Insiden Penembakan Massal di Serbia Tuai Gelombang Demo Warga

Tuntut pemerintah beri solusi atasi kasus kekerasan

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Serbia menggelar demonstrasi akbar pada Senin (8/5/2023), usai dua insiden penembakan massal pekan lalu. Warga menuntut agar pemerintah dapat memberikan keamanan lebih kepada masyarakat di tengah maraknya kasus kekerasan. 

Setelah insiden penembakan sekolah di Belgrade yang menggegerkan seluruh negeri. Pemerintah berencana menambah personel kepolisian di sekolah untuk mencegah insiden memilukan ini terulang. Polisi juga akan berpatroli di pusat keramaian untuk mencegah penembakan. 

Baca Juga: Usai Penembakan Massal di Sekolah, Menteri Pendidikan Serbia Resign

1. Sebanyak 50 ribu warga ikut dalam demonstrasi anti-kekerasan

Demonstrasi damai bertajuk 'Serbia Melawan Kekerasan' ini dihadiri sekitar 50 ribu simpatisan. Selain di Belgrade, demonstrasi akbar ini juga digelar di beberapa kota lain di seluruh penjuru Serbia. 

Sehari sebelumnya, sejumlah partai oposisi yang mendorong aksi protes untuk menolak promosi kekerasan di media dan tempat umum, hingga penekanan pada media independen. Namun, pihak oposisi menekankan bahwa aksi protes ini bukan sebagai simpatisan oposisi, sehingga melarang adanya atribut partai. 

Demonstran yang terdiri dari guru, membacakan tuntutan mereka, termasuk mendesak implementasi solusi jangka panjang agar kasus penembakan tidak terjadi di Serbia. Mereka bahkan menetapkan batas waktu hingga Jumat (12/5/2023). 

Mereka juga mengadakan aksi hening selama 1 menit untuk menghormati korban yang tewas dalam insiden penembakan. 

Baca Juga: Usai Bocah Tembak 9 Orang, Serbia Akan Reformasi UU Senjata Api

2. Serbia gelar amnesti kepada pemilik senjata api ilegal

Pada hari yang sama, pemerintah Serbia sudah memulai kebijakan amnesti kepada warga yang memiliki senjata ilegal. Mereka diperbolehkan menyerahkan senjata api secara sukarela di kantor polisi dan tidak akan mendapat hukuman.

Dilaporkan Reuters, kebijakan amnesti itu akan diberlakukan sampai 8 Juni. Polisi mengatakan bahwa dalam sehari penyelenggaraan amnesti ini, sudah ada lebih dari 1.500 senjata api ilegal yang diserahkan kepada petugas. 

Sebelum itu, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat kepolisian untuk mengecek kepemilikan senjata api. Ia juga menerjunkan polisi ke rumah setiap pemilik senjata untuk mengecek keamanan prosedur penyimpanannya. 

Sementara, sejumlah pihak di dalam pemerintahan dan media propemerintah Serbia menuduh bahwa oposisi memanfaatkan dua tragedi penembakan massal ini untuk kepentingan politiknya.

Baca Juga: Siswa Serbia Lepas Tembakan di Sekolah, 9 Orang Tewas

3. Montenegro minta warganya serahkan senjata api

Insiden Penembakan Massal di Serbia Tuai Gelombang Demo WargaMenteri Dalam Negeri Montenegro, Filip Adzic. (twitter.com/filip_adzic)

Menteri Dalam Negeri Montenegro Filip Adzic, pada Senin menyerukan kepada seluruh warganya untuk menyerahkan senjata api pribadinya. Seiring meningkatnya risiko penembakan massal, seperti yang terjadi di negara tetangganya. 

"Penduduk Montenegri dapat menyerahkan secara bebas dan sukarela senjata api legal maupun ilegal yang dimilikinya kepada polisi tanpa perlu takut mendapat hukuman. Dalam layanan telepon khusus, warga juga dapat melaporkan tanpa melampirkan identitas, jika tahu seseorang memiliki senjata ilegal," terang Adzic, dilansir Balkan Insight.

Menteri Negara Urusan Khusus, Zoran Miljanic mengatakan bahwa sebanyak 52.340 warga memiliki senjata api secara legal. Ia menekankan bahwa jumlah pemilik senjata ilegal bisa jauh lebih besar, hingga 80 ribu dari 620 ribu total penduduk.

"Menurut sejumlah survei internasional, Montenegro adalah peringkat 3 dari 4 besar, bersama Serbia terkait jumlah warga pemilik izin senjata api terbesar di dunia. Data ini seharusnya menjadi peringatan kepada otoritas," papar Miljanic. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya