Hungaria Sebut Sanksi Uni Eropa ke Rusia Seperti Bom Bunuh Diri 

Pernyataan Hungaria mendapat kritik dari banyak pihak

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Hungaria, pada Rabu (19/10/2022), menyebut sanksi Uni Eropa (UE) terhadap Rusia seperti bom. Sebab, pemerintah setempat menganggap sanksi terebut gagal dan justru menghancurkan ekonomi Hungaria. 

Selama ini, Hungaria yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Viktor Orban dianggap condong pro-Rusia setelah menolak kebijakan sanksi kepada Rusia. Akibat hal itu, UE siap memblokir bantuan dana ke Hungaria, jika tidak melakukan perubahan pada strukturnya yang dianggap korup dan tidak demokratis. 

1. Komisi Eropa kritik Hungaria atas poster bom

Hungaria Sebut Sanksi Uni Eropa ke Rusia Seperti Bom Bunuh Diri poster kritikan sanksi Uni Eropa di Hungaria (facebook.com/kormanyzat)

Komisi Eropa mengkritik poster kampanye komparasi, yang menggambarkan sanksi UE atas Rusia seperti bom. Blok itu menyebut tindakan Hungaria sebagai hal yang tidak etis.  

"Ini tidak pantas untuk menunjukkan gambar bom atau misil yang dikaitkan dengan sanksi ke Rusia. Padahal sanksi ini secara jelas bertujuan untuk menyudahi bom yang dijatuhkan ke Ukraina," tutur Wakil Jubir Komisi Eropa, Dana Spinant, dikutip Euronews.

Poster tersebut juga menunjukkan keinginan untuk mempromosikan konsultasi dari pemerintah setempat. Poster itu memperlihatkan sebuah misil dengan tulisan sanksi dan diimbuhi tulisan bertajuk, "Sanksi-sanksi Brussels, mereka menggerogoti kita". 

Tindakan pemerintahan Orban untuk mempromosikan bahaya sanksi UE kepada Rusia karena menganggap sanksi berdampak buruk pada ekonomi Eropa. Bahkan, sanksi kepada sektor migas Rusia akan menjadi bom nuklir bagi perekonomian negaranya. 

Baca Juga: Uni Eropa Akan Bekukan Dana Bantuan ke Hungaria Senilai Rp333 Triliun

2. AS juga mengkritik Hungaria

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Budapest juga mengkritisi poster kritikan tersebut. Kritik itu disematkan dalam video berdurasi 1 menit di akun Twitter milik Kedubes AS di Hungaria. 

Dilaporkan BBC, video tersebut mengajak penonton untuk menebak mana pernyataan yang diucapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin atau pemimpin di Hungaria. Kuis tersebut menunjukkan pernyataan yang tepat selalu ditujukan kepada Orban dan jajarannya. 

Tak ketinggalan, video itu menyematkan komentar terkait AS yang mendapatkan keuntungan dari perang Rusia-Ukraina. Namun, keuntungan yang didapat AS ditujukan untuk membantu Ukraina dalam mengakhiri konflik ini secepatnya. 

Video tersebut juga ditujukan untuk mendapat dukungan dari rakyat Hungaria kepada kebijakan UE, sesuatu yang terus mendapat kritik dan penolakan dari rezim Orban.

3. Menlu Hungaria sebut proposal Komisi Eropa berbahaya

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, memperingatkan seluruh anggota UE bahwa proposal dari Komisi Eropa adalah langkah berisiko. Ia meyebut bahwa proposal untuk memutus suplai gas ke Benua biru itu sangat berbahaya. 

"Proposal dari Komisi Eropa ini tidak bisa dijalankan, bahkan berbahaya dan mengancam pemutusan suplai gas alam ke Eropa. Saya menyerukan kepada Hungaria agar tidak menerima proposal berisiko tersebut yang dapat menurunkan pasokan gas dan menaikkan harga energi," papar Szijjarto, dikutip dari RT.

Szijjarto juga menekankan, Hungaria akan menolak pendapat berbahaya terkait pembatasan harga gas Rusia. Ia menganggap bahwa langkah itu sama dengan membuat Rusia menyetop suplai gas alam ke Eropa. 

"Menurut prinsip ekonomi sederhana. Jika kita menaikkan kuantitas dari suatu produk di pasar, maka harganya akan menurun. Tapi jika kita menurunkan kuantitas produk, maka harganya akan naik. Oleh sebab itu, jumlah gas alam di pasar Eropa harus dinaikkan. Jika dibutuhkan Eropa harus mendapatkan gas alam dari berbagai sumber," katanya. 

Baca Juga: Rusia Dukung Hungaria yang Menolak Tunduk kepada Uni Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya