Kian Terdampak, Moldova Minta Rusia Setop Serangan ke Ukraina

Serangan Rusia membahayakan pasokan energi di Moldova

Jakarta, IDN Times - Moldova kian terdampak invasi Rusia ke Ukraina, dalam sisi terganggunya pasokan energi. Untuk itu, Moldova meminta Rusia bersedia menghentikan serangan ke Ukraina di tengah krisis energi yang menghantui negara Eropa Timur tersebut. 

Hal itu salah satunya disampaikan Kementerian Luar Negeri Moldova pada Kamis (24/11/2022) dengan memanggil Duta Besar Rusia di negaranya, Oleg Vasnetsov.

Pekan ini, perusahaan gas negara Rusia, Gazprom memutuskan mengurangi pasokan gas alam ke Moldova lewat Ukraina mulai 28 November. Keputusan ini dilandasi tudingan Ukraina sengaja mencuri suplai gas alam yang transit di negaranya. Padahal, gas itu sedianya dikirim ke Moldova. 

Baca Juga: Moldova Blokir Maskapai Air Moldova Terbang ke Rusia

1. Moldova sebut serangan Rusia ancam seluruh rakyat di negaranya

Sesuai pernyataan di atas, Kemlu Moldova menyatakan protesnya atas invasi Rusia ke Ukraina. Dengan itu, Moldova meminta agar Rusia segera menghentikan pemboman di teritori Ukraina yang mengakibatkan pemadaman listrik di negaranya. 

"Serangan brutal Federasi Rusia ke Ukraina menciptakan masalah bagi seluruh rakyat Republik Moldova. Terlepas dari preferensi politik ataupun geopolitik yang mereka anut. Rusia harus menghentikan pemboman ini," tutur Kemlu Moldova, dikutip RFE/RL.

Kemlu Moldova menambahkan bahwa rencana serangan Rusia terus menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina dalam beberapa minggu terakhir. Ini dilakukan di tengah gencarnya Ukraina mengambil alih kembali teritorinya.  Pihaknya khawatir karena sebagian besar gas dan energi dari luar negeri yang diimpor Moldova harus melalui Ukraina. 

Baca Juga: Tuding Ukraina Curi Gas, Gazprom Akan Setop Pasokan ke Moldova

2. Pemadaman listrik terjadi di sebagian besar wilayah Moldova

Pada Rabu (23/11/2022), listrik di sebagian wilayah Moldova terpaksa dipadamkan dalam beberapa jam. Ini dilakukan akibat semakin intensnya pemboman Rusia yang menyasar infrastruktur energi di Ukraina. 

"Rusia telah membiarkan Moldova berada dalam kegelapan. Perang Rusia di Ukraina telah membunuh dan menghancurkan permukiman warga sipil serta infrastruktur energi dengan misilnya. Serangan demi serangan terus berlanjut sampai sekarang di Ukraina," paparnya. 

"Warga harus mengeluarkan orang yang terluka di balik reruntuhan. Dan mereka harus berduka atas kematian orang tercinta. Hidup seseorang tidak dapat dikembalikan seperti semula," tulis Presiden Moldova, Maia Sandu, dilansir dari Balkan Insight.

Meskipun demikian, Sandu menegaskan bahwa sesulit apapun situasi yang terjadi saat ini, i akan tetap membawa Moldova ke arah kebebasan. 

Baca Juga: 50 Negara Galang Dana untuk Atasi Krisis Energi Moldova

3. Moldova percaya Rusia tidak akan setop pasokan gas ke negaranya

Kian Terdampak, Moldova Minta Rusia Setop Serangan ke UkrainaPerdana Menteri Moldova, Natalia Gavrilita. (twitter.com/natgavrilita)

Perdana Menteri Moldova, Natalia Gavrilita menyatakan bahwa belum ada tanda-tanda bahwa Rusia akan menyetop pasokan gas ke Moldova pada Desember ini. Meskipun, Gazprom telah menyatakan pengurangan gas ke Moldova lewat Ukraina. 

"Tidak ada sinyal bahwa Rusia akan menyetop suplai gas alam ke Moldova pada Desember nanti. Namun, pemerintah sudah siap dengan segala skenario sebagaimana Rusia terus menggunakan sumber daya energinya sebagai alat untuk mengancam negara lain," paparnya, dikutip Euractiv.

Menanggapi tudingan dari Gazprom, Wakil Perdana Menteri Moldova, Andrei Spinu menyebut bahwa tuduhan yang disampaikan Gazprom kepada Ukraina adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi. 

Spinu mengatakan bahwa Moldova telah mengamankan lebih dari 200 juta meter kubik Gas alam dari fasilitas penyimpanan di Ukraina. 

"Tidak ada lagi ruang untuk tekanan, ancaman, dan penipuan. Bersama-sama kami akan mendapatkan keamanan energi," tulisnya dalam akun Telegram. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya