Finlandia Mulai Vaksinasi COVID-19 pada Cerpelai 

Menggunakan vaksin khusus

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Finlandia pada hari Jumat (1/10/2021) akan memulai penyuntikkan vaksin COVID-19 ke cerpelai yang berada dalam penangkaran. Hal ini setelah adanya persetujuan dari Badan Pengawas Obat-obatan Finlandia untuk memberikan vaksin ke binatang mamalia tersebut. 

Pada tahun lalu, Denmark, Belanda dan Spanyol telah melakukan pemusnahan massal cerpelai dalam penangkaran lantaran diduga dapat menularkan mutasi baru virus COVID-19 ke manusia.

Tindakan itu menuai kontroversi dan penolakan terhadap beberapa pihak, termasuk oposisi. Namun, di lain sisi, hal ini menuai dukungan lantaran industri bulu cerpelai dianggap bisnis yang kejam bagi hewan tersebut. 

1. Vaksinasi cerpelai akan dilakukan hingga Desember 2021

Dilaporkan dari Euronews, program vaksinasi pada cerpelai yang akan dilakukan Pemerintah Finlandia akan menyasar seluruh populasi hewan mamalia itu yang ada di dalam peternakan.

Menurut kepala Otoritas Makanan Finlandia Liisa Kaartinen menyebut jika vaksin akan diotorisasi ketika tidak ada suntikan lain yang tersedia. Selain itu, vaksinasi massal pada cerpelai ini akan dilakukan hingga akhir Desember 2021 ketika data baru sudah didapatkan. 

Bahkan cerpelai yang selama ini diternakkan untuk diambil bulunya itu merupakan satu-satunya binatang yang dapat menularkan virus  COVID-19 ke manusia. Maka dari itu, cerpelai dianggap dapat menularkan varian baru yang mengancam efektifitas vaksin. 

2. Menggunakan vaksin khusus bernama FurcoVac

Baca Juga: Denmark Batalkan Rencana Pemusnahan Cerpelai Atas Kasus COVID-19

Program vaksinasi yang dilakukan pada binatang cerpelai di penangkaran nantinya akan menggunakan vaksin khusus.Vaksin tersebut sudah mendapatkan lisensi dan sebelumnya sudah dikembangkan oleh Universitas Helsinki. 

Selain itu, vaksin khusus itu sudah diuji coba pada beberapa peternakan cerpelai di Kannus, Ostrobotnia Tengah. Sedangkan nama vaksin SARS-CoV-2 tersebut bernama FurcoVac yang diketahui masih kurang memiliki lisensi perdagangan. 

Menurut kepala proyek penelitian di FIFUR, Jussi Peura menambahkan proses pengembangan vaksin disebut cukup menantang, dengan jadwal yang ketat ditambah sejumlah tekanan. FurcoVac diketahui menggunakna material yang sama dengan yang dibutuhkan untuk memroduksi vaksin pada manusia. 

"Terdapat tantangan dalam proses manufaktur vaksin dan mendapatkan bahan mentahnya, selagi vaksin pada manusia sedang diproduksi dalam waktu yang bersamaan. Maka, bahan utamanya juga digunakan dalam produksi vaksin untuk manusia" ujar Peura, dilansir dari laman YLE.

3. Tidak ada kasus transmisi dari peternakan cerpelai di Finlandia

Sementara itu, hingga kini belum ada kasus penularan COVID-19 yang berasal dari peternakan cerpelai di Finlandia. Pasalnya, Denmark, Belanda dan Spanyol sudah membunuh jutaan cerpelai untuk mencegah infeksi pada manusia setelah terdeteksi adanya binatang yang tertular. 

Menurut FIFUR dalam YLE, ceperlai dan rakun merupakan binatang yang diternakkan di Finlandia untuk diambil bulunya dan dapat menularkan virus seperti halnya kucing serta rusa ekor putih. 

"Kami akan melanjutkan melawan epidemik dan melindungi nyawa dalam melawan penyakit ini dengan berkooperasi bersama pemerintah. Meski belum memiliki izin untuk digunakan, vaksin cerpelai adalah bagian dari kebijakan perlindungan. Ini adalah waktu-waktu yang penuh tekanan dari produsen yang mengisolasi diri dan memastikan perlindungan pekerja" kata Peura. 

Di sisi lain, Denmark yang selama ini menjadi pengekspor terbesar kulit cerpelai sedang mengalami kehancurkan industri tersebut. Hal ini terkait adanya mutasi virus yang menyebar ke manusia pada November lalu dan mengakibatkan 15 juta cerpelai di negara Skandinavia itu dimusnahkan, dikutip dari NDTV

Baca Juga: Denmark Berencana Bunuh Seluruh Cerpelai demi Hindari Mutasi COVID-19

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya