Imbas Mobilisasi Militer, 78 Ribu Warga Rusia Eksodus ke Georgia

Jumlahnya naik 2 kali lipat

Jakarta, IDN Times - Warga Rusia yang datang ke Georgia terus meningkat dalam beberapa seminggu terakhir, setelah pengumuman mobilisasi militer.

Bahkan, Kementerian Dalam Negeri Georgia menyatakan, jumlah warga Rusia yang masuk ke negaranya naik dua kali dalam 10 hari terakhir. 

Setelah berlangsungnya perang Rusia-Ukraina pada Februari lalu, Georgia menjadi destinasi utama warga Rusia yang menolak perang. Sesuai data dari pemerintah setempat, ibu kota Tbilisi sudah menampung sekitar 40 ribu warga Rusia dalam 6 bulan terakhir. 

1. Warga Rusia yang masuk ke Georgia melonjak dalam dua hari terakhir

Imbas Mobilisasi Militer, 78 Ribu Warga Rusia Eksodus ke GeorgiaMenteri Dalam Negeri Georgia, Vakhtang Gomelauri. (twitter.com/MIAofGeorgia)

Keterangan di atas disampaikan oleh Mendagri Georgia Vakhtang Gomelauri yang menyebut rata-rata 10 ribu orang masuk ke negaranya dalam beberapa hari terakhir. Padahal, sebelum keputusan mobilisasi, rata-rata hanya 6 ribu orang yang masuk. 

"Jumlah orang yang masuk ke Georgia dari Rusia naik hingga sekitar 10 ribu dalam satu hari. Contohnya, jumlah yang masuk 11.200 pada Minggu dan berkurang menjadi 10 ribu pada Senin. Ini melonjak dari yang sebelumnya hanya 5 ribu-6 ribu sebelum pengumuman mobilisasi pada 21 September," tutur Gomelauri, dikutip Euronews

Selain tingginya arus masuk, warga Rusia yang keluar dari Georgia juga terlihat tinggi, dengan rata-rata 6.000 orang per hari. Maka, secara total sudah ada 78.742 warga Rusia yang masuk ke Georgia dan 62.120 di antaranya telah pergi dari negara Kaukasus itu dalam 10 hari terakhir. 

Gomelauri juga menolak klaim dari media lokal yang menyebut sudah ada 250 ribu warga Rusia yang masuk ke Georgia. Menteri berusia 46 tahun itu mengatakan bahwa informasi tersebut adalah sebuah kebohongan.  

"Itu adalah bohong. Saya tidak tahu dari mana mereka dapat jumlah itu. Dalam empat sampai lima hari lalu, baru terdapat 5 ribu-6 ribu yang masuk. Baru beberapa hari ini, jumlahnya naik hingga 10 ribuan. Jumlahnya terus naik sekitar 40-45 persen dan ini bukan 250 ribu atau 2 juta," paparnya. 

Baca Juga: Pipa Gas Nord Stream Bocor, Analis: Cara Rusia Menekan Barat

2. Georgia kerahkan petugas tambahan ke perbatasan Rusia-Georgia

Kemendagri Georgia juga menyampaikan bahwa jajarannya akan mengatur dengan efektif arus eksodus warga Rusia ke negaranya. Otoritas tersebut juga sudah mengerahkan tambahan pekerja profesional ke pintu perbatasan Dariali di utara Georgia. 

"Prosedur untuk mengontrol perbatasan sudah dilakukan sesuai dengan observasi khusus yang sejalan dengan aturan hukum di Georgia. Inspeksi kepada warga asing yang akan masuk ke Georgia juga sudah sesuai dengan pratik secara internasional," tutur Kemendagri, dilansir Agenda

Kemendagri menyebut bahwa warga asing akan langsung diberi tahu di tempat apabila mereka ditolak masuk. Petugas perbatasan juga akan menginformasikan alasan di balik penolakannya masuk ke negara Kaukasus tersebut. 

Sehari sebelumnya, Menteri Keuangan Georgia, Lasha Khutsishvili menyampaikan bahwa bahwa situasi di perbatasan Georgia-Rusia masih di bawah kendali, karena warga yang keluar dan masuk berimbang. Bahkan, ia menolak klaim adanya eksodus massal warga Rusia di perbatasan. 

3. Tentara Rusia sudah diterjunkan ke perbatasan Georgia-Rusia

Kementerian Dalam Negeri Ossetia Utara mengonfirmasi pengerahan 60 personel militer ke perbatasan Georgia-Rusia di Verkhniy Lars. Otoritas setempat mengatakan bahwa situasi di pintu perbatasan terus memanas.

Meski demikian, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa pihaknya tidak punya niat untuk mengekstradisi warga negara Rusia yang pergi ke luar negeri karena menghindari mobilisasi militer, dilaporkan BBC.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Georgia, Juansher Burchuladze menyebut bahwa adanya pasukan bersenjata Rusia yang lengkap dengan kendaraan militer di perbatasan Rusia-Georgia bukanlah ancaman. Ia mengatakan bahwa itu adalah masalah internal di Rusia. 

Komentar itu diungkapkan setelah FSB Rusia mengumumkan pengiriman kendaraan militer di dekat pintu perbatasan Upper Larsi. Pengiriman militer ke perbatasan itu diduga sebagai upaya menghalangi warga yang menghindari mobilisasi militer. 

Baca Juga: Taliban Jalin Kesepakatan Impor Energi Pertama Dengan Rusia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya