Italia Tolak Ekstradisi Eks Menteri Perminyakan Venezuela

Dituding terlibat dalam skandal korupsi

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Roma pada Senin (20/9/2021) menolak permintaan Venezuela untuk mengekstradisi seorang mantan pemimpin PDSVA bernama Rafael Ramirez. Pasalnya, Pemerintah Venezuela meyakini Ramirez melakukan aksi korupsi selama menjabat sebagai pemimpin perusahaan minyak negara itu. 

Sebelumnya, eks pemimpin intelijen Venezuela, Hugo Carvajal juga sudah ditangkap di Madrid, Spanyol. Bahkan ia diketahui menjadi buronan selama hampir dua tahun lamanya lantaran dituding terlibat dalam aksi penyelundupan narkoba ke AS. 

1. Menolak terkait rekor pelanggaran HAM di Venezuela

Penolakan dari Pengadilan Roma ini terkait dengan desas-desus maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia di Venezuela. Bahkan menurut pengacaranya Roberto De Vita menyebut, Ramirez membutuhkan jaminan perlindungan HAM internasional sebelum dikembalikan ke negara Amerika Selatan itu. 

Selain itu, De Vita juga menambahkan jika Ramirez yang saat ini masih berstatus warga negara Venezuela, tapi sudah mendapatkan status pengungsi di Italia. Ia juga meyakini apabila mantan pejabat PDSVA itu akan mendapatkan persekusi politik apabila dikembalikan ke negara asalnya. 

Terkait hal ini, sejumlah jaksa di Italia yang sebelumnya merepresentasikan Venezuela dalam persidangan justru berbalik arah. Pasalnya mereka mendukung keputusan pengadilan untuk menolak permintaan ekstradisi yang dilangsungkan pertengahan September lalu, dikutip dari Assosiated Press. 

2. Venezuela sempat menyebut Italia bersedia pulangkan Ramirez

Italia Tolak Ekstradisi Eks Menteri Perminyakan VenezuelaIlustrasi bendera Venezuela. instagram.com/oduseos/

Baca Juga: Venezuela Sebut Drone Kolombia Langgar Perbatasan Udara

Dikutip dari Reuters, Pengadilan Italia telah menerima permintaan ekstradisi dari Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez sejak pertengahan Juli lalu. Hal ini terkait dengan dugaan terlibat dalam kasus korupsi ketika menjabat sebagai menteri di sektor ekonomi terbesar negara itu. 

Bahkan menurut laporan dari televisi nasional menyebutkan apabila Pemerintah Italia sudah menyetujui permintaan ekstradisi Ramirez. Pernyataan tersebut menunjukkan tak lama lagi Ramirez akan dipulangkan ke negara asalnya. 

Akan tetapi, Menlu Italia Luigi Di Maio tidak langsung menanggapi klaim persetujuan seperti yang diberitakan di Venezuela. Sementara, eks menteri berusia 58 tahun itu juga tidak memberikan komentar terkait ungkapan itu, bahkan keberadaannya di Italia juga tidak diketahui. 

Dilansir dari Venezuela Analysis, mantan menteri itu diduga terlibat aksi pengiriman uang sebesar 4,2 miliar euro (Rp70,2 triliun) dari PDSVA ke sebuah bank di Andorra. Ramirez juga dituding memfasilitasi pengambilan uang negara lewat skema kerja sama PDSVA dan biro peneliti pasar di Austria yang menelan biaya sebesar 4,8 miliar dolar AS (Rp68 triliun) antara tahun 2009-2015. 

3. Ramirez sempat memberikan kritik kepada Nicolas Maduro

Perintah penangkapan terhadap Rafael Ramirez telah dilakukan sejak Januari 2018 oleh Kantor Kejaksaan Venezuela. Meskipun eks menteri berusia 58 tahun itu sudah meninggalkan negaranya sejak akhir tahun 2017, sekaligus jabatannya sebagai representatif Venezuela di PBB. 

Pasalnya, Ramirez secara terus terang melayangkan kritik kepada Presiden Nicolas Maduro dan status organisasi OPEC. Ia berkata bahwa, Maduro telah mengkhianati Hugo Chavez dan mengakibatkan kebangkrutan industri perminyakan. Bahkan ia mengklaim memiliki informasi terkait dugaan korupsi sejumlah pejabat negara. 

Di sisi lain, Ramirez diketahui sudah menjabat sebagai Menteri Perminyakan Venezuela sejak tahun 2002 hingga 2014 dan sebagai presiden PDVSA antara 2004-2014 di bawah pemerintahan Hugo Chavez dan Nicolas Maduro. Meskipun begitu, ia dikenal sebagai sosok yang sangat dekat dengan mantan Presiden Hugo Chavez, dikutip dari Venezuela Analysis

Baca Juga: Kolombia Kecam Tewasnya Petinggi Militer di Venezuela

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya