Jadi Buronan di Belarus, Anggota Parlemen Ukraina Ditangkap di Moldova

Belarus sebut Yakovenko terlibat skandal korupsi

Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Ukraina, Yevhen Yakovenko, pada Minggu (5/6/2022) resmi ditangkap di pintu perbatasan Moldova. Penangkapan dilakukan sehari setelah ada perintah dari Interpol. 

Bulan lalu, eks Presiden Petro Poroshenko sudah dilarang pergi ke luar negeri karena dalam proses investigasi terkait dugaan pengkhianatan. Padahal, presiden berusia 56 tahun itu sudah mengantongi izin untuk hadir dalam pertemuan di Belanda dan Lithuania. 

1. Nama Yakovenko masuk dalam daftar buronan Interpol

Kabar penangkapan Yakovenko ini diutarakan oleh Kepala Interpol Moldova, Viorel Tentiu pada Minggu. Pasalnya, anggota parlemen dari Partai Batkivshchyna itu ditangkap lantaran masuk dalam buronan Interpol atas permintaan Belarus. 

Setelah ditangkap di perbatasan, Yakovenko dibawa ke pusat penahanan sebelum menjalani persidangan di Chisinau. Nama anggota parlemen yang berasal dari Donbass itu sudah masuk dalam situs Interpol, dikutip dari Reuters

Menanggapi penangkapan ini, Kepala Polisi Perbatasan, Rosian Vasiloi, mengatakan bahwa Moldova hanya mengikuti aturan sesuai dengan protokol yang sudah terbentuk dalam sistem keamanan. 

"Kami sudah punya kasus yang sama seperti ini. Terdapat beberapa orang yang berbeda yang menjadi buronan struktur aparat keamanan lewat Interpol," tutur Vasiloi. 

Baca Juga: Eks Presiden Moldova Pro-Rusia Ditahan Atas Tuduhan Korupsi

2. Belarus tuding Yakovenko terlibat kasus korupsi dan suap dalam pemilu

Permintaan penangkapan Yakovenko ini datang dari pemerintah Belarus beberapa hari sebelumnya. Dia dituduh melakukan korupsi dan suap. 

Dilaporkan Balkan Insight, kasus korupsi kepada Yakovenko datang setelah ia berhasil memenangkan pemilu parlementer 2019. Dia merupakan lawan terbesar dari kandidat yang diusung partai Viktor Medvedchuk. Maka dari itu, ia dianggap memalsukan hasil pemilu dan menyuap calon pemilih.

Sementara itu, Tentiu juga menambahkan bahwa Minsk sudah mengajukan permintaan ekstradisi Yakovenko dari Moldova. Nantinya, anggota parlemen Ukraina itu akan menjalani proses ekstradisi ke Belarus. 

3. Moldova khawatir jadi sasaran Rusia selanjutnya

Situasi di Moldova dalam beberapa waktu belakangan ini tengah memanas sejak pecahnya konflik bersenjata di Ukraina. Terdapat dugaan Moldova akan menjadi target Rusia selanjutnya, setelah berhasil menguasai Ukraina. 

Pada April lalu, dilaporkan terjadi serangan dan ledakan di Transnistria yang menjadi wilayah kekuasaan kelompok separatis pro-Rusia. Namun, pihak separatis menyalahkan serangan tersebut kepada Ukarina.

Ketegangan juga lahir akibat perubahan pemerintahan di Moldova usai kemenangan Maia Sandu dalam pilpres 2020. Sejak saat itu, negara yang berada di antara Ukraina dan Rumania ini cenderung pro-Barat. 

Meski mempunyai penduduk mayoritas etnis Rumania, tetapi mayoritas warganya justru berbicara dengan Bahasa Rusia, mengingat Moldova dulunya adalah bagian dari Uni Soviet. 

Baca Juga: Pasokan Gas dari Rusia Mandek, Moldova Umumkan Darurat Nasional

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya