Kasus COVID-19 Naik, Kuba Berlakukan Pembatasan Ketat

Tutup perbatasan antar daerah

Havana, IDN Times - Pemerintah Kuba akan memberlakukan kebijakan pembatasan baru di negaranya akibat lonjakan kasus COVID-19 belakang ini. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Presiden Kuba usai adanya pertemuan dengan ilmuwan dan pejabat lainnya. 

Kuba memberlakukan kebijakan lockdown ketat, meski terbilang cukup sukes dalam menangani pandemi. Selain itu, kebijakan ini bertujuan menekan angka penularan sembari menunggu vaksin buatan dalam negerinya selesai tahap uji klinis. 

1. Memberlakukan pembatasan baru terkait lonjakan kasus COVID-19

Kasus COVID-19 Naik, Kuba Berlakukan Pembatasan KetatPresiden Kuba, Miguel Diaz-Canel saat menilik pembuatan alat kesehatan lokal. (twitter.com/DiazCanelB)

Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel pada Selasa (06/04/2021) mengumumkan jika akan memberlakukan pembatasan terkait melonjaknya kasus COVID-19. Kebijakan tersebut masih akan dikaji ulang bersama dengan jajarannya dan ilmuwan yang disesuaikan dengan situasi epidemiologi saat ini. 

Selama ini diketahui Kuba cukup sukses dalam menangani pandemik dan memiliki jumlah kasus penularan lebih sedikit dibanding negara tetangganya. Namun beberapa bulan terakhir diketahui kasus penularan kembali naik dan situasinya memburuk dalam satu minggu terakhir, terutama di ibukota Havana, dilansir dari France24

2. Pembatasan akan diberlakukan di seluruh negeri

Kasus COVID-19 Naik, Kuba Berlakukan Pembatasan KetatTenaga kesehatan di Kuba. (twitter.com/DiazCanelB)

Melansir dari Granma, dalam kebijakan karantina kali ini nantinya perbatasan antar daerah akan ditutup. Selain itu, aparat kepolisian akan ditambah untuk memastikan penduduk menaati aturan pembatasan. Bahkan akan diberikan sanksi ketat bagi orang ataupun orang tua yang membiarkan anaknya keluar tidak mengenakan masker dan tidak menaati aturan jaga jarak. 

Pemerintah Kuba juga akan menerapkan karantina dan karantina yang dimodifikasi dalam suatu teritori ataupun institusi dengan situasi epidemiologi kompleks. Maka nantinya akan diberikan tanda khusus bagi rumah dan institusi yang menampung orang yang harus diisolasi. 

Nantinya juga akan diterjunkan perawatan khusus bagi keluarga rawan, seperti orang disabilitas, atau orang tua yang hidup seorang diri. Serta akan meningkatkan aksi komunitas untuk mencegah pelanggaran di kawasan permukiman. 

Baca Juga: Aktivis Kuba Kecam Serangan Terhadap Kelompok Oposisi

3. Sudah ditemukan lima varian baru COVID-19 di Kuba

Kasus COVID-19 Naik, Kuba Berlakukan Pembatasan KetatSuasana jalanan kota Havana saat lockdown. (twitter.com/DiazCanelB)

Kementerian Kesehatan Kuba menerangkan jika sudah ditemukan lima varian baru COVID-19 di negaranya. Beberapa varian yang terdeteksi berasal dari Afrika Selatan, Kalifornia, Inggris, dan Wuhan. Diketahui bahwa varian baru tersebut memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan selalu dikaitkan dengan tingginya angka kematian, dikutip dari CNN

Melaporkan dari La Nacion, mayoritas kasus penularan berasal di ibukota Havana yang memiliki populasi sebesar 2,1 juta jiwa. Maka dari itu, nantinya pembatasan pergerakan akan dikhususkan di ibukota Kuba. Menurut Dewan Pertahanan Havana mengatakan jika "Kita harus mengetatkan kontrol di area perkotaan, kita sedang berperang melawan coronavirus dan keputusan perang harus dibuat dan itu harus ketat."

Bahkan Provinsi Matanzas di bagian barat Kuba akan menutup sarana transportasi dan tidak memperbolehkan keluar rumah bagi warga yang tidak memiliki kepentingan mendesak. Hingga Selasa (06/04/2021), Kuba sudah mencatatkan kasus COVID-19 sebesar 82.601 dengan tingkat kematian sebanyak 442 jiwa.  

Baca Juga: OAS Sebut Pemerintah Kuba Lakukan Aksi Terorisme

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya