Hemat Energi, Spanyol Berlakukan Pembatasan Temperatur AC

Penghematan energi di tengah gelombang panas

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Spanyol melarang para pelaku bisnis menggunakan AC (air-conditioner) sampai di bawah 27 derajat celcius ketika musim panas pada Selasa (2/8/2022). Keputusan ini sejalan dengan upaya penghematan energi mengingat ketergantungan Eropa dengan energi Rusia. 

Memasuki musim panas ini, Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya tengah dilanda gelombang panas. Anomali cuaca pada tahun ini mengakibatkan suhu udara berada jauh di atas rata-rata, hingga mencapai 36 derajat celcius. 

1. Kebijakan digulirkan sebagai solidaritas antarnegara Eropa

Di samping membatasi suhu minimum hingga 27 derajat celcius saat musim panas, pemerintah juga melarang suhu udara ditingkatkan sampai di atas 19 derajat pada musim dingin. Bahkan, dalam aturan baru itu, lampu luar toko harus dimatikan mulai pukul 10 malam. 

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Ekologi dan Transisi, Teresa Ribeira, yang menyebutkan bahwa, "Dunia sudah terbalik saat ini, kita sudah memasuki masa-masa peperangan di Eropa". 

Sebelumnya, kebijakan ini sudah diluncurkan di kantor pemerintahan di seluruh negeri, tapi regulasi ini masih bersifat sukarela bagi rumah tanggah di Spanyol. 

Baca Juga: PM Spanyol: Kemerdekaan Kosovo Langgar Hukum Internasional

2. Dipercaya dapat menurunkan konsumsi hingga 7 persen

Kebijakan baru ini disebut akan membantu negara dalam mencapai pengurangan konsumsi gas hingga 7 persen. Meski Spanyol tidak bergantung pada energi Rusia, tapi hal ini sebagai wujud solidaritas kepada seluruh anggota Uni Eropa lainnya yang masih bergantung pada sumber energi Rusia. 

Kebijakan ini sesuai dalam persetujuan dari Kementerian Energi Uni Eropa untuk memberikan kewajiban dalam memberikan pembatasan konsumsi gas hingga 15 persen. Ini dilakukan untuk mengatasi kelangkaan gas alam di Eropa pada musim dingin. 

Spanyol selama ini sudah berusaha mengurangi ketergantungan gas alam dari Rusia, hingga mencapai 10,5 persen saja. Sementara gas alam hanya menjadi satu per empat dari energi campuran di Spanyol pada tahun 2020. 

Regulasi ini masih diujicoba dalam satu minggu ke depan dan akan direlaksasi apabila terjadinya temperatur ekstrem. Sedangkan kebijakan ini akan diberlakukan sampai November 2023 mendatang dan akan mungkin bisa diperluas pada September nanti. 

3. Pemerintah Madrid tolak pemberlakuan pembatasan konsumsi energi

Kepada daerah di Madrid, Isabel Díaz Ayuso, secara terang-terangan menolak keputusan tersebut. Bahkan, ia menegaskan agar kebijakan pembatasan konsumsi energi tersebut tidak diterapkan di wilayahnya. 

"Madrid tidak akan mematikan lampu. Ini akan meningkatkan rasa was-was kepada industri pariwisata dan konsumsi. Ini akan mengakibatkan kegelapan, meningkatkan kemiskinan, dan kesedihan. Meskipun pemerintah akan menutupinya dengan dalih kebaikan yang ditimbulkan" papar Ayuso. 

Pernyataan Ayuso ini berkaitan dengan adanya sekitar 4.500 orang di wilayah kerjanya yang belum menerima aliran listrik selama dua tahun. Salah satu dari dua wilayah di pinggiran Madrid tersebut adalah Cañada Real yang dikenal sebagai area permukiman kumuh, dilaporkan dari The Guardian.

Pemerintah Madrid menyalahkan kurangnya listrik akibat adanya pertanian marijuana ilegal di Cañada. Sementara kurangnya aliran listrik di area tersebut diakibatkan adanya penutupan karena masalah keamanan. 

Baca Juga: Dukung Masuk Uni Eropa, PM Spanyol Kunjungi Balkan Barat

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya