Ilmuwan Meksiko Divonis Bersalah dalam Kasus Spionase Rusia

Bekerja sama dengan intelijen Rusia untuk memata-matai AS

Jakarta, IDN Times - Seorang ilmuwan asal Meksiko bernama Hector Cabrera Fuentes pada Selasa (15/2/2022) resmi divonis bersalah atas kasus spionase. Selama ini, ia sudah bekerja sama dengan agan intelijen Rusia untuk memata-matai lembaga pemerintahan Amerika Serikat di Miami.  

Kasus spionase yang dilakukan ilmuwan sudah beberapa kali terjadi di Eropa lantaran mereka dicurigai memiliki hubungan dengan agen intelijen Rusia. Bahkan, spionase yang dilakukan Rusia disebut semakin marak dalam beberapa waktu terakhir. 

Dilansir Daily Mail, Cabrera sudah ditangkap oleh Petugas Penjaga Perbatasan AS ketika berada di Bandara Internasional Miami pada 16 Februari 2020. Saat itu, ia diketahui hendak terbang ke Mexico City. 

1. Pengadilan Miami memvonis bersalah Cabrera atas kasus spionase untuk Rusia

Hector Cabrera Fuentes (37) sudah ditetapkan bersalah atas kasus spionase kepada seorang informan FBI di Miami. Bahkan ia diketahui memiliki dua kehidupan, yakni sebagai ilmuwan kesehatan jantung dan seorang mata-mata untuk agen intelijen Rusia. 

Intelijen Rusia menugaskan Cabrera untuk menargetkan informan lokal di Miami dan mengambil foto mobil yang dikendarainya, plat nomor, dan lokasi parkir. Atas hal itu, ia diyakini sedang memata-matai aktivitas yang dilakukan oleh agen FBI. 

"Berdasarkan tingkah lakunya selama ini, tersangka telah berkomunikasi dengan agen Pemerintah Rusia dan tindakan yang dilakukannya secara konsisten sesuai dengan taktik yang dilakukan intelijen Rusia untuk melacak, menilai, merekrut, dan menangani aset intelijen dan sumber informasi"

Atas tindakannya ini, Cabrera terancam mendapatkan hukuman penjara hingga empat tahun lamanya. Pengadilan Miami juga mengatakan bila ia akan resmi mendapatkan jeratan hukum pada 17 Mei atas tuntutan menjadi agen Pemerintah Rusia tanpa sepengetahuan AS, dilansir dari Miami Herald

2. Cabrera sudah memulai misi intelijen untuk Rusia sejak 2019

Ilmuwan Meksiko Divonis Bersalah dalam Kasus Spionase RusiaIlustrasi bendera Rusia. (instagram.com/lyric_poetry)

Dikutip Associated Press, Cabrera masuk dalam misi intelijen ini pada tahun 2019, ketika istri Rusia dan dua anaknya bepergian dari Jerman menuju ke Rusia. Namun, ketika istrinya hendak kembali ke Jerman, ia tidak diperbolehkan datang lantaran FBI menduga adanya hal yang aneh. 

Kemudian Cabrera pergi ke Rusia untuk bertemu keluarganya dan diduga telah mendapat informasi dari pejabat Rusia yang pernah ia temui sebelumnya. Orang itu memberikan arahan kepada Cabrera agar keluarganya tidak bepergian ke Eropa ataupun mendaftar visa tinggal di AS.

Di saat itulah, Cabrera mulai dicurigai oleh FBI sebagai seseorang yang bekerja untuk agen intelijen Rusia, FSB. Setelah pertemuan dengan seorang agen di Moskow, Cabrera kemudian ditugaskan untuk mencari data real estate di Miami. 

Sesuai arahan dari agen asal Rusia itu, Cabrera diharuskan pergi ke Miami dan menggunakan nama samaran, menyewa apartemen di kompleks yang sama dengan informan untuk memata-matai Pemerintah Amerika Serikat berada.

Baca Juga: 5 Ilmuwan Hebat yang Tidak Pernah Mendapatkan Hadiah Nobel

3. Cabrera dikenal sebagai seorang ilmuwan kesehatan yang penuh prestasi

Cabrera merupakan seorang ilmuwan kesehatan yang dikenal sebagai seorang pahlawan di kampung halamannya, El Espinal, Oaxaca. Pasalnya, ia telah berupaya untuk penelitian ilmiah, rehabilitasi diabetes, dan bantuan untuk merekonstruksi wilayahnya yang terdampak gempa bumi. 

Dilaporkan dari Latin Post, Cabrera dikenal sebagai profesor di Singapura untuk sebuah Sekolah Kedokteran yang dibangun bersama antara Duke University dan National University of Singapore. Ia juga dikenal sebagai kepala FEMSA Biotechnology Center di Monterrey Institute of Technology pada 2018. 

Ilmuwan berusia 37 tahun itu dikenal mendapatkan doktor ilmu molekuler mikrobiologi dan molekuler kardiologi di Rusia dan Jerman. Bahkan, ia diketahui sudah menerbitkan lebih dari 100 artikel ilmiah tentang dunia kesehatan. 

Berdasarkan keterangannya dalam persidangan, Cabrera dilaporkan memiliki penghasilan 7.500 dolar AS (Rp106,95 juta) per bulan sebagai seorang peneliti di NUS dan 5.000 dolar AS (Rp71,3 juta) per bulan untuk pekerjaan paruh waktu di perusahaan Israel di Jerman. Ia juga memiliki rekening bank dengan uang sebesar 100 ribu dolar AS (Rp1,4 miliar) di Meksiko, Singapura dan Amerika Serikat, dilansir Miami Herald.

Baca Juga: Meksiko: Seorang Pejabat Keamanan Diduga Terlibat Penyiksaan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya