Hacker Iran Ungkap Data Pelaku Kriminal Albania, Ini Dampaknya!

Para pelaku kriminal yang buron dikhawatirkan kabur

Jakarta, IDN Times - Kelompok peretas asal Iran, HomeLand Justice, pada Senin (3/10/2022) menyebarkan informasi seputar terduga pelaku kriminal di Albania. Data yang diungkap diketahui berasal dari basis data milik aparat kepolisian negara Balkan tersebut. 

Pada bulan lalu, Albania telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran, setelah adanya bukti keterlibatannya dalam serangan siber. Bahkan, beberapa hari usai kejadian tersebut, Iran dituding kembali melancarkan serangan ke Traveller Information Management System (TIMS). 

1. Data yang disebarluaskan mencapai 105 ribu

Penyebaran data dari HomeLand Justice dilaporkan lewat akun Telegram miliknya, yang mempublikasikan data pribadi terduga pelaku kriminal di Albania. Data tersebut meliputi foto, nomor penduduk, nama dan nama keluarga, nama ayah, tanggal lahir, kota kelahiran, serta kewarganegaraan. 

Sementara, data pribadi tersebut diketahui berasal dari sistem MEMEX milik Kepolisian Albania. Pasalnya, dalam basis data tersebut, tersimpan daftar orang yang pernah terlibat dalam aktivitas kriminal dan bersifat rahasia, dikutip dari Albanian Daily News.

Data pribadi yang disebarkan oleh Homeland Security dilaporkan mencapai 105 ribu orang di Albania. Namun, pada bagian bawah publikasi, terlihat bahwa ribuan orang adalah terduga pelaku kriminal di Albania. 

Baca Juga: Albania Tuding Iran Lancarkan Serangan Siber Kedua

2. Tokoh di Albania sebut kebocoran data ini sangat berbahaya

Pemimpin oposisi Albania, Sali Berisha, memberikan komentar terkait tersebarnya dapat terduga pelaku kriminal di negaranya. Ia menyebut bahwa kebocoran data dari sistem MEMEX sangat berbahaya. 

"Nama-nama yang sudah terekspos dari sistem adalah bentuk peringatan kepada semua orang yang sedang dalam pengawasan, investigasi, atau semua pihak yang terlibat dalam berbagai kasus kriminal," tutur Berisha, dikutip Balkan Insight.

"Ini adalah momen ketika Albania menjadi negara paling berbahaya di Balkan dan Eropa. Ketika ini terkuak, maka semua kriminal yang berada di bawah pengawasan dan hendak ditangkap polisi akan kabur untuk menyelamatkan diri mereka," sambungnya.

Di sisi lain, profesor kriminologi di Universitas Tirana, Ervin Karamuco, menggambarkan kebocoran data ini sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan. 

"Apa yang kami curigai dan menjadi ketakutan terbesar kami terjadi. 1,7 GB data kriminal dari sistem MEMEX telah disebarkan hari ini oleh kelompok peretas. Hal ini akan menyulut pertanyaan soal keamanan publik di Albania," papar Karamuco. 

3. Polisi menolak data tersebut berasal dari sistem MEMEX

Meskipun demikian, otoritas Albania menolak klaim bahwa sistem milik kepolisian diretas dan mengakibatkan kebocoran data sensitif. Bahkan, pihak kepolisian mendesak media lokal agar tidak menyebarkan data dari peretas tersebut. 

Menteri Dalam Negeri Albania, Bledi Cuci, mengatakan bahwa daftar tersebut bukan berasal dari basis data milik polisi. Ia juga menyebut bahwa Microsoft dan FBI sudah membantu Albania dalam memulihkan sistem yang terdampak, dilaporkan Associated Press.

Sedangkan, Perdana Menteri Edi Rama menyampaikan, penyebaran data terduga pelaku kriminal tersebut berupaya untuk menciptakan kekacauan sosial di masyarakat. Bahkan, ia menyebut bahwa foto dan nama orang dalam daftar tersebut adalah rekayasa. 

Baca Juga: Buntut Cyberattack, Albania Putus Hubungan Diplomatik dengan Iran

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya