Kantor Kedubes Diserang, Rusia Panggil Dubes Kanada di Moskow

Tuntut lindungi diplomatnya di Kanada

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia memanggil Duta Besar Kanada di negaranya pada Senin (19/9/2022). Keputusan ini dilakukan sebagai respons serangan di Kantor Kedutaan Besar di Kanada dan menuding otoritas setempat tidak memberikan perlindungan. 

Pada Agustus lalu, Kanada sudah memberlakukan sanksi tambahan kepada 62 individu dan 1 perusahaan pertahanan Rusia. Penambahan ini secara total membuat sebanyak 1.500 warga dan perusahaan Rusia masuk dalam sanksi Kanada setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina. 

Bahkan, Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan, Ottawa akan melanjutkan upaya melawan informasi menyimpang dari Rusia. Tindakan ini akan meningkatkan kapabilitas Kanada dalam mendeteksi misinformasi dan meningkatkan kolaborasi dengan Ukraina. 

1. Rusia tuding Kanada tutup mata dan tidak lindungi diplomatnya

Keterangan di atas diungkapkan Kemlu Rusia setelah menerima kabar serangan di Kantor Kedubes Rusia di Ottawa. Serangan tersebut berupa pelemparan bom molotov ke lingkungan kantor yang dilakukan oleh orang tak dikenal.  

Peristiwa ini dilaporkan oleh Dubes Rusia di Kanada, Oleg Stepanov, yang mengungkapkan bahwa pelaku melemparkan bom molotov. Api akhirnya bisa dipadamkan dan tidak menyebabkan kerusakan atau melukai siapa pun. 

"Kami berbicara mengenai upaya terorisme. Insiden serupa bisa terjadi kembali dan menyebabkan konsekuensi yang lebih buruk, kecuali jika seseorang bisa mencegah insiden tersebut terjadi lagi," tutur Stepanov, dilansir RT.

Selain itu, Rusia juga menolak tindakan aparat keamanan Kanada yang seakan menutup mata dan tidak memberikan perlindungan kepada perwakilannya. Pasalnya, mereka juga menyebut terdapat demonstran agresif yang memblokir masuknya diplomat ke pintu masuk kantor. 

"Pemerintah Rusia menginginkan tindakan langsung dalam menjamin keamanan perwakilan Rusia di luar negeri. Perlindungan tersebut termasuk pekerja dan seluruh anggota keluarganya di Kanada," paparnya.

Baca Juga: Rusia Percepat Referendum 4 Wilayah Ukraina yang Diduduki

2. Kanada buka investigasi kasus serangan di Kedubes Rusia

Menanggapi protes dari Rusia, Juru Bicara Kemlu Kanada, Adrien Blanchard, menegaskan bahwa kekerasan dan vandalisme tidak dapat diterima. Namun, ia menyebut bahwa Kanada tidak meragukan kejahatan perang yang dilakukan Putin. 

"Kami tahu bahwa warga Kanada terkejut dan marah dengan foto-foto baru yang berasal dari Izyum. Maka dari itu, kami tidak akan menahan tuntutan kepada Presiden Valdimir Putin dan jajarannya yang memang pantas mendapatkan hukuman atas kejahatan perang," papar Blanchard, dikutip RFE/RL.

Pada hari yang sama, RCMP (Royal Canadian Mounted Police) mengonfirmasi bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan terkait dugaan pelemparan bom molotov ke Kantor Kedubes Rusia. Sebelumnya, polisi Ottawa mengaku tidak menyadari insiden tersebut. 

Pihak Kedubes Rusia juga telah memberikan bukti dua rekaman video insiden serangan tersebut. Namun, jurnalis CBC yang berkunjung ke lokasi kejadian mengaku tidak melihat tanda-tanda vandalisme dan kerusakan serius.

3. Trudeau kecam kejahatan perang Rusia di Ukraina

Kantor Kedubes Diserang, Rusia Panggil Dubes Kanada di MoskowPerdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. (twitter.com/JustinTrudeau)

PM Trudeau pada Minggu (18/9/2022) mengungkapkan kecamannya atas invasi Rusia ke Ukraina, termasuk kejahatan perang Rusia. Pernyataan itu disampaikan setelah mendengar kabar penemuan kuburan massal di Izyum, dilaporkan The Globe and Mail.

"Inggris Raya dan Kanada akan terus membela Ukraina dan memukul mundur aksi ilegal Rusia yang meliputi kejahatan perang. Entah itu yang ditemukan di Bucha atau penemuan kuburan massal di teritori yang direbut kembali oleh Ukraina," tegasnya. 

Sementara itu, Kantor Kedubes Rusia di Charlotte Street, Ottawa diketahui sudah dicat oleh sejumlah orang dengan tanda yang bertuliskan 'Free Libre Ukraine'. Terdapat pula, sebuah sepeda yang dicat bendera Ukraina di luar pagar kantor tersebut untuk menentang aksi Rusia. 

Hubungan Rusia-Kanada terus memanas sejak Moskow melancarkan invasi berskala besar ke Ukraina pada akhir Februari. Setelah itu, Kanada menutup seluruh udaranya bagi pesawat Rusia dan melarang kapalnya singgah di pelabuhan Kanada. 

Baca Juga: [WANSUS] Dubes Rusia: Ukraina Mau Menang? Tak Realistis 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya