Eks Presiden Armenia Tersandung Skandal Gratifikasi

Diduga menerima suap dari pemilik perusahaan tambang

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Armenia Serzh Sargsyan pada Senin (22/11/2021) telah dituntut kembali atas dugaan terlibat kasus gratifikasi. Pasalnya, mantan presiden berusia 67 tahun itu diduga sudah menerima uang suap dari seorang pebisnis saat akan memimpin negara Kaukasus tersebut. 

Sebelum tuntutan baru ini, Sargsyan sudah diinvestigasi terkait kemungkinan terlibat kasus pencurian uang negara dan ia juga dianggap melakukan penyelewengan kekuasaan selama memimpin Armenia. 

1. Sargsyan akan diadili dalam skandal gratifikasi di tahun 2008

Tuntutan hukum terkait kasus korupsi kepada Serzh Sargsyan diungkapkan langsung oleh pengacaranya, Amram Makinian dalam akun sosial media Facebook. Ia menyebut bahwa kliennya sudah dipanggil oleh Komite Anti-Korupsi dan nantinya akan diinterogasi terkait kasus ini. 

Dilansir dari RFE/RL, Makinian mengungkapkan bila kasus ini kemungkinan berkaitan dengan pebisnis perempuan Silva Hambardzumian. 

"Ironisnya, setelah 3,5 tahun, mereka baru memutuskan bahwa Silva akan diadili terkait kemungkinan ia memberikan uang suap kepada Serzh Sargsyan" ungkap Makinian. 

"Berkaitan dengan kasus yang sama, Serzh Sargsyan sudah diwawacarai sebagai saksi mata dua tahun silam dan tidak ada perkembangan baru berkaitan dengan kasus ini" tambahnya sambil menuding kasus ini diinisiasi motif politik. 

2. Skandal suap sudah menjerat eks Presiden Robert Kocharyan 

Eks Presiden Armenia Tersandung Skandal GratifikasiMantan Presiden Armenia, Robert Kocharyan. (twitter.com/RobertKocharyan)

Kasus yang menjerat Serzh Sargsyan ini bermula saat meluasnya investigasi soal kejadian pada 1 Maret 2008 silam, ketika terjadinya protes kecurangan dalam pemilu. Namun, insiden itu akhirnya berhasil mengungkap kasus gratifikasi yang diterima rezim sebelumnya. 

Kasus tersebut diketahui berdasarkan testimoni dari pebisnis Silva Hambardzumyan yang mengatakan jika sudah menyuap mantan presiden lainnya, Robert Kocharyan beserta beberapa pejabat lain. Hal ini dilakukan agar pemerintah lebih memilih perusahaan tambangnya. 

Tim investigasi sudah menjerat Kocharyan dan mantan pegawainya bernama Armen Grigoryan beserta rekan bisnisnya Samvel Mayrapetyan atas kasus suap dari Hambardzumyan. Kocharyan diduga mendapatkan uang suap 3 juta dolar AS (Rp42,9 miliar) dan Grigoryan sebesar 1 juta dolar AS (Rp14,3 miliar).

Sayangnya, Mayrapetyan dilaporkan pergi ke Jerman untuk melakukan perawatan medis, tetapi masih belum kembali hingga kini. Akan tetapi, Pemerintah Armenia sudah mengumumkan perintah penangkapan kepadanya, dikutip dari Eurasianet

Baca Juga: Konflik Perbatasan, Armenia Ungkap 6 Pasukannya Tewas

3. Sargsyan tidak diperbolehkan meninggalkan Armenia

Eurasianet mengabarkan, kasus gratifikasi ini mulai diinvestigasi ketika Sargsyan berhasil dilengserkan pada tahun 2018 dalam Revolusi Velvet yang dipimpin Perdana Menteri Nikol Pashinyan. Kendati demikian, Sargsyan masih belum ditahan dan tetap bisa bebas dengan syarat tidak boleh meninggalkan Armenia. 

Sebelum kasus ini, Sargsyan sudah melakoni persidangan di Yerevan lebih dari satu tahun lalu, terkait kasus korupsi. Pasalnya, presiden yang menjabat dari tahun 2008-2018 itu diduga mengambil uang negara sebanyak 1 juta dolar AS (Rp14,3 miliar) dari penyediaan bahan bakar. 

Selain itu, Sargsyan juga sudah dituntut sebulan lalu lantaran diduga melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan dituding melakukan kesalahan dalam mengatur uang negara. Namun, ia menolak semua tudingan dan menyebut bila tuduhan itu dilandasi motif politik, dikutip dari RFE/RL

Baca Juga: Warga Iran Rela Pergi ke Armenia hanya untuk Divaksinasi

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya