Dukung Polisi Haiti, AS-Kanada Kirim Kendaraan Lapis Baja

Demi lawan geng kriminal di Haiti

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Kanada resmi mengirimkan kendaraan lapis baja ke Haiti pada Sabtu (15/10/2022). Pengiriman tersebut adalah bentuk dukungan kepada Haiti yang tengah dilanda krisis keamanan akibat ulah geng kriminal. 

Pekan lalu, Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry, sudah membuka pintu bagi bantuan internasional dalam melawan geng kriminal di negaranya. Bahkan, ia menyatakan kepada AS dan Kanada untuk mengirim pasukan ke negaranya demi menyudahi krisis keamanan. 

1. AS dan Kanada sebut geng kriminal sebabkan kekacauan di Haiti

Keterangan di atas disampaikan oleh Pemerintah AS dan Kanada dalam pernyataan bersama menanggapi krisis di Haiti. Keduanya menyebut bahwa pengiriman kendaraan taktik lapis baja akan diserahkan kepada Polisi Nasional Haiti (HNP). 

"Peralatan militer ini akan membantu HNP dalam melawan geng-geng kriminal yang ada di balik rentetan kekerasan dan pemblokiran bantuan kemanusiaan di Haiti. Akibatnya, upaya dalam menangani dan menghentikan penyebaran kolera terhambat," tuturnya, dikutip Reuters.

Koalisi geng kriminal di Haiti telah menghambat distribusi solar dan bahan bakar minyak (BBM) selama lebih dari satu bulan. Geng kriminal memblokir distribusi untuk menentang keputusan pemerintah yang berencana memotong subsidi BBM. 

Alhasil, Haiti mengalami krisis keamanan dan kelaparan terburuk akibat pemblokiran terminal BBM. Menurut data dari PBB, sebanyak lebih dari 4 juta warga Haiti harus menghadapi krisis pangan dan kelaparan. 

Baca Juga: PBB: Bencana Kemanusiaan di Haiti Memburuk, Diperparah Ribut Antargeng

2. Lebih dari 500 orang tertular kolera di Haiti

Organisasi Kesehatan Pan-Amerika (PAHO) mengatakan, terdapat lebih dari 560 dugaan kasus kolera di Haiti. Sebanyak 300 orang sudah dirawat di rumah sakit dan terdapat setidaknya 35 orang tewas. Bahkan, para ahli menyebut jumlah tersebut bisa lebih banyak dari yang diberitakan. 

Hal itu diperparah dengan pemblokiran terminal BBM oleh geng kriminal G9 selama lebih dari satu bulan terakhir. Akibatnya, pom bensin terpaksa tutup dan rumah sakit terpaksa membatasi layanannya. Selain itu, distribusi air bersih, bahan pangan, dan lainnya juga terganggu, dilaporkan NPR.

Pemilik terminal BBM mengatakan bahwa sekelompok orang bersenjata menyerang instalasi miliknya untuk kedua kalinya. Mereka berhasil mencuri lebih dari 127.290 liter BBM setelah melumpuhkan pengawasan dan personel di dalam fasilitas tersebut. 

Padahal, terminal BBM itu menampung lebih dari 45,4 juta liter BBM dan solar. Selain itu, menyimpan sekitar 3,6 juta liter kerosene yang digunakan sebagai bahan bakar di dunia industri maupun rumah tangga. 

3. Warga Haiti menolak adanya intervensi AS di negaranya

Mendengar keputusan Henry untuk meminta bantuan komunitas internasional, ribuan warga menyatakan protes dan menolak intervensi AS di Haiti. 

"Ini adalah permintaan yang tidak sesuai dalam konstitusi. Ini adalah aksi melawan negara sendiri. Ini adalah keputusan dalam melawan keinginan rakyat Haiti itu sendiri yang menginginkan kebebasan bagi semuanya agar bisa makan, mendapatkan layanan kesehatan dan hidup seperti manusia," tutur salah satu warga lokal bernama Josue Merelein, dikutip Euronews.

Selain mendapat protes dari geng kriminal, warga lokal di Haiti juga meminta agar PM Henry untuk mundur dari jabatannya setelah memutuskan tidak lagi memberikan subsidi bahan bakar minyak kepada seluruh rakyat. 

Baca Juga: Ombak Ganas Tewaskan 17 Migan Haiti yang Lari dari Geng Kriminal

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya