Eks Pemimpin Gerilya FARC Kolombia Ditangkap di Meksiko

Diduga terlibat aksi penculikan dan pembunuhan di Paraguay

Jakarta, IDN Times - Seorang mantan pemimpin gerilya FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia) bernama Rodrigo Granda ditangkap di Meksiko pada Selasa (19/10/2021). Pasalnya, Granda selama ini sudah ditetapkan sebagai buronan oleh Pemerintah Kolombia terkait sejumlah kasus terorisme dan kekerasan. 

Mantan petinggi FARC berusia 72 tahun itu dikenal sebagai salah satu pelopor Perjanjian Perdamaian antara FARC dan Pemerintah Kolombia di tahun 2016. Meski begitu, masih terdapat sejumlah pembelot FARC yang melanjutkan perlawanan. 

1. Mendapat perintah penangkapan dari Paraguay

Penangkapan Granda di Meksiko kali ini disebabkan adanya perintah penangkapan red notice dari Interpol. Namun, perintah penangkapan tersebut justru bukan berasal dari Pemerintah Kolombia, melainkan Paraguay. 

Menurut Menhan Kolombia Diego Molano menyebutkan jika penangkapan Rodrigo Ganda ini setelah adanya perintah dan permintaan penangkapan dari Paraguay atas kasus penculikan dan kasus kriminal yang berasosiasi dengan pembunuhan, dilansir dari laman France24

Sementara itu penangkapan Granda ini dilangsungkan setelah dia baru saja mendarat di Meksiko setelah melakukan perjalanan udara dari Kolombia. Eks pemimpin FARC yang dikenal dengan nama Ricardo Tellez itu datang ke Meksiko untuk menghadiri undangan dalam seminar yang dilangsungkan Partai Buruh. 

Acara seminar itu rencananya diselenggarakan pada 21, 22 dan 23 Oktober 2021, yang mana ia akan menjadi representatif dari Partai Comunes Kolombia bersama dengan Rodrigo Londono, dikutip dari Mercopress

2. Diduga terlibat kasus penculikan Cecilia Cubas di Paraguay

Baca Juga: Meksiko: Jurnalis PM Noticias Dibunuh Orang Tak Dikenal

Dilansir dari DW, penangkapan Granda ini ada hubungannya dengan penculikan anak mantan Presiden Paraguay Raúl Cubas, bernama Cecilia Cubas. Bahkan kasus penculikan itu berakhir tragis, di mana Cecilia ditemukan tewas terkubur pada 16 Februari 2006 pada sebuah area pekarangan rumah di Asuncion. 

Sementara itu, tudingan kepada Granda ini terkait dengan informasi dari sebuah buku yang ditulis seorang jurnalis bernama Andrés Colmán mengenai gerilya EPP (Ejército del Pueblo Paraguayo). Pada tulisan itu menyebutkan ada dua orang anggota FARC yang berada di balik penculikan tersebut. 

Maka dari itu, Pemerintah Paraguay memasukkan Rodrigo Granda dan Orley Jurado Palomino sebagai terduga pelaku dan ikut berpartisipasi dalam kasus penculikan dan pembunuhan anak presiden ini. 

3. Partai Comunes sebut Pemerintah Kolombia yang menyulut adanya perintah penangkapan

Kabar penangkapan ini diungkapkan oleh dua anggota parlemen Comunes, yakni Carlos Lozada dan Pablo Catatumbo. Bahkan kabar tersebut diketahuinya sebelum akhirnya diumumkan oleh Pemerintah Kolombia. 

Dilaporkan dari France24, Lozada turut mengecam aksi ini dan menyebutnya sebagai tindakan pelanggaran Perjanjian Perdamaian tahun 2016 antara gerilya FARC dan Pemerintah Kolombia yang disebut-sebut mengakhiri konflik puluhan tahun itu. 

"Granda sedang pergi bersama Rodrigo Londono yang merupakan pemimpin partai dan delegasi lainnya. Bahkan Granda pergi ke luar negeri sesuai dengan izin tim Yudisial khusus Perdamaian" ungkap Lozada. 

Kejadian ini juga membuat Comunes turut menuding pemerintah yang memicu adanya perintah penangkapan. "Presiden Ivan Duque terus menyerang proses perdamaian, ia meminta Interpol untuk mengaktifkan red notice terhadap Rodrigo Granda yang merupakan pemimpin Partai Comunes dan seorang penandatangan perjanjian perdamaian."

Baca Juga: Terkait Kasus Korupsi, Meksiko Gugat Eks Menteri Keamanan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya