble

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya