Hina Pemerintah Venezuela di Tiktok, Perempuan 72 Tahun Ditangkap

Nicolas Maduro menjadi salah satu objek kritik

Jakarta, IDN Times - Perempuan lanjut usia (lansia) di Venezuela, Olga Lucila Mata de Gil, ditangkap aparat penegak hukum pada Senin (18/4/2022). Penangkapan ini menyusul  video TikTok berisi kritikan kepada beberapa pejabat pemerintahan Venezuela yang terlibat skandal. 

Selama ini, Venezuela di bawah kepemimpinan Maduro dianggap telah mengarah pada autoritarianisme. Sebab, pemerintah setempat disebut berupaya membatasi kebebasan berpendapat dengan memberikan sensor akses informasi pada warga dan membungkam kritikan. 

Dilansir Al Dia News, jurnalis independen di Venezuela juga berada dalam tekanan hukum, sehingga sangat berisiko ditahan atau mendapatkan kekerasan fisik dalam pekerjaannya. Bahkan, surat kabar di Venezuela juga sudah ditutup dan terpaksa beralih ke format digital, yang seringkali diblokir. 

1. Hina beberapa pejabat dalam sebuah video di TikTok

Olga Mata de Gil yang sudah berusia 72 tahun dianggap menghina Presiden Nicolas Maduro dalam sebuah video pendek di TikTok tentang pembuatan makanan arepas. Video berdurasi 21 detik itu menjadi viral di media sosial lantaran ia menyebutkan nama pejabat di pemerintahan Venezuela. 

Pertama, ia menyebutkan nama Jaksa Agung Tarek William Saab yang disebut sebagai arepas berisi huevo atau telur dalam Bahasa Spanyol. Namun, kata tersebut juga kerap diartikan sebagai kelamin laki-laki, yang mana terkait dengan skandal yang meliputi Saab. 

Kemudian, ia juga menyebut arepas dengan nama Hugo Chaves yang merupakan mantan presiden yang meninggal pada 2013. Ia menyebut makanan tersebut berisikan daging mortadella yang mirip dengan kata muerto atau mati dalam Bahasa Spanyol. 

Tak ketinggalan, ia menyebut arepas dengan nama Diosdado Cabello, mantan wakil presiden Venezuela sebagai perico atau telur orak-arik, yang juga nama lain dari kokain. Pasalnya, Cabello disebut terlibat dalam aksi penyelundupan narkoba dan dicari oleh Pemerintah Amerika Serikat, dikutip The Washington Post

Baca Juga: Kolombia Tolak Kehadiran Nicolas Maduro di Pertemuan CELAC

2. Olga Mata ditangkap atas aksi menebar kebencian

Setelah video tersebar, Olga Mata justru berada dalam masalah besar dan berujung ditangkap oleh aparat kepolisian. Pasalnya, video TikTok di akun miliknya itu dianggap sebagai tindak kriminal atas ujaran kebencian yang berhubungan dengan terorisme. 

Kemelut bermula ketika anaknya, Florencio Gil Mata, ditangkap oleh aparat keamanan sehari setelah video tersebut viral pada 14 April. Perempuan itu akhirnya menyerahkan diri ke CICPC (Cuerpo de Investigaciones Científicas, Penales y Criminalísticas). 

Kemudian, Olga Mata bersedia untuk membuat video permintaan maaf yang diawasi langsung oleh pihak kejaksaan. Kini, dia sudah dibebaskan dan diharuskan untuk melapor ke pengadilan selama 30 hari. 

"Saya Olga Mata, Saya membuat video ini untuk mengucapkan permintaan maaf kepada semua orang yang saya sebutkan dalam video. Permintaan maaf terutama kepada Presiden Nicolas Maduro. Ini bukan seperti yang saya inginkan, tapi ini hanyalah humor," ungkap Olga Mata, dilaporkan dari Mercopress

3. Hukum Melawan Kebencian sudah diresmikan sejak 2017 untuk membungkam kritik

Hina Pemerintah Venezuela di Tiktok, Perempuan 72 Tahun DitangkapPresiden Venezuela Nicolas Maduro. (twitter.com/NicolasMaduro)

Beberapa tahun terakhir, Presiden Maduro sudah menancapkan cengkeraman kuatnya dalam seluruh institusi di Venezuela untuk membungkam hak kebebasan berpendapat yang dimiliki warga negara. 

Pada 2017, pemerintahan Maduro telah meresmikan 'Hukum Melawan Kebencian' yang difungsikan untuk melarang promosi fasisme, kebencian, dan intoleransi. Siapapun yang disebut melanggar hukum itu akan mendapatkan hukuman maksimum hingga 20 tahun penjara. 

Secara teori, hukum itu dimaksudkan untuk melawan intoleransi di Venezuela, tapi secara praktik, hukum ini memiliki cerita lain. Menurut Carlos F. Lusverti, seorang profesor dan peneliti di Pusat HAM Venezuela di Universidad Catolica Andres Bello, terdapat pelanggaran dari hukum ini. 

"Masalahnya, hukum ini secara umum dan spesifik didesain untuk membungkam kritik dan digunakan untuk melawan segala bentuk ekspresi humor maupun ujaran sarkastik kepada pemerintah," ujar Lusverti.

"Hukum itu meliputi mekanisme untuk mempromosikan sensor pribadi dan digunakan untuk melawan pembelot dan tidak berlaku serius bagi ucapan yang datang dari pejabat publik itu sendiri," sambungnya.

Pada 2018, Lusverti mengatakan ada sekelompok regu pemadam kebakaran yang mengunggah video yang membandingkan Maduro dengan keledai. Tak berselang lama, mereka ditangkap atas ujaran kebencian dan dibebaskan beberapa bulan dengan pembatasan penggunaan sosial media.  

Baca Juga: Nicolás Maduro, Mantan Sopir Bus yang Jadi Presiden Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya