Jepang Berencana Buang Air Kontaminasi Radioaktif Fukushima ke Lautan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tokyo, IDN Times - Sudah hampir 10 tahun lamanya bencana nuklir Fukushima melanda Negeri Sakura. Bencana ini menyebabkan bocornya zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Akibatnya penduduk sekitar area PLTN harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Namun bencana nuklir ini masih menyisakan air radioaktif yang berasal dari reaktor Fukushima I. Maka pemerintah Jepang berencana untuk membuang air kontaminasi tersebut ke Lautan lepas.
1. Akan membuang satu juta ton air kontaminasi radioaktif ke Lautan
Pada akhir bulan September lalu, pemerintah Jepang berencana untuk membuang lebih dari satu juta ton air ke Samudra Pasifik. Hal ini terkait cepatnya air yang masuk ke dalam penampungan selama beberapa tahun belakangan. Saat ini air yang tertampung sudah mencapai lebih dari 1000 tanki, dikutip dari RT.
Bahkan diperkirakan tanki penampungan air kontaminasi radioaktif tersebut akan habis pada musim panas tahun 2022. Meskipun mendapatkan perdebatan dari berbagai pihak terkait dampak yang ditimbulkan, pemerintah setempat memutuskan untuk melakukan pembuangan air radioaktif tersebut ke Lautan.
2. Jepang memiliki dua opsi dalam membuang air radioaktif
Melansir dari Sputnik, sebelumnya Pemerintah Jepang memiliki dua opsi dalam menangani masalah air radioaktif Fukushima ini. Salah satunya dengan membuang air tersebut ke Lautan atau mengevaporasi air ke atmosfer.
Editor’s picks
Namun pilihan pertama dirasa menjadi yang lebih baik, di mana sebelum dibuang air radioaktif akan disaring dengan sistem penyaringan ALPS, sehingga dapat mengurangi konsentrasi senyawa radioaktif dalam air, kecuali kadar tritium.
Akan tetapi, terdapat dengan mengunakan metode ini Jepang juga membutuhkan biaya yang tak murah. Bahkan memerlukan perlengkapan dan persiapan ekstra dalam jangka waktu dua tahun lamanya dan akan dilaksanakan pada tahun 2022.
Baca Juga: Selidiki Lelehan Bahan Bakar Nuklir Fukushima, Toshiba Luncurkan Robot
3. Menuai protes dari berbagai pihak
Kebijakan pemerintah Jepang untuk membuang air kontaminasi radioaktif ke Samudra Pasifik menuai berbagai penolakan. Beberapa pihak yang menolak kebijakan ini berasal dari aktivis lingkungan, kelompok nelayan dan peternak. Mereka merasa nantinya produk pangan laut dan ternak asal wilayah tersebut tidak akan laku di pasaran, dikutip dari CBS News.
Melansir dari The Independent, bahkan Korea Selatan sudah melakukan larangan impor seafood dari area tersebut menanggapi kasus ini. Pihak Seoul merasa bahwa hal ini akan berdampak pada kerusakan lingkungan.
Sebelumnya kejadian bencana nuklir Fukushima Daiichi disebabkan oleh keretakan salah satu reaktor di PLTN di Okuma, Fukushima. Pemicu terjadinya salah satu bencana nuklir terbesar di dunia ini disebabkan gempa bumi dan tsunami Tohoku yang terjadi tanggal 11 Maret 2011.
Baca Juga: Hebat! Pria Jepang Ini Pertaruhkan Hidupnya untuk Binatang-Binatang di Fukushima
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.