Kantor Konjen Rusia di Lviv Diserang Bom Molotov

Rusia desak Ukraina segera meminta maaf

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (24/12/2021) mengungkapkan bila Kantor Konsulat Jenderal di Lviv, Ukraina telah diserang dengan bom molotov. Bahkan, Rusia menyebut aksi tersebut sebagai bentuk terorisme dan fanatisme yang dilakukan warga Ukraina. 

Sementara itu, hubungan antara Rusia dan Ukraina terus memanas dalam beberapa waktu belakangan ini. Hal ini berkaitan peningkatan aktivitas militer Rusia di perbatasan dan dugaan Barat akan kemungkinan agresi Rusia pada awal tahun 2022. 

1. Bom molotov dilemparkan ke tembok Kantor Konjen Rusia

Kecaman dari Kremlin disebabkan aksi terorisme yang terjadi di Kantor Konsulat Jenderal Lviv. Insiden ini terkuak berdasarkan bukti dari potongan rekaman kamera pengawas yang menunjukkan aksi penyerangan di luar gedung menggunakan bom molotov. 

Berdasarkan video tersebut, insiden berlangsung setelah seorang pria melemparkan sebuah bom molotov ke arah tembok Kantor Konjen Rusia. Kemudian, bom molotov itu meledak dan membakar area trotoar dekat kantor tersebut. Sementara, pelaku diketahui langsung melarikan diri. 

Kepolisian Lviv sudah membuka investigasi terkait insiden ini dan menduga bahwa aksi terorisme kali ini disebut atas sifat hooliganisme dari sejumlah warga Ukraina, dilansir dari laman Daily Mail

2. Rusia memutuskan untuk menarik dubesnya dari Ukraina

Dikutip dari Al Jazeera, Pemerintah Rusia juga telah mengecam aksi terorisme ini dan mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh sifat Russophobic di Ukraina. Selain itu, ia juga memastikan apabila Kedubesnya di Ukraina akan dipanggil. 

"Ini sudah sangat aksi yang tidak dapat diterima akibat dari naiknya histeria Russophobic di Ukraina. Hal ini yang memicu adanya kebencian dan sifat permusuhan kepada Federasi Rusia" ujar Kemenlu Rusia. 

"Penarikan Duta Besar dari Ukraina sudah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memrotes pihak Ukraina agar memenuhi tugasnya untuk melindungi dan memastikan keamanan bagi obligasi internasional. Selain itu, ini dilakukan demi memastikan normalnya kondisi keamanan diplomat Rusia" tambahnya. 

Rusia juga mengharapkan agar otoritas Ukraina melakukan langkah tegas untuk mengidentifikasi dan mempersekusi orang yang bersalah dalam kasus ini. Serta berharap agar Ukraina bersedia minta maaf dan menjamin hal ini tidak akan terulang kembali. 

Baca Juga: Ditanya soal Ukraina, Putin: Kami Ogah Berkonflik dengan NATO dan AS

3. Makin panasnya hubungan antara Ukraina dan Rusia

Insiden serangan ini terjadi di tengah memuncaknya ketegangan anatra Moskow dan Kiev dalam beberapa minggu terakhir. Setelah Rusia menerjunkan sekitar 100 ribu pasukannya ke perbatasan Ukraina, di mana ini dianggap sebagai permulaan dari invasi.

Berdasarkan gambar penginderaan jauh dari perusahaan AS menunjukkan bila Rusia terus melanjutkan misinya untuk menempatkan tank, sistem artileri roket dan misil balistik jarak dekat di Semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina sejak 2014 silam. 

Foto penginderaan jauh dari Maxar Technologies itu diambil pada 23 Desember lalu dan menunjukkan bila pangkalan militer Krimea sudah dipenuhi leh ratusan kendaraan militer dan tank. Padahal, 10 hari sebelumnya, pangkalan militer di Krimea itu terlihat kosong. 

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menanggapi tudingan peningkatan aktivitas militer di Krimea dan perbatasan Ukraina sebagai upaya untuk mengamankan diri dari kemungkinan serangan, dilaporkan dari RFE/RL

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Kirim Artileri ke Garis Depan

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya