Ingin Makedonia Utara Masuk Uni Eropa, Ini Upaya Kanselir Jerman

Bulgaria menentang Makedonia Utara jadi anggota UE

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, pada Sabtu (11/6/2022) mengadakan kunjungan ke Sofia, Bulgaria. Kehadiran pemimpin berusia 63 tahun itu terkait dengan upaya penyelesaian perselisihan antara Bulgaria dan Makedonia Utara yang tak kunjung usai sampai detik ini. 

Sehari sebelumnya, Scholz sudah bertandang ke Serbia sebagai bagian dari turnya di kawasan Balkan. Namun, kedua pihak justru bersitegang lantaran Presiden Aleksandar Vucic tidak bersedia mengakui Kosovo dan ogah menjatuhkan sanksi kepada Rusia. 

Kunjungan Kanselir Scholz dalam dua hari ini menjelang konferensi antara pemimpin dari Uni Eropa (UE) dan Balkan Barat pada 23 Juni mendatang. 

1. Scholz desak Bulgaria cabut veto pencalonan Makedonia Utara di UE

Kedatangan Scholz ke Bulgaria untuk mendesak agar negara Balkan itu bersedia menyudahi veto kepada Makedonia Utara untuk menjadi anggota Uni Eropa. Ia juga berpesan agar seluruh anggota UE menghindari pemblokiran masuknya negara-negara Balkan Barat. 

Selain itu, Scholz juga berpesan bahwa perang di Ukraina telah mendesak proses pendekatan Balkan Barat dengan UE. Hal ini juga sebagai langkah untuk menghadang pengaruh Rusia dan China di kawasan tersebut. 

"Saya melihat kemungkinan progres dari negara-negara Balkan Barat. Kami akan terus memantau dari dekat dalam beberapa hari ke depan. Balkan Barat merupakan partner strategis Jerman dan negara-negara di kawasan ini sangat serius dalam mendukung integrasi regional Eropa," ungkap Scholz, dikutip Reuters

"Makedonia Utara dan Albania layak memulai dialog baru terkait pencalonan menjadi anggota UE. Jerman juga memahani bahwa tidak mudah untuk mengatasi masalah sejarah dengan negara tetangga," tambahnya. 

Baca Juga: Serbia Tolak Desakan Jerman untuk Jatuhkan Sanksi pada Rusia

2. Bulgaria bersedia mencabut veto apabila telah menemui kesepakatan

Ingin Makedonia Utara Masuk Uni Eropa, Ini Upaya Kanselir JermanPerdana Menteri Bulgaria, Kiril Petkov (tengah). (twitter.com/KirilPetkov)

Sementara itu, Petkov menyebut Bulgaria bersedia mencabut pemblokiran apabila Makedonia Utara mengakui tiga kondisi, yakni terkait sejarah, budaya, dan bahasa antara kedua negara. Ia juga mendesak Brussels agar berani menjamin persetujuan itu. 

"Posisi Bulgaria dalam masalah ini adalah dengan memulai negosiasi keanggotaan Makedonia Utara dalam Uni Eropa, dan ini dapat dicabut hanya jika Skopje bisa menjamin implementasi perjanjian dan termasuk warga Bulgaria sebagai satu-satunya suku bangsa, budaya, dan bahasa dalam konstitusi," ujar Petkov, dilansir Euractiv

Sebelum terjadinya krisis politik di Bulgaria pada minggu lalu, salah satu partai politik dalam koalisi mundur akibat ketidaksetujuan masalah Makedonia Utara. Sebenarnya ada harapan besar terkait negosiasi antara Sofia dan Skopje. 

Sampai saat ini masalah terkait Makedonia Utara masih menjadi isu sensitif dalam politik Bulgaria. Pasalnya, beberapa politisi menduga Petkov bersedia mencabut veto yang dianggap merusak kepentingan nasional. 

3. Prancis bersedia menengahi masalah antara Bulgaria dan Makedonia Utara

Pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dirinya bersedia menyambut perwakilan Bulgaria dan Makedonia Utara di Paris. Hal ini sebagai upaya untuk menyelesaikan persetujuan bilateral yang bisa membuka negosiasi keanggotaan Makedonia Utara di UE, dilansir Euronews

Prancis, yang akan bergiliran dalam mengisi kursi kepresidenan Uni Eropa mulai 1 Juli, sudah mengungkapkan dukungannya kepada penyelesaian masalah kedua negara. Pemerintah Prancis juga sudah mengadakan konsultasi dengan Presiden Bulgaria, Ruman Radev, dan Perdana Menteri Makedonia Utara, Dimitar Kovachevski. 

Di sisi lain, PM Kovachevski mengatakan bahwa pihaknya tidak yakin Sofia akan mengubah posisinya saat ini. Meskipun, Jerman menyatakan dukungannya kepada Makedonia Utara soal keanggotaan UE. 

"Salah satu kondisi awal untuk kesuksesan negosiasi adalah kedua pihak punya keyakinan dalam proses negosiasi. Kami adalah negara yang menginginkan solusi. Bulgaria juga harus menyiapkan hal yang sama. Namun, terdapat perbedaan antara kami dan Bulgaria," kata Kovachevski.

Baca Juga: Jerman Minta Serbia-Kosovo Rujuk jika Ingin Gabung Uni Eropa

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya