Hilangkan Stigma Negatif, Partai FARC di Kolombia Ganti Nama

Ubah namannya menjadi Partai Comunes

Bogota, IDN Times - Partai FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia) di Kolombia resmi mengubah namanya pada hari Minggu (24/01). Perubahan namannya menjadi Partai Comunes ini demi mengubah stigma negatif di masyarakat terkait eks kelompok pemberontak dan konflik yang berlangsung puluhan tahun. 

Sebelumnya kelompok pemberontak gerilya FARC sudah berdamai dengan Pemerintah Kolombia sejak tahun 2016. Kemudian pada tahun 2017, kelompok tersebut mendirikan partai bernama FARC. 

1. Rubah namanya untuk hilangkan stigma buruk

Perubahan nama Partai FARC menjadi Partai Comunes resmi dilakukan saat pertemuan kedua partainya di tahun ini pada Minggu (21/01). Bahkan keputusan untuk mengubah nama partainya dilakukan dalam pertemuan yang berlangsung tiga hari lamanya, dilansir dari Reuters

Partai yang didirikan oleh mantan anggota kelompok pemberontak sayap kiri bernama FARC tersebut mengubah namannya demi memudarkan sitgma negatif konflik selama enam dekade di kalangan masyarakat Kolombia. 

Menurut ketua partai FARC Rodrigo Londono, "Mulai sekarang kita memiliki nama Comunes karena kita merupakan partai untuk khalayak umum yang bekerja demi keadilan dengan kesejahteraan masyarakat"

2. Rendahnya popularitas Partai FARC di Kolombia

Hilangkan Stigma Negatif, Partai FARC di Kolombia Ganti NamaAcara pertemuan Partai Comunes. twitter.com/TimoFARC/

Meski sudah berdiri sejak tahun 2017, Partai FARC cenderung memiliki popularitas yang amat rendah di Kolombia berdasarkan hasil pemilu. Hal ini berkaitan dengan namanya yang sama dengan mantan kelompok gerilya terdahulu yang sebabkan tewasnya ratusan ribu jiwa dan membuat jutaan warga harus mengungsi, dikutip dari Anadolu Agency. 

Nama Comunes dipilih juga untuk menjauhkan partai tersebut dari mantan pemimpin kelompok gerilya FARC, Ivan Marquez dan Jesus Santrich. Dikarenakan kedua tokoh tersebut pada tahun 2019 mengumumkan jika menolak perjanjian damai tahun 2016 yang sudah mengakhiri konflik bersenjata terpanjang di Amerika Latin tersebut. 

3. Adanya anggota FARC yang menolak perdamaian

Baca Juga: Menteri Pertahanan Kolombia Meninggal Dunia Akibat Komplikasi COVID-19

Meski sudah berdamai, nama FARC memang masih kerap dikaitkan dengan pemberontak bersenjata yang selama ini menghantui kedamaian Kolombia. Hal ini ditengarai adanya perpecahan dalam kelompok FARC tersebut, yang mana sebagian kecil kelompok memilih untuk tetap melanjutkan aksinya dan sekitar 13 ribu pasukannya memilih berdamai, dilansir dari Al Jazeera

Pada tahun 2017 lalu, kelompok pemberontak itu juga sudah menyerahkan 7000 senjatanya kepada PBB, serta berjanji untuk menjaga perdamaian, serta kembali membaur secara politik, ekonomi dan sosial dalam masyarakat Kolombia. 

Namun presiden sayap kanan Kolombia, Ivan Duque juga kerap menyalahkan anggota FARC yang membelot dan geng narkoba atas kejadian pembunuhan di Kolombia. Sebaliknya mantan anggota FARC juga menuding pejabat dan kelompok paramiliter Kolombia yang masih melakukan serangan terhadap anggota kelompoknya. 

Baca Juga: Kuda Nil Peliharaan Pablo Escobar Ancam Perairan Kolombia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya