Jelang Musim Liburan, Bulgaria Cabut Subsidi Hotel Pengungsi Ukraina

Harga hotel yang disewa sekitar Rp9,2 juta per bulan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Bulgaria mulai pekan ini resmi mencabut pemberian subsidi hotel di pesisir Laut Hitam bagi ribuan pengungsi asal Ukraina. Keputusan ini berkaitan menjelang datangnya turis pada liburan musim panas di area wisata tersebut. 

Sejak dimulainya konflik bersenjata di Ukraina, sebanyak 110 ribu warga Ukraina sudah mengungsi ke Bulgaria. Sementara itu, Pemerintah menempatkan sebanyak 60 ribu pengungsi ke penginapan di pesisir Laut Hitam memanfaatkan kekosongan hotel saat musim dingin. 

Menyusul keputusan ini, pengungsi Ukraina menemui jalan buntu sebab mereka masih belum tahu harus mengungsi ke mana. Mereka memiliki pilihan yang sulit, entah harus mencari tempat tinggal baru, pergi ke negara lain, ataupun kembali ke negaranya. 

1. Petkov sebut pengungsi Ukraina mendapatkan fasilitas mewah di Bulgaria

Jelang Musim Liburan, Bulgaria Cabut Subsidi Hotel Pengungsi UkrainaPerdana Menteri Bulgaria, Kiril Petkov saat mengunjungi proyek mangkrak. (twitter.com/KirilPetkov)

Keputusan ini diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri Kiril Petkov yang mengumumkan pencabutan subsidi kepada pengungsi Ukraina yang menetap sementara di hotel. Bahkan, Petkov juga menyebut negaranya tidak akan melanjutkan bantuan penginapan mewah. 

"Bulgaria tidak akan melanjutkan dukungan untuk penginapan mewah di Bulgaria. Setelah tiga bulan, kami sudah memberikan bantuan yang tidak tanggung-tanggung. Sekarang kami akan mulai menormalkan situasi, meskipun faktanya mereka adalah pengungsi," tutur Petkov, dilansir RFE/RL.

Dilaporkan Reuters, manajer hotel Melia Sunny Beach, Hristo Karailiev mengatakan bahwa hotelnya sudah menampung 2.500 pengungsi asal Ukraina. Menyusul keputusan ini, ia menyebut hampir semua pengungsi sudah pergi dan 175 sisanya akan bekerja sebagai pekerja musiman. 

Pemerintah Bulgaria diketahui memutuskan ini menjelang liburan musim panas dan demi menyambut datangnya wisatawan mancanegara. Selain itu, pemerintah sudah membayarkan biaya kamar hotel kosong sebesar 40 lev atau Rp 317 ribu untuk tempat tinggal pengungsi. 

Baca Juga: Swiss Larang Denmark Kirimkan Senjata Buatannya ke Ukraina

2. Menpar Bulgaria sebut pengungsi Ukraina harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya

Menteri Pariwisata Bulgaria, Hristo Prodanov, pada Jumat (3/5/2022) menyampaikan dukungannya atas PM Petkov. Ia menyebut pengungsi memang hanya sementara berada di hotel dan sekarang hotel akan dibanjiri turis pada musim panas. 

"Entah pengungsi Ukraina akan tetap tinggal di lokasi ini atau mungkin pulang ke negaranya mengingat situasi perang yang mulai meredam. Kami punya pikiran bahwa akan ada warga Ukraina yang bekerja di negara kami dan tidak membutuhkan program ini lagi," tutur Prodanov, dilansir Balkan Insight

Pada April lalu, Prodanov juga menyerukan pencabutan sejumlah fasilitas yang ditujukan bagi pengungsi Ukraina. Ia juga menyebut dukungan dari Bulgaria sudah maksimal dan pengungsi harus mulai bekerja. 

"Solidaritas dan bantuan selama tiga bulan terakhir sudah lebih dari cukup. Mereka harus bekerja sekarang dan menemukan tempat untuk hidup, sama seperti orang pada umumnya," ungkap Prodanov. 

3. Terdapat sejumlah protes atas pengusiran pengungsi Ukraina dari hotel

Mendengar keputusan ini, organisasi We Are Coming mengecam aksi ini dan meminta mundurnya Wakil PM, Kalina Konstantinova. Pasalnya, mereka menyebut pengungsi Ukraina tidak mendapatkan informasi ke mana mereka harus pergi dari pemerintah. 

"Tidak ada orang tua yang pergi dengan anaknya tanpa tahu harus ke mana, ini adalah insting seorang ibu. Namun, tidak ada yang dapat mengancam orang yang sedang membutuhkan tempat tinggal, makanan, dan fasilitas kesehatan," ungkapnya. 

Dilaporkan Euractiv, Konstantinova juga menyampaikan permintaan maafnya atas ucapanya pada Senin lalu. Pasalnya, ia sempat menyebut pengungsi Ukraina tidak dapat diprediksi dan impulsif. 

"Saya ingin meminta maaf kepada warga Bulgaria dan Ukraina yang tersinggung atas kata-kata tersebut. Itu bukanlah maksud saya. Kami sudah menghadapi tantangan yang tidak pernah dihadapi Bulgaria sebelumnya. Kami bahkan tidak membiarkan terjadinya krisis kemanusiaan dan orang terlantar di jalanan," papar dia. 

"Sejujurnya, Bulgaria sudah memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas. Di mana pun, di setiap negara, mereka tinggal di tenda. Di sini, kami memberikan mereka fasilitas hotel, selain memberikan pelayanan di Eropa, sekaligus membantunya berintegrasi," sambung dia.

Sejak tinggalnya pengungsi Ukraina di hotel mewah yang disubsidi pemerintah. Hal ini menimbulkan naiknya kecemburun sosial di kalangan masyarakat. Pasalnya, harga tempat tinggal para pengungsi dalam sebulan mencapai 600 euro (Rp9,2 juta). Sedangkan upah minimum di Bulgaria hanya 360 euro (5,5 juta) dan upah pensiun sebesar 300 euro (Rp4,6 juta). 

Baca Juga: Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria dan Polandia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya