Estonia Akan Pindahkan Ratusan Monumen Perdamaian Uni Soviet

Mendapat penolakan dari pemerintah daerah

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Estonia pada Selasa (16/8/2022) memindahkan monumen Perang Dunia II di kota perbatasan Rusia, Narva. Keputusan ini dilatarbelakangi penolakan negara Baltik itu atas invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari. 

Pekan lalu, Estonia melarang warga Rusia yang memegang visa Schengen masuk ke negaranya. Bahkan, negara pecahan Uni Soviet itu juga menyerukan kepada negara Eropa lain agar tidak mengabulkan aplikasi visa turis asal Rusia. 

1. Pemindahan monumen untuk mencegah perpecahan

Pemindahan monumen Perang Dunia II peninggalan Uni Soviet di Narva dilakukan berdasarkan keputusan pemerintah setempat pekan lalu. Keputusan itu dirasa tepat untuk memastikan keamanan dan mencegah perpecahan di Estonia. 

"Keputusan pada hari ini untuk membantu dalam memfokuskan pada tugas penting kami, yakni memastikan keamanan, mencegah perpecahan di Estonia, dan membantu situasi warga yang menghadapi krisis akibat perang di Ukraina," ungkap Perdana Menteri, Kaja Kallas, dilansir dari Politico.

Pemindahan monumen tank T-34 itu dilakukan pada Selasa pagi dan nantinya sudah ditempatkan di Museum Perang Estonia di Tallin. Selain itu, masih ada dua monumen lain yang akan dipindahkan dari kota yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia tersebut. 

Pada hari yang sama, perbatasan Rusia-Estonia di Ida Viru ditutup selama beberapa jam karena adanya pembaruan perangkat lunak. Polisi juga membatasi lalu lintas dan melarang warga datang ke pusat kota Narva saat pemindahan monumen tersebut, dilaporkan RT.

Baca Juga: Estonia Larang Warga Rusia Masuki Negaranya, Moskow Geram!

2. Mendapat penolakan dari pemerintah daerah di Narva

Pemindahan monumen tersebut menuai protes dari pemerintah lokal Narva. Bahkan, Wali Kota Katri Raik mengancam tidak akan ikut dalam pemilihan umum parlementer pada musim semi tahun depan. 

"Saya tidak akan ikut pemilu. Itulah perasaan saya dalam beberapa hari terakhir. Saya tidak akan ikut dalam satu partai atau lainnya. Sekarang saya akan mencoba bekerja yang terbaik untuk Narva dan masih banyak yang perlu dikerjakan sekarang," tutur Raik. 

"Salah satu harus paham bahwa terdapat perubahan dalam beberapa bulan ke depan. Namun, saya tidak bisa membayangkan diri saya duduk di tempat yang sama dengan orang-orang yang membuat keputusan ini. Meskipun, saya akan memahaminya, tapi saya tidak mau satu ruangan dengan mereka," tambahnya, dilansir dari ERR

Pada 2020 lalu, Raik mundur dari jabatannya di Parlemen Estonia untuk menjadi pemimpin daerah di Narva sampai sekarang. 

3. Monumen dianggap sebagai pengingat pendudukan Soviet di Estonia

Setelah pemindahan monumen tank T-34 ini di Narva, pemerintah Estonia berencana memindahkan sekitar 200-400 monumen Soviet. Ratusan monumen tersebut akan tuntas dipindahkan pada akhir tahun.  

Keputusan ini dilakukan setelah invasi Rusia ke Ukraina, sehingga membuat Estonia menganggap monumen tersebut bukan hanya masalah lokal tapi masalah bagi seluruh negeri. Rencana tersebut diumumkan awal bulan ini, untuk menutup luka lama pada masa pendudukan Soviet di Estonia. 

Negara Baltik itu pernah menjadi bagian dari Uni Soviet selama 1944-1991. Selain itu, satu per empat dari 1,3 juta penduduk Estonia merupakan etnis Rusia. Maka dari itu, Kallas khawatir hal itu bisa menjadi alat Rusia untuk merusak perdamaian di negaranya. 

Keputusan ini menjadi tindakan terbaru negara-negara Baltik dalam melawan Rusia yang terus melancarkan invasi ke Ukraina. Pada hari yang sama, Finlandia mengumumkan pemotongan jumlah visa kepada warga Rusia menjadi 10 persen. 

Baca Juga: PM Estonia: Kebebasan Ukraina Lebih Berharga dari Gas Rusia!

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya