Dituduh Langgar Konvensi Wina, Makedonia Utara Usir 5 Diplomat Rusia

Makedonia Utara ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Makedonia Utara pada Senin (28/3/2022) memutuskan untuk memberikan status persona nongrata kepada lima diplomat Rusia. Pasalnya, kelima orang tersebut diduga telah melakukan aktivitas di luar ketentuan dan batas sebagai perwakilan kenegaraan. 

Beberapa waktu lalu, beberapa negara Uni Eropa juga sudah mengusir diplomat Rusia dari negaranya. Bahkan, Polandia memutuskan untuk memulangkan sebanyak 45 diplomat Rusia yang dianggap melakukan spionase dan berbuntut pada ketegangan hubungan kedua negara. 

1. Lima diplomat Rusia dituding melanggar aturan Konvensi Wina

Kementerian Luar Negeri Makedonia Utara telah mengusir lima diplomat Rusia yang ditempatkan di Skopje. Pihaknya mengatakan bila surat keputusan pengusiran lima representatif Negeri Beruang Merah itu sudah diserahkan kepada Dubes Rusia, Sergei Bazdnikin. 

"Beberapa diplomat Federasi Rusia yang ada dalam daftar tersebut diharuskan untuk segera meninggalkan negara terkait dugaan aktivitas yang melanggar Konvensi Wina soal hubungan diplomatik," ungkap Kemenlu Makedonia Utara, dikutip Al Jazeera

Kelima diplomat yang tidak disebutkan namanya itu diharuskan meninggalkan Makedonia Utara dalam waktu lima hari. Diketahui, negara Balkan itu juga ikut menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait invasi ke Ukraina. 

Sebelumnya, Makedonia Utara juga sudah memutuskan untuk menghapus program visa gratis bagi penduduk Rusia yang berkunjung ke negaranya. Bahkan, negara itu juga melarang maskapai Rusia untuk melintasi wilayah udaranya. 

Baca Juga: Makedonia Utara Deklarasikan Keadaan Darurat Gegara Krisis Energi

2. Rusia ikut mengusir tiga diplomat Slovakia

Dituduh Langgar Konvensi Wina, Makedonia Utara Usir 5 Diplomat RusiaIlustrasi bendera Rusia. (instagram.com/lyric_poetry)

Pada hari yang sama, Kemenlu Rusia juga memanggil Dubes Slovakia di Moskow, Lubomir Regak, dan memberitahukan terkait pengusiran tiga diplomatnya. Rusia juga memintanya agar segera meninggalkan Rusia dalam waktu 72 jam atau tiga hari. 

Keputusan ini sebagai bentuk balasan kepada Slovakia yang telah mengusir diplomatnya dua minggu lalu. Selain itu, Moskow juga memrotes keras adanya vandalisme di monumen Soviet di Slovakia yang semakin sering sejak agresi militer ke Ukraina. 

Sementara itu, juru bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova, menegaskan jika semua tindakan pengusiran representatif negara tidak memiliki bukti kesalahan yang jelas. Maka dari itu, pihak Rusia akan memberikan respons yang setimpal, dilaporkan RT.  

3. Makedonia Utara dimasukkan sebagai salah satu daftar musuh Rusia

Pemerintah Rusia sudah memasukkan tiga negara Balkan, yang meliputi Montenegro, Makedonia Utara, dan Albania dalam daftar negara musuh. Hal ini bersamaan dengan keputusan Kremlin memasukkan negara-negara Uni Eropa, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, Swiss, dan Selandia Baru sebagai musuh. 

Dilansir Balkan Insight, pada 1 Maret, Montenegro memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa dalam memberikan sanksi kepada Rusia. Tindakan itu didukung penuh oleh Albania dan Makedonia Utara, dengan melarang maskapai Rusia masuk ke negaranya dan melarang adanya transaksi dengan Bank Sentral Rusia. 

Pasalnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut sanksi Barat ini kepada Rusia sebagai bentuk deklarasi perang. Sedangkan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut Barat sebagai bandit ekonomi terhadap Rusia dan Moskow harus membalasnya. 

Di sisi lain, pandangan masyarakat di Montenegro terkait invasi Rusia ke Ukraina ini terpecah belah. Pasalnya, Montenegro dihuni oleh sejumlah warga etnik Serbia yang umumnya bersimpati terhadap Rusia. Bahkan, pemimpin Front Demokratik Serbia, Milan Knezevic mendesak pemerintah agar bersikap netral dalam konflik ini. 

"Montenegro dapat menjadi target utama dari Federasi Rusia, dan saya tidak berpikir bahwa ini adalah kepentingan semua di negara kecil. Apabila kita menginginkan keseimbangan kebijakan, Montenegro harus menghindari kemungkinan ancaman keamanan negara," ungkap Knezevic. 

Baca Juga: Soal Perang Rusia-Ukraina, PM Hungaria: Kami Mementingkan Diri Sendiri

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya